(3)

1.1K 73 0
                                    

Note: Hargai semua author selagi kamu membaca ceritanya (vote/komen/folow) Jika ada typo atau hal lain blh bantu dikoreksi dan komen apa kesalahan author ok?





Bapak Ketos


"Ayo je lo gak mau gabung?" tanya Sonya yang sedang asik berjoget ditengah orang-orang yang asik berjoget mengikuti irama lagu yang di putar.

Jean menggeleng geleng ia tidak mood. Tentu saja hal itu membuat Sonya menghampiri Jean dan menjewer telinga nya membuatnya meringis.

"Awwwhhh"

"Sakit tau!" Jean melengkungkan bibirnya seperti anak kecil, ketiga temanya yang melihat itu langsung gemas Jean itu benar-benar menggemaskan ketika manja atau marah.

"Lo itu udah remaja tapi kok gemesin" celetuk Audrey yang merasa gemas sendiri dengan Jean.

"Hm.......Aneh juga padahal dia lahir dibulan pertama otomatis tua-an dia ya walaupun tahun kita sama, tapi kok setiap kita pergi sama Jean malah kitanya yang kayak lebih dewasa gitu? " apa yang dikatakan oleh Salfa ini memang benar Jean itu terlihat awet muda sekali, apakah dia seorang bayi yang menyamar jadi dewasa. Bahankan ketika mereka berjalan-jalan tidak hanya satu orang yang mengira bahwa Jean adalah adik salah satu dari mereka.

Jean tersenyum tipi.

"Ya kan gue masih baby face gak kayak lo semua yang old face" balas Jean dengan santai. Audrey yang mendengar ucapan Jean hanya melotot dan menyentil dahi gadis itu.

"Enak aja lo!" gerutu ketiga gadis yang sedang kesal.

"Lo kalau mau to the ponit nanti aja kali Je" timpal Salfa.

Jean tertawa namun beberapa detik kemudian wajahnya kembali murung dan meminum minuman alkohol lalu menenggelamkan wajahnya dilipatan tanganya, tentu saja ketiga temanya langsung bingung. Tidak biasanya Jean seperti ini.

"Kalau ada masalah bilang gak usah lo tutup-tutupin gitu" Sonya membuka suara sembari duduk disebelah Jean.

"Gak ada gue gak ada masalah" balasnya.

"Lo bohong, kita udah temenan dari lama jadi gak usah sok nutupin masalah gitu!" sarkas Sonya dengan menatap Jean tajam.

Salfa dan Audrey hanya diam tidak berani mengikuti pertikaian adu mulut kedua manusia ini. Selang beberapa menit kemudian mereka berdiaman, Jean mendongak dan menghela nafas.

"Apa gue seberandalan itu ya dimata semua orang?"

"Gak" jawab mereka seketika.

"Lo bukan berandalan cuman lo kayak gini itu buat ngelepasin beban pikiran" balas Salfa.

Jean terdiam sendiri dan menutup wajahnya. "Ternyata ada orang yang bilang gue berandalan selain guru, mami papi gue" ucapnya dengan pelan jujur saja Audrey yang baru saja minum tersedak sendiri, Salfa pun juga dia langsung menyemburkan minumannya.

"Siapa yang ngatain lo kayak gitu?" tanya Sonya.

"Orang tua tua emang gak tau fase-fase remaja kayaknya" celetuk Audrey.

"Kayak anaknya alim aja" sahut Salfa.

"Bukan orang tua-tua" balas Jean.

Lagi-lagi ketiganya membulatkan matanya Jean ini memang kerap di nasehati dan dinilai sebagai berandalan oleh orang tua, namun tidak untuk semua remaja yang masih sekolah yang selalu melihatnya melakukan hal diluar kedisiplinan. Ada dua alasan kenapa semua siswa/siswi di sekolah hanya diam tidak berani mengungkapkan seberapa nakalnya Jean yaitu ; karena sudah mengetahui masalah atau penyebab Jean menjadi orang yang tidak disiplin, dan yang kedua jika ada remaja yang menghinanya tiga pasukan Jean yang akan siap menindas orang itu.

Bapak KetosTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang