***
Adeardo.mhrdk
Ra
Pesan yang baru saja Ardo kirim pada Ara memunculkan notifikasi pesan baru di Instagram milik perempuan itu. Sampai saat ini mereka belum juga saling bertukar nomor.
Arabelle_mhswr
Apa?
Adeardo.mhrdk
Lo gapapa kalo besok gue ajak keluar?
Arabelle_mhswr
Nggak salah nanya gini?
Ara terheran memandangi pesan tersebut. Laki-laki yang seringkali mengajaknya pergi tanpa tanya Ara keberatan atau tidak, tapi hari ini untuk pertama kalinya laki-laki itu bertanya demikian kepadanya.
Adeardo.mhrdk
Ya, maksud gue kan bokap lo di rumah, takutnya ganggu waktu kalian
Sejak kejadian kemarin, Ardo tahu bahwasanya perempuan itu bukanlah anak yang bisa bertemu dengan ayahnya setiap hari. Ardo merasa tak enak jika mengganggu waktu yang singkat itu, terlebih itu waktu bersama orang yang dinantikan kehadirannya.
Arabelle_mhswr
Ayah di rumah semingguan, lagian aku juga mau beli buku
Adeardo.mhdk
Keadaan om Ferdi gimana?
Arabelle_mhwr
Baik-baik aja
Balasan yang cukup melegakan bagi Ardo, juga bagi orang-orang yang sedang mengalami kekhawatiran terhadap seseorang. Dulu, Ardo tak menemui kata-kata itu saat papanya mengalami kecelakaan.
Untuk Minggu ini, ayah Ara akan berada di rumah seminggu penuh. Ferdi mendapatkan reward dari perusahaan atas kinerjanya yang bagus. Ferdi bebas memilih reward apa saja yang dia inginkan selama itu masuk akal.
Adeardo.mhrdk
Ya udah, besok gue jemput jam 1
Arabelle_mhswr
Iya, di halte aja
Adeardo.mhrdk
Iyaa
Esok harinya, di hari Sabtu, Ardo mengendarai motor miliknya menuju ke tempat yang sudah Ara tentukan untuk menjemput perempuan itu.
"Nih, helmnya." Setelah sampai ditempat dimana Ardo akan menjemput Ara, laki-laki itu menyodorkan helm ke perempuan yang kini sudah beranjak dari kursi halte dan berdiri di sebelah motornya. Helm itu sengaja selalu Ardo taruh di bagasi motor untuk bisa Ara digunakan.
"Makasih," kata Ara mengambil helm dari tangan Ardo, memakainya dan langsung naik ke motor setelah pemiliknya memberi kode dengan gelengan kepala yang menunjuk ke arah jok belakang, naik.
"Mau kemana?" tanya Ara di tengah perjalanan.
"Ke mall," balas Ardo.
"Cari?" tanya Ara lagi.
"Barang," jawab Ardo ambigu.
"Oh," jawabnya singkat menanggapi jawaban yang tidak spesifik itu.
"Cari laptop, Araaa." Menyadari kekesalan perempuan itu, Ardo menjawab ulang pertanyaan Ara dengan perkataan yang lebih baik untuk bisa didengar.
Tanpa Ara sadari ada senyum yang terbit di bibirnya karena perkataan Ardo. Menggemaskan, namun juga sedikit menggelikan baginya. Tak selang lama senyum itu ia paksa untuk berhenti. Bagaimana bisa ia tersenyum seperti itu, cukup aneh rasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semoga (On Going)
Ficção AdolescenteTentang pertemuan itu, Ara tidak menginginkannya. Jika semesta mengizinkan, semoga tidak ada lagi segala bentuk pertemuan antara dia dengan laki-laki itu. Namun, perihal katanya dunia ini sempit, ternyata memang benar adanya. Mereka kembali bertemu...