Mimpi aja dulu, nggak usah pedulikan cemohan orang. Kalo mereka ketawa waktu tau mimpi kalian, itu tandanya mimpi kalian adalah mimpi yang paling hebat - Haniel Abraham
🐻🐻🐻
Alena mengikat rambutnya menjadi satu. Kemudian meregangkan otot lehernya yang sedikit sakit karena semalam tidurnya kurang nyenyak.
Melihat hujan yang pagi ini turun membuat semangat Alena hilang lima puluh persen. Pandangannya berhenti pada satu titik, dimana jendela kamar Haniel terdapat. Apa lelaki itu baik-baik saja? Pikirnya.
"Alena! Turun, ada Niel di bawah!"
Alena mengambil tas dan juga almamater sekolahnya kemudian melesat keluar kamar. "panjang umur tuh demit," gumam gadis itu.
Alena menuruni anak tangga dengan tenang, ia langsung bisa menangkap pemandangan Haniel yang sedang duduk dengan kaki kanan yang berada di atas paha kaki kirinya. Gadis itu berdecih pelan melihat posisi duduk Haniel yang jumawa.
"Ngapain lo subuh ijo udah nangkring di sini? Mau numpang makan lo?" tanya Alena menatap malas Haniel.
"Masih pagi loh Len, gausah ngajak baku hantam," ucap Haniel sambil menurunkan kaki kanannya. "Yok langsung cuss, gua belum ngerjain PR kimia nih," imbuh lelaki itu membuat Alena memutar bola matanya malas. "Pantes dateng subuh ternyata ada gajah dibalik batu," tutur Alena
"ada udang di balik batu goblok! Bukan ada gajah di balik batu, lo kira lagu apa!" sungut Haniel sambil mengetuk pelan kepala Alena "santuy bang!" Sahut Alena dengan tampang menyebalkan.
"gua gulung juga lo!" Haniel bangkit dari duduknya. Dia berjalan ke depan namun sebelumnya dia berteriak, "Tante, Niel ijin berangkat bareng Alen ya?"
"Oke El! Jangan lupa jagain anak gadis tante!" Pesan Melisya dari dapur "asiappp! Anak gadis sableng tante terjamin aman di bawah perlindungan Niel," ujar Haniel yang langsung dihadiahi jitakan kecil di kepalanya. Siapa lagi kalau bukan Alena pelakunya.
Keduanya keluar dari rumah. Haniel berjalan mengambil payung yang ada di teras namun sebelum membuka payung itu, dia mengambil sesuatu dari dalam tasnya.
Haniel mengeluarkan jas hujan berwarna kuning cerah dari dalam tasnya. "Nih sebelum berangkat lo harus pakai jas hujan dulu!" Lelaki itu menyodorkan jas hujan pada Alena.
"Harus banget? Ribet El..." keluh gadis itu
"Harus Alena..." jawab Haniel sabar "kalau lo ga pake jas hujan nanti seragam sekolahnya basah. Lagi pula lo kan gampang flu, pake ya?" Imbuhnya berusaha membujuk Alena.
"Iya deh.. gua pake."
"Good girl!" puji Haniel sambil menepuk pucuk kepala Alena dua kali. "Kita berangkat naik bis aja ya? Motor gua di sita ayah soalnya." lelaki itu membuka payung bermotif bunga itu.
Mendengar hal itu, Alena jadi terpikir bagaimana keadaan lelaki yang saat ini ada di depannya. "Keadaan lo hari ini gimana?" tanya Alena menatap sayu netra Haniel.
Haniel menoleh kemudian tersenyum seolah tidak pernah terjadi apapun padanya, "gua baik, selalu baik."
❁✧・゚: *✧・゚:*❁
Setelah berjuang menerobos hujan yang mengguyur jalanan daerah ibu kota, akhirnya mereka berdua sampai ke sekolah dengan keadaan selamat dunia akhirat.
Paling tidak hanya Haniel yang sedikit basah karena terkena guyuran hujan saat sibuk melindungi Alena.
"lo nggak basah, kan?" laki-laki itu bertanya sambil mengacak rambutnya yang sedikit basah, "gua aman, tapi lo gimana?" gadis berambut ombre itu menatap Haniel khawatir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wish
Ficção AdolescenteKata orang melepaskan itu perihal mudah yang sulit hanya mengikhlaskan, tapi bagiku kedua tetap sulit karena ketika kita ingin melepas kita juga harus bisa ikhlas - Wish *** "Kamu tau, apa yang lebih sakit daripada di putusin? Kamu tau, apa yang leb...