Chapter Thirteen

11 2 0
                                    

Menerima diri sendiri itu lebih sulit dari pada menerima orang baru dalam hidup kita, jadi cobalah untuk cintai diri kamu sendiri sebelum mencintai orang lain - Wish

🐻🐻🐻

Seyna mengetuk pintu bercat biru dengan gantungan yang bertuliskan assalamualaikum, rumah sederhana dengan cat biru muda itu milik sang paman adik dari ayahnya.

Ini adalah keputusan yang tepat, dia bisa berlindung di rumah ini. Melarikan diri dari setan yang menjelma menjadi manusia di rumahnya. Berharap semoga paman dan bibinya bisa menerima penuh kehangatan seperti biasanya.

Ketika ingin kembali mengetuk pintu, seorang wanita paruh baya dengan jilbab panjang muncul menyambutnya hangat. "Sey, kirain Tante siapa. Ayo masuk sayang," kata wanita itu sembari merangkulnya penuh sayang. Seyna biasa memanggilnya Tante Maryam seorang muslimah yang berhasil membuat adik dari ayahnya berpaling dari sang pencipta, tapi jika Seyna berada di posisi sang paman dia juga akan melakukan hal yang sama.

Tante Maryam bukan hanya cantik, tutur katanya juga lemah lembut bahkan Seyna hampir tidak pernah melihat wanita itu mengumpat atau menaikkan suaranya, marah saja sepertinya sangat jarang. Hatinya juga sebaik malaikat, dia selalu menghargainya yang beragama nonis saat dirinya menginap di rumah ini. Seyna benar-benar menginginkan ibu seperti Tante Maryam. Tapi anehnya mengapa wanita sebaik dan sesopan Tante Maryam bisa melahirkan seorang anak perempuan yang bahkan jauh dari kata sopan.

Melonda Dania Praharja namanya, gadis bar-bar yang lahir dari rahim Tante Maryam. Jika di telusuri lebih dalam lagi sifat om Daud juga pendiam tidak banyak tingkah seperti kakak sepupunya yang ini. Tapi tenang om Daud dan Tante Maryam masih punya satu orang anak lagi. Usianya hanya beda satu tahun dengan Seyna, jenis kelaminnya laki-laki dan sekarang sedang menuntut ilmu di salah satu pesantren tanah Jawa. Dan Sebenarnya nama om Daud awalnya David Praharja namun setelah menjadi seorang mualaf pria itu mengganti namanya menjadi Muhammad Daud Praharja. Seyna juga sering kagum dengan keluarga satu ini.

"Wihhh si Seysey datang, mau ngapain nich? Mau numpang makan ya?"

Lihat! Kalian bisa tebak siapa yang bicara tadi, cara berpakaian dan cara bicaranya berbanding jauh dengan kedua orang tuanya. Jika kedua orang tuanya berpakaian sopan maka gadis itu hanya akan berpakaian kaus dan training atau jeans dengan bordiran tanduk setan di bagian pahanya. Rambutnya juga di cat menjadi warna caramel. Om dan Tantenya Seyna sudah sering menegur Melon tapi setiap teguran dan nasehat dari mereka seakan masuk telinga kanan keluar telinga kiri sampai pada akhirnya mereka menyerah dan hanya mampu mendoakan yang terbaik untuk putri semata wayangnya.

"Melon ..." tegur Daud sambil menatap putrinya itu dengan tajam membuat sang empu hanya cengangas-cengenges.

"Ayo sayang duduk, Tante buatkan teh dulu ya." Seyna tersenyum sambil mengangguk pelan.

"Tumben ke sini, emang jadwal pemotretan lo kosong Sey?" Diam-diam Daud membenarkan ucapan sang putri, biasanya keponakannya ini akan datang setiap tanggal 15 atau di hari-hari tertentu saja.

"Aku Hiatus dulu sama dunia permodelan. Aku mau fokus sama sekolah dulu apa lagi sekarang banyak rumor nggak enak. Tapi om, Sey boleh kan untuk sementara waktu nginep di sini?"

"Boleh dong sayang, ayah mengijinkan bukan?" Sahut Maryam sambil membawa nampan berisi dua teh hangat untuk Seyna dan juga Daud.

"Iya, rumah ini selalu terbuka buat kamu. Jadi jangan pernah sungkan ya." Seyna merasa beruntung bisa menjadi salah satu keluarga dari mereka.

WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang