Mood Minho yang masih sejelek tiga hari lalu itu benar-benar ngerepotin buat tiga temannya.
Gimana gak, berapa kali Minho kedengaran mengumpat gak jelas cuma karena masalah kecil. Changbin juga sempat dibentak karena gak sengaja menyenggol pulpennya sampai jatuh.
Ini tuh sepuluh kali lebih nyebelin dari Minho yang mereka kenal dulu.
Hyunjin langsung menarik kesimpulan kalau Minho kayak gini gara-gara ditinggal Jisung keluar kota. Padahal belum ada dua minggu, bukan siapa-siapa pula. Dasar!
"Minh-"
"Apa?! gue sibuk ngga usah bacot!"
Nah kan! Baru juga mau nyebut nama!
Changbin rasanya mau nyiram muka Minho pake air comberan.Tapi dia mencoba sabar dan menahan diri, karena informasi yang mau dia sampaikan lebih penting.
"Lo udah dapet kabar dari Jisung?" tanya Changbin hati-hati, takut disemprot lagi sama Minho.
Mendengar nama Jisung disebut, Minho mendongakkan kepalanya, memasang raut penasaran.
Changbin didepannya mendengus pelan, giliran bahas Jisung, Minho langsung kasih respon bagus.
'Minho taik!' umpatnya dalam hati.
Changbin sengaja diam, gak mau melanjutkan kalimatnya. Menunggu Minho yang meminta dia untuk melanjutkan kalimat. Ditatap seintens itu, Changbin jadi malu sendiri. Ini Minho gak ada niatan nanya kelanjutannya apa gimana?! Kan dia jadi salting!
'Anjir jadi gini rasanya jadi cewek-cewek yang haus tatapannya Minho?! Woylah apaan banget woy!!'
Minho memicingkan matanya kearah Changbin. Gemas dengan temannya yang gak kunjung buka suara, akhirnya Minho menjitak sayang dahi mulus Changbin.
Tak!
"Ngomong jangan setengah-setengah anjing!" umpatnya jengkel
Changbin yang dahinya dijitak, meringis sakit, tapi gak berani komplain. Dahi seksinya diusap-usap pelan, berharap rasa sakitnya cepat berkurang.
Minho yang lagi mode macan pms begini nih yang bikin emosi jiwa. Changbin sebenarnya malas, buang-buang waktu buat balikin mood Minho lagi.
"Jisung kenapa sat?! Emosi jiwa gue lama-lama!"
Minho hampir melempari Changbin dengan buku album yang dia pegang. Changbin yang melihat tindakan Minho cuma bisa mengerucutkan bibirnya. Tadi dia baru saja mau melanjutkan kalimatnya, suruh siapa Minho langsung memotong.
"Jisung udah balik kemaren, hari ini mulai ngampus lagi."
Akhirnya cowok pendek itu memilih mengalah, memilih melanjutkan info yang memang mau dia sampaikan.
Changbin jelas masih waras, matanya gak katarak apalagi buta. Dia jelas melihat perubahan ekspresi Minho. Kelihatan jelas, walaupun ekspresi itu gak bertahan lama.
Minho kelihatan lebih hidup dari sebelumnya, ada harapan dalam diam tercetak disana. Oke, Changbin paham betul kalau sekarang teman sepergoblokannya memang benar menaruh rasa lebih untuk Jisung.
Setelah sepersekian detik diam, akhirnya cowok scorpio itu merespon.
"Oh, bagus donk." angguknya cuek.
Membuat senyum miring langsung hadir di wajah Changbin. Minho masih denial dengan perasaannya, padahal orang lain
juga pasti tau kalau Minho memang punya rasa lebih untuk Jisung cuma dengan melihat ekspresinya tadi."Ngga mau nyamperin anaknya?" tanya Changbin usil.
Minho menggeleng santai--sok santai maksudnya, "nanti aja, gue lagi nugas."
Mendengar jawaban sok cuek dari Minho, Changbin mengangguk asal, malas menanggapi lebih jauh karena perutnya sudah meraung minta diisi. Tanpa pamit, dia melangkah pergi untuk membeli makanan.
Minho menggigit bibir bawahnya, menahan jeritan. Sebagai gantinya,dia mencengkeram kuat pulpen untuk melampiaskan rasa senang.
Kepulangan Jisung tentu jadi kabar yang baik buat dia, rasa khawatir yang selama ini menghantui bisa sedikit ditepis. Cowok hidung bangir itu juga bingung, kenapa dia merasa sesenang ini?
" Anjir!" desisnya pelan dengan satu tangan terangkat menyentuh dada yang berdetak kencang.
Minho merasa jantungnya benar-benar menggila sampai-sampai dia merasa orang lain bisa mendengar suara detaknya.
Cowok hidung bangir itu berusaha fokus, mencoba untuk melanjutkan tugasnya yang sempat tertunda. Tapi, tetap saja, bayang-bayang sosok manis Jisunglah ada di kepalanya. Ada perasaan aneh, Minho seperti ingin datang kesana menjemput Jisung.
"Ck! Diem dulu bisa ngga sih?!" rutuknya jengkel.
Rambutnya diacak-acak karena merasa benar-benar frustasi dengan respon badannya.
Karena gak bisa lagi mengembalikan fokus, akhirnya Minho memilih menidurkan kepala diatas meja, mencoba menetralkan nafas yang memburu.
Puk!
pundaknya ditepuk pelan, jadi dia terpaksa mendongak untuk melihat siapa yang seenak jidat mengganggu waktunya.
Dan saat tau, Minho hampir saja jatuh terjengkang karena kaget."Ekhemm.. boleh ngga gue numpang duduk? Udah ngga ada tempat lagi."
Kalimat yang keluar dari bibir sosok didepannya itu membuat Minho membeku, dejavu. Apalagi kala sosok itu kembali bersuara karena dia yang gak kasih respon apa-apa.
"Numpang duduk, udah ngga ada tempat kosong."
Bedanya sosok itu mengucapkan kalimat dibarengi senyum manis, beda dengan dirinya yang waktu itu bicara dengan ketus.
Cowok scorpio itu berkedip cepat, memaksa dirinya buat sadar kalau yang ada didepannya ini nyata."Boleh duduk ngga nih?" ulang sosok itu dengan nada yang mulai ketus.
"O-oh boleh kok... ekhemm sorry.." jawab Minho gugup, sambil menggeser tempat duduk.
"Kirain belom balik." gumam Minho yang masih bisa ditangkap oleh telinga Jisung. Cowok manis yang tadi sibuk membalas chat dari temannya langsung mendongak.
"Tadinya emang belom pengen balik, maunya sih sebulan disana jagain bunda.."
Cowok bangir itu tersenyum mendengar ucapan tupai manis didepannya. Merasa terhibur cuma dengan melihat bibir ranum itu mencebik lucu. Tanpa sadar, Minho menilai penampilan makhluk manis itu dari ujung rambut sampai kaki. Sial! Kenapa Jisung harus jadi seimut ini?
"Kalo lo sebulan disana, gue mati donk." celetuk Minho kelewat santai, berhasil membuat alis Jisung mengernyit heran.
"Ha? Kok bisa?"
Ponsel yang dari tadi ada digenggamnya, sukses terabaikan, terlanjur penasaran dengan ucapan kakak tingkatnya.
Ditatap dengan tatapan tanya oleh sosok pengisi hatinya, Minho jadi ketawa geli. Moodnya langsung berubah membaik. Astaga! Jisung benar-benar berhasil buat hatinya kacau.
"Iya, kalo sebulan ditinggalin lo, otomatis selama itu gue ngga bisa liat senyuman lo donk...lesu tanpa semangat Idup.." jelas Minho dengan senyum miring.
Mendengar jawaban kakak tingkatnya itu Jisung lantas mendengus jengkel. Dikiranya kenapa!
"Anjing! nyesel gue nanya!" umpatnya kasar.Minho tertawa kencang mendengar umpatan itu meluncur dengan lancar dari bibir Jisung. Minho kira Jisung bakal jaim dan gak berani mengumpati kakak tingkat, ternyata Jisung berbeda.
070922
071022WEITSS MANTEP GAK TUH....SEBULAN GW ANGGURIN..TERNYATA ADA YANG MAMPIR😌😌🙇🙇
KAMU SEDANG MEMBACA
Single?💟
Fiksi Penggemar"Ya.. Karna lebih bebas aja gitu, ngga ada yang ngatur-ngatur ngga ada yang ngelarang-larang pokoknya semua bisa sesuka gw" begitu jawaban Jisung kalo ditanya kenapa sampe sekarang belom punya pacar. Banyak yang heran sih. Secara Jisung tuh udah imu...