Chapter Twenty

16 4 0
                                    

Masihkah dia mengingatku
Saat dia sendiri
    Atau saat dalam dekap      
            mesra kekasihnya  ~      
Masihkah ada namaku
didalam hatinya
Terhapuskah semua jejak
  itu dibenaknya ~

- Mawar Eva De Jongh -

🐻🐻🐻

Alena keluar dari rumah sakit setelah 4 hari melakukan rawat inap dan perawatan intensif lainnya. Dan di pagi hari Selasa awal bulan Desember ini Alena sudah duduk anteng di kelas dengan buku-buku keramat miliknya, padahal penilaian akhir semester sudah berakhir satu Minggu yang lalu.

"Len, pulang sekolah mau ikut gua nggak?" Melon yang berada di samping Alena bertanya, namun Alena hanya menggeleng tanpa mengalihkan pandangannya sedikit pun dari buku-buku miliknya.

"CK, ikut aja deh. Lo mau cepet move on dari Haniel kan?" Melon mengatakan hal ini dengan sedikit berbisik, Alena menatap malas ke arah Melon.

"Emangnya mau kemana?" Melon tersenyum misterius membuat Alena menyatukan alisnya heran.

"Rahasia ..." Memang seharusnya Alena tidak meladeni mahluk ini, dengan perasaan yang gondok Alena kembali membaca bukunya.

Haniel yang baru tiba di kelas menatap heran bangku sebelahnya, mengapa yang duduk di tempat itu Anton alih-alih Alena?

Haniel berjalan ke arah bangku Alena yang duduk di belakang dekat Melon. "Len, kok lo duduk di sini sih? Bangku lo kan di samping gua?!" protes Haniel yang sama sekali tak di indahkan oleh Alena. Gadis berlesung pipi itu masih fokus pada tulisan-tulisan yang ada di bukunya.

Haniel beralih menatap Melon dengan tatapan menuntut tapi gadis bergingsul itu malah mengedikkan bahunya tak tahu. Dengan kasar lelaki itu merebut buku yang sedang di baca Alena.

"Apa-apaan sih El! Gua lagi baca!" marah Alena menatap nyalang Haniel yang kini juga sedang menatapnya dengan tatapan kesal.

"Gua tadi nanya sama lo tapi lo lebih mentingin ini buku, kenapa pindah bangku?" Alena memutar bola matanya jengah

"Nggak kenapa-kenapa, gua cuma mau duduk sama Melon aja. Nggak boleh?" Melon meneguk ludahnya sendiri saat melihat Haniel dan Alena yang saling melempar tatapan mata yang nyalang.

"Terserah!" Haniel menaruh buku Alena dengan kasar membuat para penghuni kelas terjengkat kaget dan menoleh ke arah belakang.

Haniel melangkahkan kakinya meninggalkan kelas, Alena mengusap wajahnya pelan. "Duduk Len," cicit Melon takut. Alena dan Haniel memang sering bertengkar tapi kini mereka bukan bertengkar seperti biasa, pertengkaran mereka kini bisa saja berakhir dengan perpisahan.

Alena mendudukkan diri, kepalanya kembali berdenyut karena perdebatan kecil tadi.

❁✧・゚: *✧・゚:*❁

"Bu, susu strawberry satu ya."

"Iya neng." Seyna menunggu ibu kantin mengambilkan susu strawberry untuknya. "Buat siapa? Bukannya lo alergi sama strawberry ya Sey," tanya teman di sebelahnya.

Senyum Seyna mengembang lalu dengan riang gadis itu menjawab, "buat kak Niel." Temen di sebelahnya itu tersenyum menggoda, dengan jahil gadis berambut cokelat itu mencolek dagu Seyna.

WishTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang