Murid baru☁

90 27 3
                                    

Happy Reading







Kamis pagi di lapangan sekolah terlihat beramai-ramai tengah mengerumuni entah apa itu. Fajri dan Zweitson yang baru saja sampai di dekat lorong pun saling mengadu pandang, lalu setelahnya mereka menggeleng.

"Tunggu, disana ada apa? Kok rame-rame gitu?" tanya Zweitson menahan adik kelasnya yang bertujuan untuk melihat kerumunan itu.

"Katanya sih murid baru Kak, cantik katanya pindahan dari Jepang," jawab gadis itu seraya berlalu dari hadapan mereka.

Zweitson dan Fajri memilih tidak peduli. Mereka berdua bukan seperti yang lain, terlalu norak sepertinya bagi mereka.

Di kelas Fiki dan Gilang ....

Gilang selaku ketua dari pergibahan pun tengah tergesa-gesa menuju kelasnya yang masih setengah ada penghuni. Kebanyakannya perempuan yang tengah sarapan pagi di kelas, ada juga sebagian yang dengan mengisi kekosongan waktu mereka dengan berjoget-joget tidak jelas.

"Woy! Gue dapat berita terbaru!" seru Gilang yang membuat semua mata mengarah padanya.

Fiki yang saat itu sedang memakan cemilan pun memandang Gilang meminta penjelasan.

"Ada murid baru," kata Gilang. Ia menetralkan napasnya lebih dulu yang masih belum teratur.

"Katanya pindahan dari negara sakura," lanjut Gilang.

"Jepang maksud lo?" tanya Ajun yang baru saja datang dari ambang pintu membawa banyaknya lembaran kertas.

"Nah, iya!"

"Sebentar, kita lanjut gibah nya nanti lagi. Sekarang ada tugas dari Bu Mul disuruh kerjakan latihan soal, jika sudah selesai kumpulan di meja depan." instruksi dari ketua kelas mereka membuat mereka jengah. Apalagi sekarang pelajaran ekonomi.

"Huu!" sorak semua murid. Ketua kelas itu hanya diam saja, tidak peduli pada beberapa anak yang mengumpatinya dalam diam.

Katanya anak ips gila solidaritas. Sepertinya itu tidak berlaku untuk kelas Fiki dan Gilang, jika mereka tidak mengerjakan tugas, dengan senang hati sang ketua kelas menyatat nama mereka lalu di setor kepada guru mata pelajaran.

Memang menjengkelkan. Apalagi saat ulangan, Ajun mendadak menjadi tuli.

Susana hening dikelas Fajri dan Zweitson, rupanya sudah ada Bu Chaca yang tengah menjelaskan rumus matematika. Semua nampak serius, walau dalam hati mereka sama sekali tidak paham. Yang terpenting ikuti saja. Urusan paham atau tidaknya itu belakangan.

Tok tok!

"Permisi, maaf menganggu. Saya membawa murid baru, silakan masuk nak." guru BK yang terkenal dengan kumis panjangnya itu membuka pintu, membuat seluruh murid di kelas ini hampir riuh, karena murid baru yang sendari pagi tadi di kerumuni tidak disangka masuk ke dalam kelas mereka.

Masih menggunakan almamater miliknya saat di Jepang dulu, ia melangkah masuk ke dalam membuat ruangan kembali hening. Tak banyak pasang mata apalagi laki-laki yang menatapnya dari ujung rambut sampai ujung kaki.

Fajri masih menatap gadis itu diam. Sementara Zweitson malah menganga tidak percaya, saat gadis itu selesai memperkenalkan diri dan kini tengah berjalan menuju kursi belakang, mata Fajri dan gadis itu sempat beradu sebentar.

"Hallo Zwei," sapa gadis itu ramah. Detak jantung Fajri semakin cepat berdetak, sementara Zweitson hanya membalasnya dengan senyuman tipis.

Ekor mata Fajri masih mengikuti gadis yang sudah berlalu dari pandangannya. Lesung pipi itu ... mengingatkan nya akan sebuah masa lalu, masa lalu yang penuh dengan kebahagiaan dan berakhir perpisahan.

***

"Sejak kapan?"

"H-hah sejak kapan apanya?"

"Balik ke sini."

Fajri melirik Thera sebentar. Ngomong-ngomong, murid baru tadi itu Thera, Thera yang baru-baru ini Zweitson kenal. Fajri maupun Thera sama-sama diam saat pandangan mereka bertemu di kelas tadi, padahal, mereka saling mencuri pandang sesekali mengingat wajah masa sekolah dasar mereka.

"Lumayan lama," jawab Thera. Fajri mengangguk antusias, setelahnya hening kembali tercipta. Rasanya Thera merasakan asing, Fajri yang ia kenal dulu bukan Fajri yang sekarang.

"Emm Aji," panggil Thera. Hanya sebutan itu saja yang keluar dari mulut Thera. Orang lain tidak.

Jantung Fajri mendadak berdetak, panggilan itu mengingatkannya saat mereka bersama dulu. Sepulang dari sekolah, mereka sering mampir ke sungai, menghabiskan waktu disana yang terasa sejuk.

Hanya sebuah eskrim yang menjadikan momen mereka terasa begitu indah. Sesekali candaan yang sering kali Fajri lontarkan.

"Iya, Ra." Thera menyunggingkan senyum manis. Matanya membentuk bulan sabit dengan kedua pipi yang memperlihatkan lesung. Ini memang Thera, gadis yang sudah lama berpisah dengan Fajri.

"FAJRI! HEH ORANG LAIN KERJA BAKTI, LO MALAH AMBET MURID BARU!"

Teriakan heboh dari Fiki dan Gilang yang berteriak dari lapangan futsal membuat banyak pasang mata melihat ke arah Fajri. Anak itu menggeram, sementara Thera hanya mampu tersenyum tipis ketika Fiki dan Gilang menyapanya dengan melambai-lambaikan tangan.

"Kerja bakti apaan, siang bolong gini kerja bakti," cibir Fajri. Fiki dan Gilang menghampiri Fajri dan merangkulnya.

"Idih. Fiki lo tahu enggak Fajri juga lagi kerja bakti tahu," kata Gilang tiba-tiba.

"Hah?"

"Iya, tuh lihat kerja bakti gombalin cewek anjir!"

Fiki dan Gilang bertos ria sambil tertawa, sementara Fajri menatap mereka sinis. Thera hanya terkekeh saja, Zweitson sedang ada panggilan dari bapak kepala sekolah, entah mungkin anak itu ditawari olimpiade apa lah itu. Sejak lima belas menit yang lalu, Zweitson belum juga kembali.

"Stres!"

"Hallo cantik kiw, namanya siapa nih?"

Bukan Fiki bukan Gilang juga yang bertanya seperti itu. Tetapi Ricky yang tiba-tiba saja datang entah dari mana, Fajri mendorong kening Ricky dengan tangannya ketika wajah seniornya itu mendekati wajah milik Thera.

"Kita ke kantin aja, jangan mau sama buaya," celetuk Fajri menarik tangan Thera. Sementara Thera masih dengan wajah bingungnya.

"MAMPUS!" teriak Fiki dan Gilang bersamaan.

"Baru juga mau gue jadiin crush," ujar Ricky dengan nada sedihnya.

***

Cast di atas itu pilihan saya ya 😉 terserah kalian mau pake cast yang mana saja yang kalian mau jadikan halu, cast kalian sendiri juga boleh hhe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cast di atas itu pilihan saya ya 😉 terserah kalian mau pake cast yang mana saja yang kalian mau jadikan halu, cast kalian sendiri juga boleh hhe..

Cast yang lain nyusul yaaa..

To be continued~

ARBOR Vi [End] || Un1ty Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang