Katanya nggak suka - Wish🐻🐻🐻
Jam sembilan malam Haniel sampai rumah setelah mengantar Seyna pulang ke rumahnya, baru saja ingin memasuki motor Scoopy hitam miliknya ke dalam rumah Haniel mendapati Alena yang baru datang sama seperti dia.
"Dari mana lo?" Alena berhenti bergerak, menoleh ke samping dengan wajah lelah. Haniel mengerutkan keningnya saat melihat wajah lesuh perempuan itu
"Bukan urusan lo!" ketus Alena sebelum masuk rumah. Haniel terus memperhatikan Alena sampai hilang di balik gerbang rumahnya. Entah perasaannya saja atau memang benar jika hari ini Alena seperti menjauh darinya.
Dengan gundah lelaki itu memasuki motor Scoopynya ke dalam rumah. Meski sudah satu Minggu pacaran dengan Seyna lelaki itu tetap tak merasakan perasaan suka yang sama dengan pertama kalinya dia bertemu gadis itu.
Haniel berjingkat kaget saat melihat Kelin berdiri tepat di depan pintu dengan masker wajahnya yang hitam, nyaris saja ia meninju wajah Kelin.
"Ngapain sih jingan? Bikin orang jantungan aja deh!" marah Haniel yang tak di pedulikan oleh Kelin
"Duhduhk! Guha mahu ngohmong," (duduk! Gua mau ngomong) ucap Kelin dengan penuh kehati-hatian, gadis itu sedang menjaga maskernya agar tidak rusak.
Haniel yang mengerti Kelin bicara apa pun memilih untuk duduk. "Loh ngaphain sih ngahjak sih kuh menahngis keh ruhmah?" (Lo ngapain sih ngajak si ku menangis ke rumah?)
Haniel menggigit bibirnya jengkel, pas awal-awal Haniel masih mengerti apa yang Kelin katakan tapi sekarang lelaki itu sudah mulai pusing mendengar ucapan Kelin yang tak jelas.
" Sahmpe kahpan puhn guha ehnggak mahu sih kuh menahngis jahdi kahkak iphar guha yah! Diha ithu lehbih muhda dahri guha!" (Sampe kapan pun gua enggak mau si ku menangis jadi kakak ipar gua ya! Dia itu lebih muda dari gua!)
Haniel mengusak-usak rambutnya kasar, mendengar Kelin bicara saat maskeran itu sama pusingnya kayak lagi belajar fisika sama ekonomi bisnis yang sangat berbahaya buat kesehatan diri.
"Lebih baik lo copot dulu deh tu masker! Gua pusing anjir dengerin lo komat-kamit nggak jelas!" ucap Haniel dengan wajah frustrasi.
Tak lama Kelin melepas maskernya dan kembali menatap Haniel, "lo ngapain sih bawa si ku menangis ke rumah? Sampe kapan pun gua nggak setuju ya dia sama lo pacaran apa lagi sampe nikah! Dia itu lebih muda dari gua cuk!" oceh Kelin dalam satu tarikan napas.
Haniel menggaruk pelipisnya, dari pada dia pusing mendengar semua ocehan Kelin lebih baik dia masuk dan beristirahat di kamarnya yang paling nyaman.
"Tidur lo! Besok harus bangun pagi buat ke gereja," ucap Haniel sambil berjalan melewati Kelin.
"YAK!! GUA BELUM SELESAI NGOMONG YA JANCUK!!"
🐻🐻🐻
Seyna menangis di bawah guyuran shower, malam ini jarum pendek jam menunjuk ke arah angka 1 dini hari. Menangis dalam sunyinya malam, dadanya terasa penuh dan sesak saat bayang-bayang hal menjijikkan terbesit dalam dirinya. Gadis malang itu memeluk dirinya sendiri, mengusap keras tanda merah di bagian dada dan lehernya.
Hidupnya sudah hancur sejak satu tahun yang lalu dan sekarang seperti pecahan kaca yang kembali di banting hingga hancur menjadi kepingan-kepingan kecil yang tak kan bisa di perbaiki seperti semula.
KAMU SEDANG MEMBACA
Wish
Teen FictionKata orang melepaskan itu perihal mudah yang sulit hanya mengikhlaskan, tapi bagiku kedua tetap sulit karena ketika kita ingin melepas kita juga harus bisa ikhlas - Wish *** "Kamu tau, apa yang lebih sakit daripada di putusin? Kamu tau, apa yang leb...