||Kejebak hujan

352 36 2
                                    

gak tau kenapa, belakangan ini hujan selalu mengguyur kota tanpa bisa diprediksi. Bahkan sekarang ramalan cuaca gak lagi berguna. Itu tentu saja bikin beberapa orang jengkel, salah satunya cowok manis mirip tupai yang kali ini lagi uring-uringan karena lupa bawa payung.

"Ck. Kapan coba ni ujan berenti?? mana gue bego banget lagi ngga bawa payung! ck. sampe rumah jam berapa kalo kek gini bangke!"  umpatnya jengkel.

Dari tadi dia menunggu hujan reda tapi yang ada malah semakin deras. Badannya terasa semakin kedinginan, ya gimana ngga, dia gak pakai jaket cuma kaos putih tipis lengan pendek pula. Ini sudah hampir malam, hujan membuat langit nampak lebih gelap sebelum waktunya.

"Ekhemm.. boleh ngga gue numpang duduk? Udah ngga ada tempat lagi."

Sebuah suara dari sampingnya gak bisa hentikan gerutuan cowok tupai itu. Ya bagaimana mau berhenti, dia saja gak dengar! earphone ditelinga menjadi jawabannya.

Dengan agak jengkel Minho-cowok yang tadi bertanya mengulang lagi  pertanyaannya sambil tepuk singkat pundak sempit itu.

cowok tupai bernama Jisung itu menoleh kaget saat merasa pundaknya ditepuk. Matanya berkedip berapa kali sebelum akhirnya mengangkat alisnya dan bertanya.

" Ya?" tanyanya sesopan mungkin.

Badannya digeser sedikit, sekedar memberi ruang untuk seseorang tadi. Gak lupa tangannya tergerak melepas earphone dari telinga.

"Numpang duduk, udah ngga ada tempat kosong." ulang Minho cuek.

Jengkel karena tadi sempat diabaikan. Padahal kalau dipikir-pikir, selama ini gak ada yang berani begitu. Minho terbiasa jadi pusat perhatian, jadi gak diperhatiin sedikit bisa buat dia agak tersinggung. Yah.. maklum, cowok most wanted , ganteng , tajir dan yang udah pasti punya sejuta fans di kampus.

Tanpa melirik Jisung yang kini bengong ditempat duduknya, Minho asik memainkan ponselnya. Tapi lama-lama bosen dan mungkin agak heran kenapa cowok manis didepan sama sekali gak ada niat ajak dia bicara. Yah, nyapa 'Astaga! Lo ganteng banget, nama Lo sapa?'  aja gak.

Jisung asik sama dunianya sendiri, sibuk memasukkan kentang goreng kedalam mulutnya sambil menggerutu pelan. Decakan terdengar jelas saat gelas yang tadinya berisi coklat panas kini sudah tandas.

Dia memandang berkeliling, menatap satu-persatu pengunjung kafe yang mulai beranjak pulang. Ah.. Ternyata hujan sudah lumayan reda, seenggaknya gak bikin bajunya basah kalau memaksa pulang sekarang.

Tupai itu gak sadar, dari tadi ada yang memperhatikan penampilannya. Dari mata bulatnya, hidungnya yang memerah menahan dingin, bibir mungilnya yang agak pucat, pipi gembulnya, ahh jangan lupa rambut halus yang agak berantakan terkena AC.

Minho diam-diam merasa tertarik. Cowok tupai itu manis, sangat manis malah untuk ukuran cowok. Dan.. yah.. agak cuek. Satu hal yang buat Minho merasa ada yang beda darinya. Sejak kapan dia buang-buang waktu menilai penampilan orang?

Grrkk..

Derit kursi yang ditarik menyadarkan Minho dari lamunannya. Jisung sudah berdiri sambil mengemasi barang-barangnya yang ada di atas meja, membuat minho yang daritadi melamun mendongak menatapnya.

Mau bertanya tapi gengsi. Dia bukan orang yang pintar menyusun kata, karena selama ini bukan dia yang memulai percakapan.

"Gue duluan." pamit Jisung dengan senyum manis di akhir kalimatnya.

Detik itu juga Minho terpaku, tertampar visual Jisung yang harus dia akui sangat cantik dan bisa buat jantungnya berdegup kencang. Gak ada balasan, Minho masih mematung ditempatnya. Tapi Jisung gak ambil pusing, dia beranjak keluar dari kafe dengan berlari kecil. Gak sadar kalau ada salah satu barangnya yang terjatuh dari dalam tas.

Sementara itu, Minho yang sudah sadar kalau Jisung sudah gak ada lagi ditempatnya, mendesah kecewa. Rambutnya diacak-acak karena jengkel dengan rasa gengsinya sendiri.

"Ck. baru aja mo nanya namanya.." gumamnya kecewa.

'Ah.. jadi gini rasanya?' Minho tertawa miris dengan dirinya sendiri.

Membayangkan berapa banyak orang yang mencoba menarik perhatiannya, berapa kali dia balas dengan tolakan atau bahkan diacuhkan begitu saja. Minho mulai mengerti, kurang lebih begitulah perasaan fans nya. Dia menghela nafas panjang dan berniat bangkit dari duduknya.

Hey.. cowok tupai manis tadi kan orang asing, kenapa Minho jadi kepikiran begini? Lagipula mereka gak akan bertemu lagi. Mereka cuma dua orang asing yang kebetulan ketemu karena kejebak hujan. Jadi harusnya Minho gak overthingking karena rasa kecewa itu gak akan terulang.

"Hhh kayaknya gue mulai ngga waras deh." gelengnya pelan lalu beranjak keluar dari kafe . Tapi sebuah benda berhasil menarik perhatiannya. Buku? Dipungut dan dia masukkan ke dalam tas. Ngomong-ngomong ada namanya disana, Jisung.

Hujan sudah reda sepenuhnya, tapi Minho malas pulang.

200522
280622

Single?💟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang