5. First Day

172 12 0
                                        

***

Hari ini rasanya berjalan begitu cepat bagi Ara. Bel baru saja berbunyi dan menemui Ardo adalah hal yang akan perempuan itu lakukan selanjutnya. Tepat satu hari setelah persyaratan itu diterima, Ardo langsung meminta Ara untuk pergi menemuinya di taman sepulang sekolah.

"Ish, males banget ketemu dia." Ara berjalan pelan di koridor, luka yang ada dilututnya kemarin belum juga mengering.

Perempuan berkuncir kuda itu berjalan menuju taman saat keadaan sekolah sudah tidak terlalu banyak orang disana. Ia tak mau jika ketiga temannya mengetahui pertemuannya dengan Ardo, pasti mereka akan menggoda Ara. Beruntungnya Ardo tak mempermasalahkan hal itu, asal perempuan itu tetap menemuinya.

"Apa sih susahnya diwawancara? Rempong banget harus pakek syarat," gerutu Ara pelan, namun masih bisa didengar oleh seseorang yang kini tengah berdiri dibelakangnya.

"Ngomong apa barusan?"

Ara membalikkan badan saat suara itu baru saja masuk dipendengaranya dan mendapati Ardo yang entah dari kapan sudah berdiri dibelakang sana.

"REMPONG, KENAPA?!" jawab Ara tak takut.

"Mulutnya biasa aja, itu dikuncir bisa." Laki-laki itu kini memposisikan diri disamping Ara.

"Nggak usah menghina ciptaan Tuhan."

Ardo hanya menghela nafas menghadapi perempuan yang bersamanya kini, lalu menarik tangan perempuan itu dan membawanya pergi dari sana. Ara tersentak. Beberapa ocehan tak terima juga cubitan tak henti-hentinya Ara berikan pada Ardo.

"Sakit curut!" keluh Ardo sesampainya mereka di depan parkiran sekolah.

"Kamu itu curut, narik seenak jidat, kakiku lagi sakit tau nggak!"

Ardo melirik ke arah lutut perempuan itu dan mendapati luka di sana. "Maaf."

"Hmm," balas Ara membuang muka.

"Diem disini, gue mau ambil motor," perintah Ardo yang mengeluarkan kunci motor dari tas miliknya.

"Motor siapa?" tanya Ara penasaran, karena yang perempuan itu tahu laki-laki ini menggunakan mobil ketika sekolah.

"Motor bapak lo kali," jawab Ardo yang kemudian beranjak meninggalkan Ara yang mendengus kesal mendengar jawaban laki-laki itu.

Deruman lembut suara motor Vespa milik Ardo mulai terdengar mendekat. Laki-laki itu memberhentikan dirinya tepat didepan Ara.

"Mau ke taman sekolah aja bawa motor," ucap Ara terheran.

"Gak jadi ke taman, mau ke toko sepatu."

"Hah? ngapain?"

"Ya, menurut lo ke toko sepatu ngapain?"

Ara menatap tak enak pada laki-laki itu. "Tapi kemarin janjinya ke taman doang, ya."

"Gue ralat."

"Baru kenal juga udah bohong."

"Udah, nurut aja! Nggak bakal gue nyulik cewek kaya lo," jawab Ardo mengerti apa yang ditakutkan perempuan itu.

"Gausah sok yes." balas Ara cepat.

"Emang yes." balas Ardo yang juga tak kalah cepat.

"Enggak!"

"Yaudah iya, terserah lo. Cepet naik!"

***

Ara memainkan jari-jarinya bosan, menunggu Ardo yang belum juga selesai memilih sepatu untuk laki-laki itu beli, "Lama banget tau gak sih milihnya."

Semoga (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang