: Hargai semua author selagi kamu membaca ceritanya (vote/komen/folow) Jika ada typo atau hal lain blh bantu dikoreksi dan komen apa kesalahan author ok?
Bapak ketos
"Jean kenapa kamu enggak siap-siap astaga!"
Gadis remaja itu memutar bola malas mendengar omelan maminya sore menjelang malam hari ini, "Emang kenapa sih mi?" tanya-nya tanpa menoleh menatap lawan bicaranya. Ia memainkan ponselnya sembari tertawa tanpa peduli jika maminya berada di pintu kamarnya.
"Kamu siap-siap cepet! Sebentar lagi Tante Sania sama Om Haein mau kesini" mendengar dua nama itu Jean segera berlari ke-kamar mandi, maminya sendiri yang melihat anaknya seperti itu hanya menggeleng geleng kecil.
"Dasar anak aneh" gumamnya
Bell pintu berbunyi.
Irene, mami Jean segera menyambut kedatangan sepasang suami-istri dengan beberapa ART yang berada dibelakangnya.
"Selamat datang, San" Sapa Irene seraya memeluk Sania ala emak-emak jaman now.
Suami Irene yang tadinya menonton televisi di ruang tengah langsung menghampiri mereka dan juga ikut menyambut dan menyapa suami dari Sania yaitu Haein.
"Ayo-ayo sini ke meja makan" ujar Irene kepada Suaminya dan kepada kedua tamu yang baru saja datang.
Sania mengedarkan pandanganya ke sisi-sisi Rumah temanya lalu berkata, "Oh iya Mirza nya mana Ren?" tanya Sania.
"Iya nih saya udah kangen juga sama anak item itu udah lama enggak ketemu" sahut Haein dengan tertawa kecil, istrinya langsung mencubit perut suaminya membuat sang empu meringis kesakitan. "Maafin suami aku ya Ren, Sen" mendengar itu Irene dan juga Arsen hanya tertawa kecil.
"Santai aja, dia lagi main sama temenya" balas Irene.
"Tenang aja dia itu emang item enggak tau keturunan siapa" ucap Arsen seraya menggaruk-garuk tengkukan lehernya bingung sendiri padahal dirinya berkulit putih, istrinya juga sama tapi kenapa anak itu berbeda.
"Mirip kamu pi" Celetuk Irene.
"Mami!" Irene memberikan cengiran khas miliknya.
"Oh iya gimana perkembangan Jean dia masih kayak dulu lagi?" tanya Haein. Sepasang suami-istri itu membuang nafas kasar. Raut wajah mereka terlihat sangat lesu.
"Masih, dia malah makin menjadi-jadi sering main ke club sama minum-minuman keras" jelas Irene sambil menunduk lesu dan langsung memeluk lengan suaminya.
Sania dan juga Haein hanya turut sedih mendengarnya. Kelakuan Jean malah berbalik ke-anak pertamanya dulu.
"Maka dari itu tolong kalian mempersetujui perjodohan yang saya buat" ujar Arsen dan menunduk dalam, "Hanya anak kamu satu-satunya harapan saya dan juga istri saya." kata Arsen yang sudah terlihat menyerah.
Tentu sepasang suami-istri itu tersenyum manis dan menangguk sebagai jawaban. "Kita juga sudah memberikan restu sebelum kalian meminta perjodohan ini" Irene dan juga Arsen menaikan satu alisnya mendengar ucapan Sania yang belum mereka pahami.
Sania tersenyum tipis lalu berkata, "Sebelum Anak pertama saya meninggal dia meninggalkan pesan 'Tolong jaga Gadis yang selama ini membuat aku berubah Bun, Tolong bilangin ke adek untuk mau menjaganya sampai tuhan berkehendak', itu pesan yang tertulis dari Tarka ke anak bungsu saya." Penjelasan dari Sania membuat Irene terharu sebesar itu cinta dan sayang anak pertama sahabatnya kepada anak pertamanya sendiri. Arsen dan irene memeluk bahagia, berharap setelah perjodohan ini anak gadisnya akan seperti semula menjadi gadis yang sopan dan lemah lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bapak Ketos
Teen FictionEnd√ 16+ Note: Hargai semua author selagi kamu membaca ceritanya (vote/komen/folow) Jika ada typo atau hal lain blh bantu dikoreksi dan komen apa kesalahan author ok? ***** "Saya ketua osis! Saya mempunyai kewajiban buat keliling dan memastikan supa...