(1)

2.8K 98 0
                                    

Jangan lupa klik bintang +komen sebagi bentuk menghargai penulis




Bapak Ketos

"Aduh pak.....Tolong buka! Nanti saya kasih uang 100 ribu lagi deh!" Bukannya seperti orang kaya gadis yang sedang memohon ini lebih tepatnya bagus jika disebut seorang pengemis, karena sedari tadi hampir saja 10 menitan dia berdiri dan terus memohon kepada satpam untuk dibukakan gerbang.

Satpam penjaga gerbang itu memutar bola malas dan sudah muak dengan kesalahan siswa ini yang selalu diulang-ulang beberapa kali. "Makannya neng Jean kalau sekolah yang niat" nasehat satpam dengan menggelengkan kepalanya.

Jean memutar bola malas lalu mendengus, "Ya kan tadi telat bangun pak, saya kan udah jelasin beberapa kali gimana sih!!" balasnya dengan emosi.

"Tetap enggak bisa neng itu kesalahan kamu sendiri karena telat, neng kalau bapak bantuin kamu terus-terusan nanti malah bapak kena imbasnya." Jawab satpam tersebut dan langsung melengos pergi. Tentu hal itu membuat Jean menggeram marah.

"Yaudah! kalau bapak gak mau bukain Jean mau pergi aja bye!" sambungnya seraya mengibaskan rambutnya dan pergi begitu saja.

Satpam itu hanya menggeleng-geleng memperhatikan Jean dari pos, kenapa dia dipertemukan oleh remaja yang seperti Jean? Padahal pekerjaannya hanya menjaga sekolah bukan melayani remaja yang tidak punya sopan dan santun. Dan bagusnya lagi dari semua siswa lulusan maupun tahun sekarang, baru kali ini ia sampai hafal dengan siswa seperti Jean. Jean itu benar-benar berbeda dari yang lainnya, terkadang diam, terkadang kebanyakan bertingkah seperti kadal.


Apakah kalian berpikir Jean akan meninggalkan sekolah?

No, remaja keras kepala itu tidak mungkin meninggalkan area sekolah sekarang, kini ia sedang mengendap-ngendap berjalan kearah belakang sekolah. Menurutnya masih ada waktu untuk masuk sekolah, padahal ini sudah jam 7 lebih.

Padahal Jika misi menaiki tembok belakang sekolah ini berhasil, dirinya juga tidak akan mengikuti pelajaran karena menurutnya itu membosankan.

Aneh bukan?

Kedua manik mata kucingnya yang tajam sebuah menemukan tong sampah yang juga lumayan tinggi, lalu tanpa pikir panjang kaki pendeknya segera menaiki tong sampah itu dan mengapai tembok. Dengan mengikuti naluri kepercayaannya, Jean segera turun dari tembok yang agak tinggi itu.

Ia terkekeh kecil sendiri ketika dirinya sudah berhasil menjalankan misi gila ini. "Ternyata bakat gue jadi maling" katanya pelan sembari membersihkan seragamnya yang kotor karena debu atau kotoran sampah yang menempel.

"Tidak ada bakat yang namanya maling" kedua tangannya berhenti membersihkan sergamnya, ia menatap ke arah sumber suara yang memergokinya.

Jean menaikan bahunya tidak peduli, lagipun ia juga tidak mengenal pemuda ini. Dengan santai gadis itu berjalan melewati seseorang yang memergokinya tadi. Tetapi langkahanya terhenti, tubuhnya terhuyun kebelakang ketika tasnya di tarik oleh pemuda itu. Jean menatap tak suka, kedua manik matanya mengibarkan bendera perang kepada orang gila yang baru saja ia temui.

"Kenapa sih!" 

"Kamu tau ini jam berapa?" tanyanya dengan menyamakan wajahnya dengan wajah Jean, kini mereka saling menatap satu sama lain.

Bapak KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang