Bapak ketos
"Pengen makan"
Wika menoleh, lalu tersenyum.
"Kenapa gak bilang dari tadi?" tanya nya.
"Gak enak soalnya lo lagi sibuk sama kerjaan osis" balas Jean.
Wika langsung menutup laptopnya dan memposisikan duduknya tepat berhadapan dengan gadis itu.
"Je, boleh minta permintaan?" Jean menaikan satu alisnya sebagai jawaban. "Sekarang harus aku-kamu ya? Gak enak kalau kita beda-beda" sambungnya sembari menyatukan kedua tanganya.
"Kamu maunya kayak gitu?" Jean menggoda Wika sambil menyentuh rahang lelaki itu, lalu menamparnya pelan dan tertawa.
"Jean!"
"Tapi gue gak terbiasa" sambung Jean dengan bersuara pelan.
Pemuda itu yang seakan-akan mengerti pun menghela nafas, lalu tersenyum menatap Jean.
"Gak papa kalau kamu belum siap Je"
"Oke, ayo ke kantin!"
Kini keduanya sudah seperti seorang budak cinta, dari ruangan osis menuju kantin sedari tadi enggan melepaskan gandengan tangan keduanya. Bahkan mereka sama sekali tak peduli dengan manusia-manusia yang melihat mereka kaget, bingung, dan sedih khususnya untuk fans Wika.
"Kamu lagi kerasukan apa Je? Tumben mau kayak gini." Tanya Wika tanpa menatap Jean.
"Kurang nyaman ya?" Jean melepaskan tangan Wika.
Pemuda itu langsung menautan kembali tangannya dengan tangan Jean. Bukanya tidak mau, tapi ia bingung kenapa Jean bisa seperti ini denganya. Biasanya gadis itu sangat sensi kepadanya.
"Enggak" jawabnya sambil mengeratkan gengaman tanganya.
"Wika, lo emangnya gak malu jalan sama gue? Secara nama gue juga udah jelek dimata mereka." Kata Jean sambil melihat bawah, langkahan kakinya sendiri.
"Gak usah bahas itu lagi" Jean tersenyum kecil lalu kembali mengayun ayunkan gandengan tangannya dengan Wika.
"Hai Wika, Jean"
"Kenapa?" Tanya Wika.
Tanpa berkata salah satu pemuda memberikan suatu barang di hadapan Jean.
"Buat lo Je" Zaki tersenyum tipis ketika Jean menerima barang yang ia kasih dengan tatapan polos miliknya.
"Itu Zaki dari tadi cari Jean buat ngasih barang" ucap Juna sambil merangkul pundak Zaki.
"Balikin Jean, barang itu bukan milik kamu" ucap Wika sambil menatap barang yang di pegang Jean dengan tatapan datar.
"Gue cuman ngasih barang yang dia mau kemarin pas ketemu di mall kok. Lagian ya Ka, lo bisa setega gitu sama cewek dibiarin jalan sendirian, lo nya juga malah ketemuan cewek dijalan deket mall." Juna dan Jean memasang mimik wajah terkejut dan bingung dengan perkataan Zaki.
"Je, lo terima aja gak usah dengerin omongan Wika." Kata Zaki lalu pergi dengan menatap Wika dengan tatapan tidak bersahabat.
Juna menggaruk-garuk lehernya bingung. "G-gue pergi dulu ya!"
"Bukanya kemarin lo sebelum ninggalin gue, bilang kalau bunda ngajak lo buat ke makamnya Tarka?" Tanya Jean sambil menatap Wika datar lalu mengalihkan pandangan ke arah lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bapak Ketos
Teen FictionEnd√ 16+ Note: Hargai semua author selagi kamu membaca ceritanya (vote/komen/folow) Jika ada typo atau hal lain blh bantu dikoreksi dan komen apa kesalahan author ok? ***** "Saya ketua osis! Saya mempunyai kewajiban buat keliling dan memastikan supa...