21

4.9K 263 12
                                    

Jam dinding menunjukkan waktu pukul 00.00 WIB. Dan Lyana baru pulang, setelah bermain-main di wahana pasar malam.

Lyana mengendap-endap berusaha tidak mengeluarkan suara sedikitpun, agar penghuni neraka tidak terbangun, eh typo maksud nya penghuni rumah yang bak nerakoy tidak terbangun.

Lyana membuka pintu dengan sangat pelan, ia terheran mengapa pintu nya tidak terkunci, tapi syukurlah ia jadi bisa masuk ke dalam rumah.

Saat Lyana membuka pintu dan melangkah kan kakinyamasuk, lampu ruangan tiba-tiba menyala. Lyana mematung, ia tertangkap basah walaupun ia tidak habis kehujanan.

Lyana melirik kearah mata tajam setajam silet yang melihat kearah nya dengan penuh amarah, siapakah itu..?? yap benar beliau adalah pak tua jahanam, eh maksudnya ayah Lyana.

Canda ya pak, gak maksud kok:)
(Andin takut kualat)

"Dari mana kamu!" Tanya Ayah Lyana, yang tidak mengalihkan pandangan nya terhadap Lyana

Lyana menegak kan badannya, "pa-

"Saya tidak butuh pengakuan dari dirimu! Pasti kamu habis ngel*nte kan!" Ujar nya menyudut kan Lyana

"Loh kok tau?" Ujar Lyana polos, aishh bukan nge lontong sate woiii!!

Arka langsung menjambak rambut Lyana kasar, membuat Lyana meringis kesakitan.
"Oh, akhirnya kamu mengakui nya dasar murahan!" Ujar Arka langsung membenturkan kepala Lyana ke dinding.

"Sudah menumpang, keluar rumah senenak nya! Sangat tidak tau diri! Dasar pembunuh!" Ujar Aska dengan menendang Lyana.

Lyana mendongak, dengan darah yang menetes dari jidat nya, dan sudut bibir nya juga mengeluarkan darah segar.

Lyana mengusap darah dari sudut bibirnya kasar. Ia melihat Arka dengan mata yang memerah.

Brakk..
Arka mendendang Lyana lagi dan lagi, hingga Lyana terkujur lemah, Margareth dan Raka yang mendengat keributan pun langsung turun.

Begitu terkejutnya Margareth melihat anak perempuannya yang bersimbah darah, terkapar lemas tak berdaya di lantai. Udah kek mau sekarat

"LYANA! MAS!" Teriak Margareth, langsung menghampiri Lyana yang terkulai lemas.

"Apa yang kamu lakukan mas!" Bentak Margareth pada Arka suami nya.

"Pergi dari situ Margareth, jangan halangi aku untuk membasmi hama yang ada di hadapan ku ini!"

"Hama yang kamu bilang itu adalah anakku!" Amarah Margareth memuncak, ia menangis melihat darah yang membasahi tubuh anak nya ini.

"Kau sebut dia anak? Haha jangan melawak margareth!"

"CUKUP! PAPA APAIN ADEK AKU PAH!" Geram Raka mendekat kearah Mama dan Adiknya

"Jangan ikut campur, Raka! Lagi pula apa pedulimu dengan dia!" Ujar Arka menunjuk ke arah Lyana

"Orang yang papa tunjuk adalah adek raka pah!" Ujarnya dengan nada penuh penekanan

"HAHAHAHAH Adek? Sejak kapan kamu mengakui dia adek kamu? Setelah dia membunuh Kakek dan Nenek kesayangan kamu?"

"Konyol, Anda sangat konyol! R-raka yakin, kalau bukan Lyana yang melakukan itu semua pah!" Ujarnya geram, setelah itu Ia langsung berjalan kearah Lyana yang dipeluk oleh Mamanya

"Ly, lo harus bertahan dek!" Ujar Raka langsung menggendong Lyana menuju rumah sakit

"C-cepetan b-bego g-gue sek-arat.." ujarnya tertatih tatih, apakah dirinya akan meninggoy kedua kalinya?

ANTAGONIS NovelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang