15. Pingsan

1.4K 35 1
                                    

KEESOKAN HARINYA - 09.10.

"Ra! Maksud Lo kemarin itu apa?! Gue kaget anj. TIBA-TIBA JEV MUNCUL, TRS MANGGIL LO SAYANG????! WHAT?? ITU CUMAN SETTINGAN KAN??"

"Pelan-pelan kalo ngomong Sha! gue udah kena bully ma adek-adek yang kemarin. Baperan amat jadi mahasiswi junior." cetusku melipat kedua tangan ku.

"Namanya juga fans, gue juga pernah ada di posisi mereka Ra. Lo jangan ngehalu napa, Jev bukan milik Lo. Jev milik semua fans nya."

"Ooo jadi selama ini Lo nge fans sama si Jev." lirih ku memutarkan kedua bola mataku.

"Haha iya kenapa? Gue rada iri ma Lo karna username Insta Lo di tulis di bio dia. Pasti dia ada rasa suka ke Lo." ungkap Sasha mulai lesu.

Ku terdiam menatap nya. "Jadi, kalian bener-bener ada hubungan tersembunyi ya? Kok Jev kemarin manggil Lo sayang?" tanya Sasha yang benar-benar sangat ingin tau.

"Semua jawaban ada di tangan Jev, bukan di tangan gue. Gue gabisa jelasin semuanya." ucapku mengalihkan pandangan.

"Hnghh ... menyebalkan! Seharusnya gue yang ada di posisi Lo!" lanjutnya hentak.

"Sha. Dengerin gue, gue ga ada maksud apa-apa sama Jev. Jev yang datang ke kehidupan gue! Bukan gue yang caper ke dia atau apa Sha!" jelasku dengan tegas.

"Udahlah, gue gamau debat ma Lo! Gue lagi sebel ma Lo!"

"Sebel atau iri Sha?" ajuku membuat Sasha terdiam mengepalkan kedua tangan nya.

"Lihat saja nanti!" pekik nya padaku dan kemudian pergi meninggalkan ku di balkon kampus.

Apakah ini akhir dari persahabatan kita? Secara perlahan, pikiran berat mulai merasuki kepalaku. Aku tetap berjalan meskipun rasa pusing menyerang. Jujur, aku menyesal karna tak menuruti omongan Jev. Jev bilang padaku, dia melarang ku untuk pergi ke kampus hari ini. Semua itu karna aku hamil dalam tahap awal.

Tetapi maaf, aku tetap saja berangkat ke kampus. Aku tidak mau meninggalkan tes yang sudah di rencanakan 2 minggu yang lalu. Tes di adakan secara perwakilan satu anak per kampus nya. Dan akulah mahasiswi yang di pilih. Karna hal itu, aku tidak mungkin meninggalkan tes yang diadakan hari ini.

Aku tidak bilang pada Jev jika aku ada tes hari ini. Aku bahkan belum mengabari nya jika aku masuk kuliah hari ini. Setelah pertengkaran yang terjadi antara aku dan Sasha, tiba-tiba saja rasa pusing menyerang kepalaku. Aku ingin pulang tetapi ... aku ingin sekali mendengar pengumuman tentang tes nya.

"Sha? Hei, ada yang mau gue omongin." ucap seseorang yang berhenti di hadapan ku. Otomatis langkah berat ku berhenti seketika. Ku mendongak kan kepalaku, melihat mengarah orang itu.

"Farez?" lontar ku.

"Lo kenapa?" tanya mantan pacar ku itu.

"Gapapa, minggir Lo!" pekik ku mendorong lengan nya ke samping. Dan saat aku hendak berjalan maju, salah satu tangan nya berhasil menghalangi ku.

"Ck! Brengsek! Minggir Lo! Lo mau apa lagi ke gue?!" pekik ku sentak.

"Balikan."

Balasan nya membuat ku tertawa. "Hah? Balikan? Gue ga salah denger kan? si TASYA KURANG CANTIK KAH? TASYA KURANG PERHATIAN KE LO KAH?! ITU KAN SELINGKUHAN LO, YANG PALING LO BANGGA-BANGGAIN!"

"Nora, dengerin penjelasan gue--"

"MINGGIR LO BRENGSEK!!!" sentak ku hendak menyamping. Tetapi, Farez menghalangi jalan ku.

"Maaf Ra. Gue salah, gue pengen bareng-bareng lagi ma Lo. Gue mohon, gue butuh Lo dihidup gue ... gue bakal ngerubah semuanya. Gue bakal serius ma Lo kedepannya! Gue mohon .. kasih gue kesempatan lagi Ra .." lirih nya.

Locked Heart [LENGKAP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang