(18)

556 34 0
                                    


Jangan lupa vote untuk menghargai author🙏🏻✔️🥲







Bapak ketos




"Je, aku enggak tau soal kemarin, maka dari itu sebagai permintaan maaf aku buatin kamu sarapan."

Jean tertawa kecil.

"Gak papa, santai aku juga minta maaf."

"Buat apa? Aku yang salah Je..."

"Takutnya kamu tersinggung soal aku salah lihat kamu kencan sama cewek lain. Padahal udah jelas-jelas kamu izin buat rapat osis." Ucap Jean. Wika tersenyum gugup dan menggaruk-garuk tengkukan lehernya.

"Ngomong-ngomong Amanda itu siapanya kamu? Soalnya pas aku kebangun tengah malam dia hp kamu bunyi, Amanda telefon kamu."

Lelaki itu menghembuskan nafas panjangnya, mau tidak mau ia harus jujur kepada Jean. Bagaimanapun Jean akan tau Amanda itu siapa. Wika menatap Jean yang sedang memakan masakan buatanya, ia harus memberanikan diri supaya tidak ada salah pahaman antara dirinya dan Jean.

"Jean saya mau jujur sama kamu...."

"Bilang aja."

"Aku minta maaf enggak ngasih tau dari awal. Sebenarnya Amanda itu masa lalu aku"

Gadis itu langsung tersedak makanan. Wika yang melihat itu langsung memberikan Jean segelas air dan membantunya untuk minum. Gadis itu mengatur nafasnya sembari menatap nasi goreng buatan Wika.

"Jean, kamu pasti kecewa kan?"

Ia menatap kedua manik mata lelaki yang kini sedang menunduk.

"Cuman kaget aja Wika, gak papa wajar kalau kamu punya masa lalu. Lagipun kamu gak perlu kayak gitu." Balas Jean.

"Aku gak kecewa, wajar aja dia cinta pertama kamu, bukan aku. Lagipun aku belum ada hak sepenuhnya buat kecewa, aku belum bisa membalas perasaan kamu sepenuhnya Ka. Maaf." Jelas Jean. Ia harus berbohong kepada Wika karena suatu hal.

Wika yang mendengar itu tersenyum tipis, ia tau bahwa posisinya ini belum bisa menguasai perasaan Jean sepenuhnya. Tidak papa, masih ada waktu lama untuk Jean bisa membalas semua perasaanya.

"Jean, aku janji gak akan selingkuh."

"Gak usah janji, aku cuman butuh bukti." Balas Jean sembari tersenyum.

"Gak usah dibahas lagi, ngomong-ngomong nanti aku mau belajar bareng Joshua, kemarin kan gak jadi soalnya." Ujar Jean, Wika mendengar itu agak tidak suka. Walaupun Joshua temannya tapi dia tetap saja tidak mempercayainya. Tetapi jika ia tidak mengizinkan Jean, gadis itu akan marah.

Wika kembali menatap Jean. Mengantar Jean juga bukanlah suatu ide yang buruk, lagi pula hari ini dia tidak mempunyai jadwal atau janji apapun.

"Aku antar ya?" tawarnya.

Jean berdiri dan membawa tasnya yang berada dikursi sebelahnya.

"Gak perlu Ka, itu udah di jemput Zaki"

"Nanti pas pulang aja kamu jemput aku."

"Baik, aku yang jemput kamu nanti." Ia mengacungkan jari jempolnya mendengar balasan dari Wika. Jean langsung keluar karena tak enak jika orang sudah menjemputnya menunggu. Lagipula jika Wika mengantarkanya, Zaki lebih dulu menawarkanya, dia tidak mungkin memutuskan begitu saja.

Bapak KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang