09. Pentingnya Hubungan

1.9K 43 3
                                    

Hela'an nafas keluar dari mulut ku, diriku tidak memperdulikan hal itu. Aku mulai berbaring di jok mobil dan hendak kembali tidur.

Sekitar 10 menit lebih, pintu mobil terbuka. Aroma-aroma parfum menyengat Pria itu masuk kedalam ruangan. Aku tau jika dia masuk kedalam. Dia mencium kening ku di lanjut dengan menghidupkan mesin mobil.

Tak lama kemudian, mobil berjalan. Aku memindahkan posisi tidur ku menghadap ke pintu mobil. Tangan kanan ku mengusap kening yang meninggalkan bekas kecupan nya disana. Ku harap dia tidak mengetahui bahwa aku melakukan hal ini.

Beberapa menit kemudian, kami sampai disebuah rumah besar nan mewah. Banyak bunga-bunga cantik yang bermekaran di depan, sungguh pembukaan rumah yang bagus. Pria itu menggandeng tangan ku, mengajak ku masuk kedalam. Ternyata ini adalah rumah kedua orang tuanya.

Saat dia bilang bahwa aku akan di perkenalkan kepada kedua orangtuanya, rasa gagap langsung menyerang suasana tubuh ku. Apa yang akan terjadi di dalam nanti?

Tok, tok, tok ..

Ketukan demi ketukan berbunyi, mendatangkan seseorang untuk membuka kunci rumah dari dalam. Air liurku merosot masuk kedalam tenggorokan, aku benar-benar gagap tak main-main!

"Maaf, Mama baru buka pintunya. Mama lagi sibuk jagain si kecil." ucap Mawar, Ibu Javen.

"(Ibu nya sangat cantik)" batin ku terpesona.

"Tak apa Ma, Jev kesini bawa calon mantu buat Mama."

"(APA?! JE-JEV?! KATA DIA JEV??! JEV SI CEO ITU??? WHAT?! TE-TERNYATA ....)"

"Ah, astaga ... kamu sangat cantik sekali nak. Mari masuk, Mama ingin berkenalan dengan mu." puji Mama setelah itu menarik tangan ku. Aku di bawa masuk kedalam, dengan si Jev yang berjalan di belakang ku.

Sekilas aku menoleh kearah nya, ada senyuman lebar yang membuat ku sedikit terpana. Percaya lah, aku tidak akan semudah itu luluh. Apalagi dengan lelaki bajingan seperti Jev! Sangat menyebalkan! Kenapa aku berjodoh dengan lelaki brengsek?!

Aku duduk di salah satu sofa, dan benar saja lelaki itu duduk di samping ku. Rasa ingin ku menghindar mengembang, tetapi aku harus bersikap baik nan sopan di depan calon mertua.

"Nora ya? Jev sering membicarakan mu ke Mama. Ternyata kamu secantik ini dan seanggun ini yaa .."

"Te-terimakasih .." lirih ku malu-malu.

Mama tertawa kecil. "Gausa gugup, anggap saja saya ibu kamu. Dan mama berharap, kalian berdua tetap bersama hingga tua nanti. Mama seneng lho punya mantu kaya kamu."

"(Ntar juga cerai, mana ada cowo yang bertahan ma gue! mereka pada minggat semua! gue memang bosenin!)"

Pembicaraan pun berlanjut, hingga Jev membawaku kesuatu tempat.

Ya benar, aku dibawa kedalam kamar nya. "Tidurlah." suruh Jev padaku.

Kedua mataku berputar menandakan bahwa aku tidak suka karna ia tidak peka. "Cih! Dasar Pria tidak peka!" ketusku melipat kedua tangan ku.

"Kenapa sayang? hm? kamu minta apa?" tanya nya mengelus rambut ku.

"Ihhh! Gue tu laper! Ga ngantuk!" jawab ku tegas.

"Baiklah, tetap disini dan jangan kemana-mana. Saya akan kebawah untuk mengambil makanan untuk mu."

"Memang nya Lo takut kalau gue bakal kabur gitu?"

"Wanita seperti mu, susah di cari. Menurut lah saja pada saya."

Cup. Kecupan berbunyi meninggalkan bekas sebuah rasa cinta Jev padaku. Setelah dia mencium kening ku, Jev pergi keluar kamar meninggalkan ku sendirian di dalam. Aku terdiam terpatung karna kejut dengan apa yang ia ucapkan tadi. Baru kali ini ada laki-laki yang berkata seperti itu padaku.

Locked Heart [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang