||Alasan..

143 25 1
                                    

Jisung duduk diam menikmati hembusan angin, membiarkan rambutnya disibak sampai berantakan. Kakinya dicelupkan ke dalam air tanpa menggulung celana lebih dulu, membuat celana trainingnya setengah basah kena ombak.

Dia sengaja bolos kerja supaya bisa datang ketempat ini. Sebenarnya bukan sepenuhnya bolos sih, Jisung sudah minta izin mau menjenguk bundanya. Hampir seminggu Jisung sibuk kuliah dan bekerja, jadi gak sempat datang.

"Bunda....Jiji kangen.." lirihnya sambil menahan air mata.

Dua tahun lamanya sang bunda dirawat di rumah sakit, karena penyakit tuberkulosis yang dia derita. Keadaan sang bunda yang sewaktu-waktu bisa saja kambuh membuatnya harus tinggal lebih lama di rumah sakit, mendapat perawatan intensif.

"Hiks-bunda jangan tinggalin Jiji..."

Jisung sudah terbiasa sendiri, tapi tetap aja dia kangen sosok bundanya. Bukan masalah biaya yang memberatkan Jisung, karena dulu bundanya juga salah satu dokter di rumah sakit itu dan sekarang sudah pensiun.

Dia cuma butuh teman, butuh orang lain yang bisa di ajak berbagi keluh-kesah.

"Cukup Ayah yang pergi, bunda jangan..hiks Jiji ngga mau.." suaranya terbang terbawa angin.

Ayahnya yang seorang pilot sudah lebih dulu pergi karena insiden kecelakaan waktu dia masih duduk di bangku sekolah dasar dan sampai sekarang belum ditemukan.

Dulu dia punya pacar, ya Younghoon.
Kakak kelasnya sewaktu SMA yang sempat menjalin hubungan sampai dia masuk kuliah dan Younghoon lulus kuliah.

Bayangkan berapa lama hubungan mereka..dan tiba-tiba Younghoon mengajak putus. Jisung cuma bisa tersenyum kecut saat mendengar alasan kandasnya hubungan mereka.

'Gue ngerasa udah bosen aja sama lo!'

Gimana gak sakit hati?! padahal mereka hampir bertunangan. Dan tau apa yang lebih menyakitkan?
Fakta dibalik putusnya merekalah yang lebih menyayat hatinya.

Younghoon meninggal seminggu kemudian karena tumor otak. Dia memang sudah tau umurnya gak panjang lagi, akhirnya memilih putus dengan pacarnya karena gak siap meninggalkan Jisung.

'lebih baik kita putus sebelum saya mati, dan saya lebih tenang Jisung benci saya karena ini...saya ngga mau liat dia nangis..'
begitu jawaban Younghoon untuk bundanya dua tahun lalu.

Alasan kenapa Jisung gak mau lagi menjalin hubungan adalah karena dia terlalu takut ditinggalkan. Dia belum siap sakit hati.

Ting!

Ponselnya berbunyi, ada pesan masuk.

Kating Ojol🐰
Today

Malem Ji..
kapan balik? mau gue jemput?
kangen nih liat lo senyum😔-read.

Tanpa sadar seulas senyum tipis mampir dibibir mungilnya. Dengan tangan kiri yang bebas Jisung menghapus air mata dipipi.

Jarinya bergerak mengetikkan pesan balasan.

Gue bawa mobil, ngga usah
dijemput 😑-read.

gue lagi nangis🙃-read.
(delete).

Matanya membulat lebar, sadar kalo dia keceplosan. cepat-cepat dia menghapus pesan itu padahal Minho sudah membacanya. Itu kan malah bikin tambah curiga.

Lagi ada masalah apa Ji?
sini cerita sama gue😞-read.

"Ck. tuh kan.. Jisung bego!" rutuknya pelan.

Becanda😁
gue lagi ngga ada masalah
kok tenang aj..-read.

Gapapa Ji..sini cerita😤-read.

Jisung lagi-lagi berdecak malas melihat pesan Minho. Kalau dipikir-pikir, mereka jadi sering chatingan.

Sebenarnya Jisung gak mau menanggapi, tapi karena Minho belakangan ini sudah berbaik hati mengantar dia pulang jadi dia merasa gak enak kalau gak membalas pesan cowok bangir itu.

Masa Bodo!

Jisung lagi galau jadi dia gak mau diganggu!

"Hhh.. Tuhan...Jiji capek-ah engga, Jiji cuma bingung sama semua ini..."

Ponselnya dimasukkan lagi kedalam kantong, gak berniat membalas pesan yang Minho kirim.

Sebenarnya Minho sudah berapa kali berhasil melukis senyum manis di mukanya, menawarkan rasa nyaman dihatinya. Minho bisa membuat Jisung merasakan berbagai emosi.

Tapi lagi-lagi Jisung mencoba acuh, mengabaikan keberadaan Minho yang ternyata serius mengajaknya menjalin hubungan.

Selama ini Jisung kira Minho cuma sekedar mau dekat dengan dia, dan kalimat-kalimatnya yang cenderung menggombal itu Jisung kira cuma sebatas candaan.

Jisung sendiri sebenarnya sudah merasa, bukannya kege-eran tapi Minho kelihatan cuma menaruh afeksi lebih buat dia.

Apalagi perkataan Minho tiga hari lalu.


Flashback

"Ji.. gue serius sama apa yang gue bilang waktu itu...lo ngga mau coba pertimbangin?"

Jisung yang daritadi sibuk menundukkan kepalanya kini mendongak. Mengangkat sebelah alisnya bingung dengan kalimat Minho barusan.

Sadar Jisung masih gak paham kemana arah pembicaraannya, Minho menghela nafas panjang. Mencoba lebih serius mengatakan perasaannya dibanding dulu.

Minho mau Jisung tau kalau dia memang serius dengan perasaannya, dia gak masalah kalau Jisung menolak, siapa tau kalau mereka deket lama-lama Jisung bakal membuka hatinya.

"Gue beneran suka sama lo, seandainya boleh, gue mau berjuang buat lo, berbagi semua rasa sakit-"

"Minho tunggu! lo ngga salah suka sama gue?" potong Jisung kaget.

Minho menghela nafas panjang dan mengangguk mantap. Pandangan matanya jadi lebih sendu dari sebelumnya, padahal sebelum topik itu Minho masih sempat menggodanya.

Jisung diam ditempatnya, memang ada berapa orang yang meminta dirinya menjalin hubungan, tapi Jisung selalu menolak dengan mantap. Dan itu juga yang akan Jisung lakukan sekarang

"Sorry Ho, gue ngga bisa." Jisung menggeleng penuh.

Bisa dia lihat raut kecewa jelas tercetak di sana. Tapi bagaimana lagi, dia memang gak bisa menerima Minho dihidupnya. Bukan karena Minho gak bisa kasih kenyamanan, tapi Jisung merasa dia yang gak pantas.

"Gue minta maaf, tapi gue bener-bener ngga bisa.."

Minho menggeleng pelan, tangan kanannya terangkat mengacak pelan rambut Jisung, buat cowok manis itu sedikit memundurkan badannya.
Dia kan jadi ngerasa gak enak.

"Ngga kok, perasaan ngga ada yang bisa maksain.."

"Minho? "



140722
030922

I'm so sick 😗

Single?💟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang