20. Ungkapan Hati

1.2K 25 0
                                    

Sesampainya dirumah, rasa sakit pada perut ku telah pudar. Jadi aku tak perlu bercerita panjang lebar pada Mama. Yang ada, Mama pasti khawatir padaku.

Di keadaan ku yang hamil seperti ini, aku tetap menjalankan hari kuliah lho. Sebenarnya Javen sudah menyuruh ku untuk berhenti kuliah saat usia kandungan ku menginjak ke bulan 4, tetapi aku sungguh mengeyel padanya dan akhirnya Javen menuruti perkataan ku.

Suruhan Jev sama dengan suruhan para dosen di kampus. Dosen-dosen khawatir bila aku banyak menampung pikiran akibat kuliah dan berakibat vatal pada janin yang ku kandung. Tetapi tetap saja aku mengeyel dan lanjut berkuliah hingga sekarang.

Ada satu syarat, di saat aku telah lahiran nanti. Aku akan berhenti kuliah dan lebih fokus kearah rumah tangga kami. Itu lah yang suami ku minta.

Saat itu jam makan siang di kampus tiba, aku mendapat telepon dari Bunda dan mendapat omongan-omongan yang berhasil menusuk dalam hatiku.

"Nora! EMANG GA ADA BENERNYA YA KAMU JADI ADEK! LIHAT TUH KAKAK KAMU SEKARANG, DIA MAKIN DEPRESI SETELAH KAMU DATENG KE RUMAH KEMARIN!!! JUJUR KE BUNDA NORA, KAMU APAIN KAKAK KAMU HUH???"

"Nora ga apa-apain Kak Nera. Aku jujur sesuai permintaan Bunda. Kak Nera aja yang baperan Bun. Lagian Bunda gatau kan, bagaimana kenyataan yang terjadi padaku dengan dia waktu itu. Aku datang secara baik-baik, tapi Kak Nera marah-marah bahkan membentak ku keras."

"HALAH!! BOONG! KAMU PINTER BANGET BOONG YA! KAK NERA GAMAU MAKAN DARI SEMALEM PASTI GARA-GARA KAMU!"

"Udah ya Bun, Nora capek sama Bunda. Nora udah ga ngurus urusan sepele kaya gitu. Nora mau fokus kuliah sama fokus ke keluarga Nora sendiri. Dah Bun."

"ANAK KURANG AJ-"

Tutt ... tutt ... telepon telah mati.

"Keluarga Lo masih sama aja ya Nor?" tanya Sasha padaku. Benar, dia mendengar semua percakapan ku dengan Bunda tadi.

"Kurang lebih seperti itu." jawab ku mengangguk lesu.

"Lo kuat banget .." pungkas Sasha tersenyum.

"Ga seperti yang Lo katakan Sha." balasku menunduk.

"Gue salut sama Lo Nor. Btw, kurang 3 bulan lagi ni si dedek bakal lahir! Gue jadi ikut ga sabar Nor."

"Jenguk gue pas gue udah lahiran ya!"

"Hoho! Iya dong, gue bakal jadi tante habis ini." ucap Sasha di lanjut dengan tawa'an nya.

"Haha, ada-ada aja."

"Nora." panggil seseorang dari belakang ku. Aku menoleh begitu juga dengan Sasha yang melihat orang itu. Ekspresi Sasha seketika berubah, dia sekilas melihat ku.

"Boleh ngobrol sebentar?" aju Farez, siapa lagi kalau bukan mantan pacarku.

Aku menggeleng kepala pelan dan menghembuskan nafas. "Ok." ucapku berdiri dari tempat. Farez membantu ku berdiri dengan memegang salah satu lengan ku.

"Lepasin tangan Lo." ketusku, Farez menunduk lesu dan melepaskan tangan nya dari sana.

"Sha, bentar ya. Entar gue balik kesini lagi kok, tungguin ya." pesan ku pada Sasha. Sasha mengangguk hanya menunjukkan jari jempol nya.

Kemudian aku dan Farez berjalan bersampingan dengan jarak yang membuat posisi kami sedikit berjauhan.

"Lo mau ngomong apa lagi?" tanyaku ingin cepat-cepat berakhir.

"Duduk sini, nanti Lo capek berdiri." kata Farez menyuruh ku. Kami berdua duduk di salah satu bangku milik taman kampus.

Ku terdiam menunggu ia lebih dulu bicara. "Gimana kabar Lo?" tanya Farez memulai pembicaraan.

Locked Heart [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang