2 bulan kemudian ...
Dua bulan telah berlalu, kini mereka telah sah menjadi pasangan suami istri. Kandungan Nora sudah tampak mengembang, tentu Jev sangat senang dan tidak sabar atas kehadiran anak pertama dan cucu pertama Mawar.
Sangking sayang nya dengan Nora, Mawar terus memperingati Javen agar terus menjaga dan membantu Nora.
Di masa-masa kehamilan seperti ini, memang butuh penyemangat yang lebih. Lalu Nora? Bagaimana dengan Nora? Apakah dia ada perubahan selama dua bulan ini? Apalagi ini adalah akhir bulan.
"Nanti kalau kamu capek, telepon Mas. Okay? jangan bandel." pesan Jev padaku. Kedua mataku berputar dan menjawab. "Iya .. iyaa .." jawab ku memanjangkan kata.
"Baiklah, belajar yang pinter sayang .."
Jev melambaikan tangan nya kearah ku, aku tidak membalasnya sama sekali dan langsung berbalik badan tanpa menoleh sedikit pun ke belakang. Jika bukan karna anak yang ku kandung, pasti aku tidak akan menikah dengan Pria seperti dia!
Yup, Nora masih sama. Dirinya belum mampu membuka hati untuk sang suami. Lalu, bagaimana hubungan pertemanan Nora dengan si Sasha?
"Nora!" panggil Sasha menghampiri ku. Begitu juga aku yang berlari mengarah nya.
"EH! EH! EH! LO JANGAN LARI-LARI ANJRIT!" sontak Sasha panik saat melihat ku berlari.
"Memang nya kenapa?" tanyaku tak ada paham nya.
"Lo lagi hamil bego! Gimana si, malah nanya kenapa." sentak Sasha. "Alah, Kandungan gue masi 1 bulan doang. Gapapa lah kalo lari-lari." balasku membuat Sasha bergeleng kepala.
"Gue jadi penasaran sama suami Lo, pasti dia sabar banget ngadepin Lo yang kek gini yak." kata Sasha.
"Ish!" lontar ku tak suka.
"Lagian Lo ngapa si masi kuliah? Para dosen juga heran bat ma Lo yang masih demen-demen nya kuliah, padahal mah udah hamil 2 bulan." pungkas Sasha terheran-heran.
"Biar anak gue ikut pinter Sha." jawab ku datar, Sasha refleks tertawa bahak.
"Hahaha! Astaga Nora ... ada-ada aja Lo!" kata Sasha menepuk pundak ku.
"Eh btw, hampir semua mahasiswa-siswi disini sekarang kenal ma Lo lho!" sambung Sasha, kedua matanya berbinar.
Raut muka ku berubah seketika. "Kenal sama gue? Gue aja kaga kenal ma mereka. Memang nya kenapa?"
"Ya .. semenjak Lo nikah sama Javen. Dan semenjak Javen nge publish Lo di akun Instagram nya, Lo makin terkenal Nor! Keren, keren!" puji Sasha penuh takjub.
"Biasa aja Sha. Lagian gue terkenal bukan karena usaha gue, melainkan karna suami gue." pungkas ku.
"Haha, sama aja kali. Lo beruntung banget yaa ..."
"Nora." panggil seseorang dari arah belakang ku. Refleks ku menoleh dan .. "Ya?" tanyaku datar.
"Boleh ngobrol sebentar?" aju lelaki itu bertanya.
Aku dan Sasha langsung saling bertatapan sekilas. Sasha mengangguk dan membiarkan ku untuk berbicara dengan lelaki itu.
"Ada apa?" ajuku lebih dulu.
"Gue perhati-perhatiin lagi, Lo orang nya baik banget dan asik yaa .. jarang lho ada cewe kaya Lo. Lo juga cantik plus pinter."
"Jadi? Lo ngobrol sama gue cuman niat buat muji gue gitu?"
"Eee .. t-tidak .. jujur Ra, gue suka sama Lo. Lo mau ga jadi pacar gue?"
Aku tampak biasa saja saat lelaki itu mengajukan pertanyaan yang akhir-akhir ini sering ku dengar. Dan jawaban ku tetap sama. Aku terdiam tak membalas satu kalimat pun, tetapi tangan kanan ku terangkat dan memperlihatkan sebuah cincin yang ku pakai tepat di jari manis ku.
"Ah, maaf .. gue gatau."
"It's okay. Have a nice day." ucapku lalu pergi tinggal.
Aku kembali menghampiri Sasha yang tengah menunggu ku di dekat lorong kampus.
"Sha." panggil ku.
"Gimana? udah?"
"Udah, ke kelas yok. Kaki gue pegel." Aku menggandeng tangan Sasha dan kemudian kami berjalan berdampingan menuju kelas.
Sesampainya di kelas, aku duduk lega merasakan nafas-nafas ku yang masuk keluar secara tidak normal.
"Mending Lo pulang deh Nor .." lirih Sasha memegang dahiku. Dia tampak khawatir. "Gue gapapa kok, cuman capek jalan aja." balasku melepaskan tangan Sasha.
"Padahal Lo cuman jalan, tapi nafas Lo udah kaya gitu. Nanti kalo ngerasa gaenak bilang ke gue ya Nor. Jangan diem mulu. Gue gini karna gue juga disuruh suami Lo." kata Sasha.
"Iya, gue tau kok." respon ku, aku menenggelamkan kepala ku pada kedua lengan ku yang membentuk silang.
"Btw, Lo tadi di tembak cowo lagi ya?" tanya Sasha duduk di samping ku.
"Kalo udah tau ngapain nanya." jawab ku. "Sebenarnya, orang yang tadi nembak Lo itu orang yang gue suka." lontar Sasha. Refleks ku terkejut mengangkat kepala.
"HAH?! Sha .. gue-" kejut ku. "Santai .. santai .. gue gapapa kok Nor. Cuman kaget aja gitu, ternyata dia suka sama Lo." ucap Sasha penuh lesu di akhir.
"Sha. Maaf .." lirih ku memegang tangan nya.
"Lo ga salah apa-apa." pungkas Sasha tersenyum lembut.
"Gue bisa bantu Lo kok, Sha."
"Eh jangan Nor. Ini ga penting, Lo gausa ngurusin percintaan gue yang ga ada apa-apa nya. Mending Lo fokus ke percintaan Lo. Gimana? Lancar kan?"
"Kenapa Lo nanya gitu?" lontar ku menaikan satu alisku.
"Gue nanya gitu karna gue tau, semenjak Lo putus sama Farez. Lo bilang ke gue kalo Lo ga bakal ngebuka hati ke lakik baru. Lo bilang ke gue kalo Lo trauma. Tapi, hubungan Lo sama suami Lo aman-aman aja kan?"
"Aman Sha." balasku singkat, aku mulai melamun jeru.
"Maaf Nor, bukannya gue ikut campur ya. Kek nya dari segi wajah Lo yang sekarang, Lo masi belum berani buat ngebuka hati."
"Itu sulit, gue gabisa .."
"Lo pasti bisa kalo Lo mulai ngerasa kesepian tanpa orang yang selalu ada buat Lo. Contoh nya di kehidupan nyata, siapa lagi kalo bukan suami Lo sendiri."
Ku terdiam bisu, perkataan Sasha memang benar. Aku sudah keterlaluan ke Javen, tetapi .. bagaimana bisa dia sesabar itu menghadapi ku?
"Lo pernah cerita ke gue, kalo Jev cinta ma Lo. Tapi Lo nya ngga ada perasaan ke dia. Kasian kalo ga Lo bales pake perasaan juga. Lo ga perlu kok ngebales cinta nya, tapi hargai dia sebagai suami Lo." tegur Sasha.
"Gue bakal ngurus itu nanti." ucapku mengalihkan topik, aku kembali menenggelamkan kepala ku pada silangan kedua lengan ku. Dan mulai tenggelam kedalam pikiran ku.
Aku bahkan tidak tau mengapa hatiku sangat tertutup rapat. Mampukah aku membuka hati? - Nora
°=°
KAMU SEDANG MEMBACA
Locked Heart [LENGKAP]
RomanceSelain gagal dalam hal keluarga, Nora juga selalu gagal dalam hal percintaan yang membuat nya susah untuk membuka hati kepada Pria baru. Lalu siapa sangka dia berjodoh dengan CEO tampan yang ternyata selama ini terus meneror nya di pesan chat! Lanta...