JANGAN LUPA FOLLOW AKUN MEDIA SOSIAL HOTKOPILATTE :
INSTAGRAM : -aksaralatte
-nadpilatteTIKTOK : hotkopilatte
TWITTER : hotkopilatte•
•
•
HAPPY READING!
•
•
•
Langkah demi langkah Lava ambil dengan terburu-buru. Berharap kedua tangannya yang masih berfungsi dengan baik itu dapat segera membungkam mulut Shaga. Cowok yang berteriak tak mengenal waktu. Namun, begitu langkahnya sampai pada penghujung tangga terakhir, justru yang Lava temukan adalah perkiraannya yang meleset jauh. Alih-alih membungkam mulut Shaga, Lava nampaknya perlu membungkam mulutnya sendiri yang kini tengah menganga lebar.
Lava terkejut. Sebab Shaga sedang duduk dengan anteng di ruang tamu rumahnya. Bercengkrama akrab dengan ayah dan mama. Bahkan sempat terbesit dibenak Lava, mungkinkah Shaga sahabat karib dari ayahnya? Sahabat semasa Paud mungkin? Aish jangan konyol, kalo kenyataannya begitu, bukankah Lava harus memanggil Shaga dengan panggilan 'Bapak'? Atau mungkin 'Om'? Om Shaga?
Arghhh! Membayangkannya saja Lava tidak sanggup.
Tapi, jangan salahkan Lava apabila pemikiran konyol itu menyergap isi kepalanya. Sebab... sebab mereka tampaknya sudah sangat akrab untuk disebut sebagai pertemuan pertama.
"Eh, itu Lava-nya udah turun," suara Mama menyapu habis sari-sari pemikiran konyol di kepala Lava.
"Lo mau ngapain lagi si malem-malem begini? Nggak bosen ketemu gue mulu? Seharian ini aja lo udah bareng gue!" cerocos Lava.
"Lava, nggak boleh gitu sayang," tegur Mama.
Belum sempat Lava menimpali, suara Shaga menginvasi terlebih dahulu. "Kapan kita main bareng?"
Lava melongo,"l-lah tadi?!"
"Ngaco," ucap Shaga yang meninggalkan tanda tanya besar bagi Lava. Nyaris saja Lava mengumpat kasar, sebab bagaimana mungkin Shaga berucap seperti itu?!
"Makanya sekarang aku mau ngajak kamu keluar, kan seharian kita belum ketemu," ajak Shaga.
"Ya udah kalo gitu tante sama om tinggal dulu, ya? Kalo kalian jadi pergi jangan pulang terlalu larut," ucap Ayah Lava seraya bangkit dari duduknya.
"Ingat, hati-hati nanti kalo jadi keluar," tambah Mama. Shaga pun mengangguk sopan seraya tersenyum manis," siap, om, tante!" jawabnya.
Setelah melihat Ayah dan Mama menaiki tangga dan masuk ke ruang kerja, Lava lantas mendengus, "aku-kamu, tadi siang aja pake lo-gue!"
"Tergantung situasi kondisi. Sekarang kondisinya enak buat aku-kamu-an. Eh, ayang-ayangan oke juga tuh," ledek Shaga yang langsung membuat Lava mengambil bantal sofa, hendak melemparkannya ke muka Shaga.
"Nggak usah ngaco lo!"
Shaga tertawa renyah. "Ya udah ayok kita keluar. First date hehe."
"Dih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
EPOCH [Selesai]✓
Novela JuvenilLavanya Yozita harus mengalami hal aneh di hidupnya. Karena setelah kecelakaan malam itu, dunia Lava berubah 360°. Lava mulai menjalani kehidupan aneh dan penuh teka-teki. Mulai dari bertemu Shaga, si pemuda asing yang perlahan-lahan berhasil menga...