(10)

864 46 0
                                    

Jangan lupa votmen


******




"Jean! Ayo bangun! Besok kamu mau jadi pengantin loh!" sungguh kali ini ingin sekali di merobek mulut maminya yang selalu cerewet dipagi hari seperti ini, tapi mana mungkin dirinya tega membiarkan wanita tua cantik yaitu maminya ini cosplay hantu jepang yang selalu pakai masker.

Meski maminya berada di lantai bawah kenapa suarnya sangat nyaring.

"Kak Jen! Woy budek ya lo!" Teriak Mirza sambil menggedor-gedor pintu jean.

Pintu pun terbuka dengan kasar menampilkan seorang gadis yang tengah menatap buas kepada sang adik. "Bacot! Lo tu bisa gak sih! Jangan kayak mami yang sering teriak teriak di pagi hari." Omelnya sambil menyiniskan matanya.

Mirza mencengir, "Kan gue anaknya ya mesti ada kesamaan mami yang numbuh di diri gue lah" katanya sambil bernada sombong.

Lelaki ini pun tiba-tiba menatap aneh saat melihat kakaknya yang menatapnya atas sampai bawah. "Kenapa?" tanya-nya yang kepo.

"Gak, gue cuman mau cari tau dimana letak kesamaan lo sama mami." Jean menjeda kalimatnya lalu berancang-ancang dulu untuk kabur. "Mami putih tapi kok lo item." setelah mengucapkan kalimat ini, gadis ini pun kabur turun tangga bersamaan dengan Mirza yang meneriakinya dengan kesal.

"AWAS YA LO JEANAB!"



"Hufff...huf......."Jean mengatur nafasnya sehabis kabur dari Mirza.

"Kenapa kamu?" tanya maminya yang keheranan.

"Lagi senam aerobik mi," balas jean dengan tersenyum paksa.

"Oh."

"Ck! Mami kenapa sih pagi-pagi berisik ada apa mau nambahin uang jajan jean?" Tanya jean.

Irene menoleh sinis dan melemparkan kain lap tepat di wajah jean.

"Kurang ya anak gadis mami? Dikasih 1 M sebulan sama papi belum lagi mami kasih uang tambahan, masih kurang gitu?" tanya Irene dengan sinis.

"Ya kirain gitu mami kan kaya" Jawab Jean.

"Mandiri!"

"Oh iya besok kamu gak boleh ketemu sama Wika, udah itu aja kok soalnya kamu Besok udah nikah"

"What? Mami teriak-teriak di pagi hari ini cuman mau bilang kayak gini!" Kata jean dengan nada tukas.

Irene mengangguk.

"Mi kalau mami bisa berpikir secara logis, mana mungkin jena mau ketemu sama Itu ketos? Gak akan mi lagian Jean nikah sama dia cumas atas dasar P-A-K-S-A-A-N mami!" Jelas Jean sambil menekan ahkiran kalimat dengan diakhiri senyuman paksa.

Irene memaksakan senyumannya lalu memandang anaknya tanpa ada rasa marah atau apa, walaupun dari tadi balasan anaknya gadisnya yang mungkin menurut orang-orang tak sopan jika berbicara dengan yang lebih tua, tetapi dirinya maklum karena perubahan jean yang dulu dan sekarang memang berbeda.

"Udah ya sayang mami sibuk sekarang, soalnya mau ke gedung tempat kamu besok" Kata Irene lalu mencium pipi gembul anaknya yang sedang mengembung karena emosi tadi.

Anaknya itu memang sudah dewasa tapi hatinya masih seperti anak kecil, walaupun orang-orang menilainya sekarang brandal tapi dimatanya Jean tetap gadis yang seperti dulu, hanya karena perubahan saja yang membuatnya seperti ini saja dan hanya karena suatu peristiwa saja yang membuat anaknya seperti ini.

Bapak KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang