Nggak semua benci itu murni rasa benci, bahkan ada rasa benci yang hadirnya hanya sekadar untuk menutupi rasa cinta - Kelina Graceli Abraham
🐻🐻🐻
Malam itu bulan muncul dengan sempurna, cahayanya yang terang berhasil membuat langit malam lebih berwarna meski tak ada bintang yang menghiasi langit.
Kelin membawa segelas teh hangat ke depan teras, entah kesambet setan apa kakaknya itu meminta di buatkan teh hangat manis dengan sepiring pisang goreng.
"Ngerjain gua banget lo! Nyuruh goreng pisang malem-malem, ganggu istirahat gua aja!" dumel Kelin sembari menaruh pesanan Haniel di atas meja depan.
"Makasih adikkuh tercintah makin luv luv deh." Kelin mengangkat sudut bibirnya ngeri salah apa dia sampai punya kakak modelan seperti ini.
"Sini duduk dulu, kita BBM." Kening Kelin mengerut mendengarnya BBM? Bahan bakar mobil? Atau apa nih.
"Apaan BBM?"
"Bincang-bincang mwanjah." Katanya dengan bibir yang monyong, Kelin menatap kesal Haniel boleh tidak sih memutilasi orang yang memang pantas seperti lelaki berhidung mancung itu.
"Najis banget," decih Kelin tapi gadis itu terlihat mendudukkan dirinya di samping Haniel menatap gelapnya langit bertemankan bulan.
"Ngomong-ngomong si Alex Alex itu masih gangguin lo?" Kelin menoleh ke arah Haniel lalu dengan loyonya Gadis itu mengedikkan bahu.
"Kenapa? Mulai suka ya lo sama dia ..." goda Haniel sembari menoel-noel pipi berisi Kelin yang langsung di tepis oleh gadis itu dengan kasar.
"Idih nggak banget! Kelakuannya sebelas dua belas sama lo, bisa-bisa stres gua. Kalo lo gimana? Gua nggak pernah liat lo cari cewek, perasaan nempel Mulu sama kak Alen." Komentar Kelin membuat Haniel menggeleng dengan gerak lambat wajahnya sangat menjengkelkan sekarang.
"Ehh!! Salah besar! Punya adek satu nggak ada perhatian-perhatiannya sama kakak. Seminggu ini gua lagi pdkt sama anaknya Ayudia Brahadika tau nggak lo?"
"Lah, gua kira lo suka sama kak Alen makanya nggak pernah keliatan Deket sama cewek. Taunya lagi proses sama cewek lain," ucap Kelin membuat tawa Haniel pecah
"Kenapa lo? Kesurupan reog?" Tangan Haniel aktif memukul-mukul bahu Kelin, mukanya juga merah karena terlalu banyak tertawa.
Apa yang lucu? Pikir Kelin
"Haduhh ... Denger gua baik-baik Kelin, gua sama Alen itu cuma sahabat dari kecil mana mungkin gua atau Alena jatuh cinta. Ada ada aja emang." Haniel mengusap sudut matanya yang berair, sedangkan Kelin memutar bola matanya malas.
"Di dunia ini nggak ada yang nggak mungkin. Pernah denger kagak, nggak ada pertemanan antara perempuan dan laki-laki yang murni. Kalo lo nggak suka berarti kak Alen yang suka sama lo dodol!" Tawa Haniel kembali pecah sekarang tawanya justru bertambah keras sampai Adelia menegurnya.
"Lucu anjir! Alena suka sama gua?" Kelin mengangguk lugu kemudian meringis saat kepalanya di ketuk Haniel menggunakan sendok teh.
"Dengerin gua baek-baek Kelin! Alena itu nggak akan mungkin suka sama gua, standar cowok dia itu setinggi langit. Apalagi dia suka KPop kek lo kan, lagian dia juga kayak orang sensi kalo sama gua. Marah-marah Mulu bawaannya," cerocos Haniel membuat Kelin menghela napasnya kesal.

KAMU SEDANG MEMBACA
Wish
Novela JuvenilKata orang melepaskan itu perihal mudah yang sulit hanya mengikhlaskan, tapi bagiku kedua tetap sulit karena ketika kita ingin melepas kita juga harus bisa ikhlas - Wish *** "Kamu tau, apa yang lebih sakit daripada di putusin? Kamu tau, apa yang leb...