[27] Isyarat Mimpi

731 167 3
                                    

Instagram : aksaralatte

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Instagram : aksaralatte

Bab ini mungkin banyak paragraf panjang dan berisi sedikit percakapan. Tapi aku mau kalian jangan lewatkan satu pun kalimat di bab ini, karena bab ini akan menjawab banyak sekali pertanyaan kalian selama ini.

Jadi, jangan lewatkan satu pun kata di bab ini yaa, biar nanti lanjut bab selanjutnya bisa nyaman dan nggak ada lagi kebingungan.

Happy Reading!

🌷🌷🌷

Jika ada malam yang selalu ingin aku bunuh dengan esoknya. Mungkin itu malam ketika Shaga melepas pelukan dengan pamit yang sama, "kita ketemu lagi besok."

Lalu jika ada malam yang selalu ingin aku selami dalam-dalam hingga bersembunyi dari esoknya, mungkin itu malam dimana ada Shaga yang bersedia merauk seluruh sepi, Shaga menemani.

Namun jika ada malam yang tak ingin aku lewati, malam yang jika aku bisa, aku ingin menyekatnya dengan senja yang berumur panjang. Itu adalah malam dimana aku tau, Shaga akan pergi bersamaan dengan sang penulis yang menghapus Shaga dari karya tulisnya.

🌷🌷🌷

Hari yang melelahkan memang terus terulang. Meski tak diminta, mereka datang menyentak jiwa. Bahkan, kerap kali kaki seakan tak mampu lagi menopang segala lelah. Yang tersisa hanya sisa tenaga, sisa kekuatan yang dipertahankan mati-matian. Digenggam erat bersama raga yang terkikis oleh perih dan kecewa.

Lembaran demi lembaran terus berganti, menjadikan cerita itu terseret gelombang gelisah, hampir terjatuh ke jurang epilognya. Menebas habis penggalan-penggalan sastra yang membawakan romansa dan cita. Menggulung habis aksara-aksara yang telah membentang di sepanjang jalan karangan.

Temaram lampu di halaman rumah tak membuat Lava lelah meniti tiap lembaran buku bersampul cokelat dalam genggaman. Lava kini mulai mengerti, buku itu awalnya hanyalah jalan cerita indah yang dibuat penulisnya. Namun, kala takdir membawanya masuk ke dalam dunia yang dikarang sang penulis, Lava tak mampu memahami segala pesan di karangan ini. Sebab itu, ada sebuah dosa yang mungkin tanpa sengaja terjadi hingga jalan cerita ini bak ditarik oleh semesta. Tinta-tintanya menghilang, yang tersisa hanyalah kutukan pahit.

Seperti saat ini, Lava membalikan halaman awal, di sana ada cerita-cerita yang persis sekali dengan hari-hari kemarin yang telah ia lewati. Bahkan karakter Shaga nyata terpampang di sana. Namun, untuk halaman kosong itu adalah halaman yang belum dirinya lewati. Halaman misterius, halaman yang tak menutup kemungkinan akan ada kutukan di sana.

"Gue mau ada bahagia di akhir cerita ini," gumam Lava seraya mengusap halaman kosong di bagian paling belakang.

Dan ketika Lava membalik halamannya ke depan, ia menemukan sebuah tulisan yang seakan berhasil menekan udara di sekitarnya. Lava kesulitan bernafas, sebab sakit pada hatinya sudah menguasai diri. Kalimat itu..

EPOCH [Selesai]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang