Loh, pacar kamu mana? kok ngga dibawa kesini sekalian?
Begitu sambutan yang diucapkan mamanya saat Minho baru saja mau memencet bel. Sampai sekarang, bahkan saat dia dan kedua orang tuanya sudah duduk di ruang makan, mood Minho masih sejelek tadi. Minho bahkan gak peduli tatapan mata papanya yang kelihatan gak bersahabat.
Sang mama masih sibuk menghidangkan menu makan malam diatas meja makan, tanpa dibantu oleh siapapun. Sebenarnya dirumah orang tua Minho yang super duper megah ini juga punya asisten rumah tangga, tapi karena mamanya bersedia mengurus rumah saat pekerjaan kantornya selesai, jadi asisten rumah tangga itu cuma bekerja sampai jam enam sore.
"Gimana kuliah kamu Minho?" tanya papanya memecah keheningan di ruang makan itu.
Si kepala rumah tangga ini jarang ada di rumah, jadi dia kurang bisa berkomunikasi lancar dengan keluarganya. Apalagi Minho yang lebih memilih tinggal di apartemennya sendiri.
"Mm ya gitu pa, lancar lah." balas Minho seadanya.
"Jangan sering ninggalin mama sendiri Ho, ngapain juga kamu sering tidur di apart? Kalo jagain pacar mah bagus." pesan sang papa cuek.
Nah ini nih yang Minho males. Papanya ini jarang ada di rumah, sibuk dengan jutaan kasus dalam ataupun luar negeri. Jarang bertemu keluarga karena desakan pekerjaan, bagaimana pun juga jabatan letnan divisi Urusan Pidana gak bisa ditinggalkan.
Minho sebenarnya gak keberatan ditinggal papanya, kan memang dia sudah besar. Tapi momen setiap papanya pulanglah yang bikin Minho keberatan. Ya masa mama dan papanya selalu sefrekuensi kalau masalah memojokkan dia yang masih saja jomblo.
"Nah kan bener kata mama, kalo mau tinggal di apart cari pacar dulu sana." mamanya yang sedang menyendokkan nasi untuk papanya menyeletuk.
"Ck. kenapa sih pada pengen Minho punya pacar? kalo pengen, mama sama papa aja yang cari pacar sana" gerutu Minho sambil menusuk brutal daging steak. "kayaknya pengen banget Minho khilaf nodain pacar di apart." lanjutnya asal.
"Heh mulutnya!" sang mama hampir memukul bibir seksinya dengan sendok nasi.
"Ya udah, mama sama papa pengen punya mantu yang kayak gimana?" tanya Minho lembut pada akhirnya, mencoba mengalah.
" Ya.. asal jangan matre, mandiri gak jahat, dan dia benar-benar serius cinta sama kamu itu cukup buat papa." jawab papanya sebelum memasukkan potongan daging ke mulut.
Minho mengangguk kecil, menghela nafas panjang sebelum berbalik menatap mamanya, yang terlihat begitu antusias karena dia kali ini gak menolak membahas tentang teman hidup.
Minho mengangkat alisnya "kalo mama?"
mamanya berdehem kecil dan memperbaiki posisi duduk. mengelus pelan dagunya sambil mengerling jahil kearah sang anak.
Minho menatap aneh mamanya, siaga satu!
"Mama pengen mantu yang imut, manis, cantik, pinter masak, mandiri sayang sama kamu, sayang sama mama, penurut, kalem Aaa pokoknya mama pengen jadiin dia temen mama ngobrol kalo kamu atau papa lagi gak ada."
Melihat sang mama yang asik berkhayal sambil senyum-senyum gak jelas, Minho dan papanya sontak menggelengkan kepala. Keduanya lanjut menyantap makanan penuh khidmat.
Minho meraih tisu untuk membersihkan noda disudut bibirnya.
"Hhh.. mama sama papa banyak maunya ih! Tapi Minho bakal berusaha cari kok-"
kedua orangtuanya hampir tersedak. Heh ini pasti bukan Minho anak mereka! Gak mungkin Minho segampang itu menuruti keinginan mereka, apalagi ini soal pacar. Topik paling sensitif ditelinga Minho. Apa Minho memang udah punya pacar?
"-ntar order lewat gojek deh kalo ada waktu." sambungnya enteng.
Minho memasang senyum lebar dan bangkit dengan tangan membawa piring bekasnya makan, sedangkan dua orang tuanya mendengus jengkel. Tuh kan, Minho tuh gak pernah serius sama omongannya!
"Minho duluan ya, ma! pa!" dia pamit dan langsung kabur sebelum diserang Omelan mamanya
Selesai dengan urusan mencuci alat makan, Minho naik ke lantai dua tempat kamar lamanya. Masuk kesana sambil menghela nafas panjang. Badan yang terasa remuk itu direbahkan ke atas kasur king size bernuansa monokrom.
"Ck. Kok malah jadi keinget Jisung sih?" monolog Minho dengan tangan mengacak rambutnya kasar.
Ucapan mamanya tadi yang sibuk berkhayal tentang menantu idaman membuat bayangan Jisung lewat tanpa permisi. Minho jengkel karena sama sekali gak bisa hilangin bayangan itu.
"Eh tapi kan Jisung emang beneran imut. Manis, cantik, mandiri juga tuh. Mana ramah banget lagi..Hhh tapi sayang banget, anaknya kasar haha.." Minho menengadah mengingat-ingat sosok Jisung yang baru dia kenal beberapa hari terakhir.
"Ck. gue pasti udah gila! ngapain juga mikirin Jisung?! Aaa Minho bego!" kepalanya dipukul-pukul pelan
Padahal Minho gak pernah begini sebelumnya. Jadi gini ya rasanya suka sama seseorang? Begini ya perasaan Hyunjin sama Changbin waktu itu?
Ah iya Hyunjin!
Apa Minho bilang aja ya kalau tadi sore dia baru ditolak sama Jisung? Tapi Minho gak siap diledek Hyunjin."Chat aja kali ya?" Minho tampak menimang sebentar dan akhirnya mengangguk.
Gue ganteng 😎🤘(10+)
TodayOy!
read.Minho sempat jengkel melihat nama grup yang diubah seenaknya oleh Changbin.
Dasar narsis!Ting!
Minho cepat-cepat mengetik saat ada balasan dari ketiga temannya.
Hyunjingdower
Paan?Babibogel
Tumben?Chantaclous
?gue pen ngomong
Babibogel
ngomong aja kali kek perawan lu tebak-tebakan!🙄Hyunjingdower
dih!Gue ditolak Jisung!
(delete)Hyunjingdower
apaan sih bangsat?!Babibogel
Woy anjing! ngapain dihapus?!
Emosi jiwa gue lama²!Chantaclous
Ngapa sih Ho?!
Bikin penasaran aja Lo!Minho ragu buat bilang ke temen-temen gobloknya. Dia menendang guling karena jengkel. Akhirnya Minho gak jadi bilang dan malah langsung tertidur.
190622
030822Tugas gw bejibun 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Single?💟
Fanfic"Ya.. Karna lebih bebas aja gitu, ngga ada yang ngatur-ngatur ngga ada yang ngelarang-larang pokoknya semua bisa sesuka gw" begitu jawaban Jisung kalo ditanya kenapa sampe sekarang belom punya pacar. Banyak yang heran sih. Secara Jisung tuh udah imu...