"Buktikan. Jika kau memang begitu mencintai putriku, maka satu-satunya cara untuk melindunginya adalah...
memenjarakan kakekmu",
Taehyung terdiam. Ia mencoba mencerna segalanya. Ia benar-benar tak berkutik. Otak dan segala pikirannya yang berkecamuk benar-benar mencerminkan benang kusut.
"Tentukan pilihanmu, nak. Kakekmu atau putriku",
"Appa!", Sooyoung muncul begitu saja begitu selesai dengan aksi mengupingnya. Mata wanita ini benar-benar menatap tajam ayahnya.
"Jangan memberinya pilihan yang sulit. Aku tidak suka! Ini hubunganku dengan Taehyung bukan hubungan appa dengannya. Aku yang berhak memberikan pilihan padanya", Sooyoung berujar dengan tegas pada ayahnya. Keduanya kembali menyambarkan percikan api.
"Soo... Jebal! Sampai kapanpun aku tidak akan memaafkan orang yang menyingkirkan Jinri", suara ayahnya bergetar membuat pandangan Sooyoung yang sebelumnya membara mulai meredup.
"Appa... Kakeknya juga kehilangan anaknya. Taehyung kehilangan dua orang tuanya, itu sudah berat untuknya. Dan kini kau memintanya untuk menyingkirkan kakeknya secara tidak langsung? Kau gila, appa!",
"Soo. Gwenchana", Taehyung mengumpulkan semua kesadaran dirinya. Semangat yang sebelumnya berapi-api dalam dirinya untuk segera menikahi Sooyoung mulai hilang. Ekspektasinya di hancurkan oleh kenyataan di masa lampau yang nyatanya mencabik-cabik hatinya dan membuat batinnya ragu.
"Aku akan mempertimbangkan pilihanmu baik-baik ahjussi",
"Apa? Mempertimbangkan? Tae! Apa maksudmu? Berarti persentase kemungkinan kau menyingkirkanku dari hidupmu itu ada?", Sooyoung menatapnya dengan mata berkaca-kacanya lalu menghela nafas kasar.
"Tidak Soo. Bukan begitu", kacau. Semuanya begitu kacau bagi Taehyung. Emosi pria itu benar-benar kalut dan kegundahan benar-benar menyelimutinya.
"Baiklah, nak. Pikirkan baik-baik. Jangan mengecewakanku", Taehyung mengangguk lalu berlalu begitu saja. Tanpa mengatakan apapun pada Sooyoung tanpa kalimat perpisahan apapun pada Sooyoung. Membuat cairan kristal itu mulai jatuh setetes demi tetes dari mata lentiknya.
"Appa... Kau puas?", tanya Sooyoung sambil perlahan mundur dan berlalu dari pandangan ayahnya.
Kaki jenjangnya bergerak cepat mengejar pria itu. Dengan tubuh yang terisak ia berlalu dari Ji-won dan Yeri yang bahkan mencoba memanggilnya dan menanyainya. Tak ada waktu untuk menjawab, pikir Sooyoung.
"TAE!", wanita ini berucap setengah berteriak. Membuat pria yang semula sudah membuka pintu mobilnya itu kembali menutup.
"Jangan dengarkan ayahku! Kau tidak harus memilih. Jangan mendengarkannya", Taehyung meringis penuh rasa sakit hati dalam dirinya. Sesak luar biasa dengan penuh perasaan sakit dan tidak nyaman.
"Jangan menangis. Aku akan memikirkan cara. Tenanglah", tangan kekar itu kembali mendekap tubuhnya membuat hidung mungil miliknya mencium dengan jelas aroma yang mampu menenangkannya setiap waktu.
"Apa meninggalkanku juga termasuk dalam daftar cara tersebut",
"Tidak! Aku tidak tahu Soo",
"Tidak tahu? Jadi kau memang ada niat seperti itu?", sergah Sooyoung sambil melepaskan dirinya dari pelukan pria itu.
"Tidak! Bukan begitu. Soo, jeball",
"Pergilah...",
"Soo. Dengarkan aku!",
"PERGI!"
'Apa cinta memang semenyakitkan ini?', Taehyung membalikan tubuhnya penuh keputus asaan. Perlahan sebutir air mata jatuh dari mata elang dengan bola mata berwarna kelam itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brittle (VJOY)
Romance"Kelemahan bukan hal yang harus kau bagikan dengan orang-orang", - Park Sooyoung. "Sayangnya aku dapat melihat cukup banyak kelemahan yang kau miliki", Kim Taehyung. Ketika titik rapuhnya hanya dapat dilihat oleh pria sombong itu. Pria yang hampir...