17

6.1K 332 15
                                    


Oke guys hari ini aku up lagii yeyyy!!!


Kalo ada typo tandain ye guys!

Happy reading...































"Stop!" Ujar seseorang dari arah pintu, sontak semuanya menoleh kearah nya, temasuk Papa Lyana yang ucapannya di potong oleh mahkluk yang baru datang itu.

"Raka? Kamu sudah pulang nak?" Ujar Papa Lyana lembut.

"Seperti yang papa liat," ujar Raka, papa Lyana menghela nafas kasar.

Lyana melangkah maju menjauhi keluarga cemara tersebut, namun langkahnya lagi-lagi terhenti akibat suara papanya.

"Berhenti kamu Lyana! Mau kabur kamu hah! Dasar pembunuh ulung!"

'Kenapa dada gue sakit, apa ini perasaan Lyana yang asli Ck! Lemah!' Batinnya

" Stop pah!" Raka

"Kenapa Rak? Jangan bilang kamu mau belain dia!" Ujarnya sambil menunjuk kearah Lyana.

"Dia yang papa tunjuk itu adik Raka pah!" Ujar Raka sedikit membentak, jujur ia capek, setiap ayahnya pulang kerumah, ia selalu menghiraukan Lyana dan selalu berbicara bahwa Lyana adalah pembunuh.

"Kamu membentak papa hanya karena dia Raka?" Ujar Papanya tak percaya, anak kesayangannya membentaknya hanya karena seseorang yang telah membunuh kedua orang tuanya? Benarkan ini Raka anaknya?

"Pah!"

"Kamu benar-benar berubah Raka! Mana anak kesayangan papa? Hanya karena wanita pembunuh itu kamu sampai membentak papa!"

"Mas! Lyana juga anak kamu! Dia bukan pembunuh!" Kini Margareth yang bersuara.

sampai kapan suaminya harus menuduh putrinya sendiri? Sungguh seorang ibu mana yang hatinya tidak akan sakit, ketika suaminya sendiri menuduh anaknya, bahwa putri mereka lah yang membunuh kedua orang tua nya.

'Ya Allah, sampai kapan suami hamba menuduh putrinya sendiri? Kasian putri hamba ya Allah.' Batin Margareth, ia ingin menangis, namun ia tidak ingin membuat kedua anaknya khawatir.

"Diam Margareth, dia bukan anakku! Melainkan hanya seorang hama yang harus dibasmi!"

Deg..
Margareth, Raka, dan Lyana terpaku mendengar ucapan Arka suaminya. Raka tidak menyangka bahwa papanya sebenci itu pada Lyana.

"Berhenti Mas! Aku yakin bukan Lyana yang bunuh Mama sama Papa!" Ujar Margareth, ia tidak terima anaknya difitnah bertahun-tahun.

Margareth masih berpikir dan berdo'a, bahwa bukan putrinya lah yang membunuh mertuanya.

"DIAM! SAMPAI KAPAN KAMU MAU MEMBELA ANAK ITU!!" Ujar Arka penuh amarah.

Lyana, dia sekarang mematung ditempat, seumur-umur, Lyana atau Aily tak pernah mendapatkan perlakuan seperti ini.
'Apa yang harus gue lakuin?' Batinnya,

Aily menatap atap-atap rumahnya, telinganya masih mendengar perdebatan antara pasangan suami istri itu.

'Lyana, lo dimana? Gue pengen pulang!' Batinnya menatap langit-langit rumah itu.

Raka melihat Lyana yang mematung, ia menjadi tidak tega. Selama ini, sikapnya selalu dingin pada adik perempuan satu-satunya.

Raka mengerang keras, membuat pasutri yang tengah berdebat pun kaget, dan menoleh ke arah Raka.
"Arghhhhhhhhh!!!!!"

"Raka kamu kenapa nak?" Margareth dan Arka kawatir dengan amarah Putra mereka.

"Mama papa bisa gak diem! Stop ungkit-ungkit kejadi an itu!" Ujar Raka penuh penekanan.

ANTAGONIS NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang