"Perasaan gue doank, atau lo sama kak Minho emang sedeket itu?" tanya Jeongin dengan satu alis diangkat.
Jisung mendengus gak suka. Dia belum mau menjawab, masih fokus dengan jalanan didepannya. Pertanyaan Jeongin aneh banget, mana dia lagi nyetir, kan jadi gak fokus.
"Ck! Deket gimana sih maksud lo?"
Dapat balasan yang kedengaran jutek dari mulut sahabatnya, Jeongin langsung berdehem.Kayaknya Jisung lagi dalam mood yang gak bagus. Sebenarnya bukan waktu yang pas juga sih buat dia nanyain hal yang kayak gini, apalagi kondisi Jisung yang lagi nyetir.
"Ya...ya deket gitu.. Keliatannya lo kayak nyaman aja ngobrol bareng dia.." balas Jeongin seadanya.
CKIT
Mobil di-rem mendadak, badan Jeongin condong ke depan hampir membentur dashboard. Untung saja dia masih ingat pakai seatbelt.
Untung saja jalan gak seramai itu,karena memang ini sudah bukan jalan besar. Baru saja cowok rubah itu mau melontarkan komentar, Jisung sudah menatap dengan tatapan sengit.
Oke, dia salah ngomong!"Gue ngga peduli komentar orang lain, yang penting bagi gue itu b aja. Tadi kursi yang kosong cuma deket dia doank. Ya terpaksa!" Jisung kembali menjalankan mobil dengan kecepatan normal.
"Yakin kepaksa? Gue ngga mau aja Ji sahabat gue dicap php-an apalagi dikatain.." Jeongin melembutkan suaranya, berharap Jisung dengerin pendapat dia.
"Gue ikutan seneng kalo seandainya lo udah move-on dan bisa buka hati lagi buat orang lain" lanjut Jeongin karna gak dapat respon berarti dari cowok tupai disampingnya.
Jisung menghela nafas panjang, sebenarnya gak mood buat bahas masa lalu waktu nyetir mobil begini.
Tapi Jisung tau sendiri, Jeongin mengangkat topik itu pasti buat kebaikannya juga.
Mobil berwarna medium metalik itu akhirnya terpaksa parkir di pinggir trotoar. Jisung pasrah, memilih dengerin siraman rohani dari sahabatnya sore ini. Seatbelt yang daritadi membungkus badannya sekarang dilepas, buat Jisung lebih leluasa menghadapkan badan ke arah Jeongin.
"Kenapa lo dukung gue sama Minho?" tanya Jisung sangsi, benar-benar pengen denger alasan sahabatnya sendiri tentang hubungannya.
Cowok rubah yang setahun lebih muda dari dia itu memasang senyum tulus. Sahabatnya memang lagi butuh pencerahan.
"Orang bego juga tau kali kalo kak Minho emang suka sama lo. Apalagi dia belum pernah suka sama orang. Cara dia natep lo
aja udah bisa dibaca " jelas Jeongin kalem.Satu tangannya dibawa buat menepuk pelan paha sang sahabat, menyemangati cowok tupai itu dengan senyum manisnya.
Jisung yang tadinya mau balas dengan sengit berakhir diam, menghirup nafas puas-puas buat mengisi penuh paru-parunya. Kenapa berat banget?
"Jeong! Gue—"
"Gue nggak pernah maksa, Ji! Itu hak elo. Kalopun lo belum bisa buka hati ya udah..." potong Jeongin lembut.
Intonasi suaranya dibuat selembut mungkin, mencoba memberi pengertian buat sahabatnya.Mantan model yang masih resmi menjadi pacar seorang Hyunjin itu ikut menarik nafas panjang.
Dia tau, topik kali ini berat buat Jisung, teman kecilnya itu punya trauma soal hubungan percintaan.
"kalo kata gue sih Ji, jauhin aja kalo emang belom bisa. Jangan Sampek kak Minho ngarepnya Lo bisa terima dia." nasihatnya lembut.
Jisung mengangguk-angguk, lumayan bisa bernapas lega. Dalam hati membenarkan kata-kata Jeongin.
"Thanks banget Jeong! nanti gue pikirin lagi."
Jisung mengulas senyum yang bahkan keliatan banget kalau dia capek sama keadaan. Jeongin yang tau kondisi Jisung, balas tersenyum maklum.
••
Malamnya, Jisung sudah bersiap pulang karena pekerjaan di apotek sudah selesai. Tapi ternyata ada pelanggan datang membeli obat flu.
Jisung harus sabar melayani, sampai transaksi selesai dan akhirnya dia kaget karena pelanggan itu menyebut namanya.
Sapa ya? kok gak kenal??
"Ini mama! masa lupa?"
"Mama?" ulang Jisung makin kebingungan.
Heh! ayahnya udah lama meninggal, kan gak mungkin dia punya mama lain selain bundanya!!
Apa selama ini yang dia panggil bunda itu bukan bunda kandung nya?! Jadi dia anak pungut ya??
"Iya, mamanya Minho.."
Astaga!! bisa-bisanya dia malah nething!
Dan karena Jisung gak mau dicap Sombong, akhirnya dia tanya-tanya sedikit. Ternyata mama katingnya itu lagi nunggu taksi.
Tapi karena malam makin larut, kayaknya bakal susah dapat taksi jadi dengan tarikan nafas panjang—
'Anaknya udah sering nebengin elo, bales nebengin mamanya ngga bakal jadi masalah, oke?'
Tadinya Jisung sudah berniat jauh-jauh dari semua hal yang ada kaitannya dengan Minho, tapi semesta suka benget main-main.
Dan berakhir dengan dia mengantar pulang perempuan cantik itu sampai depan gerbang mansionnya.
Selama perjalanan ditanyai tentang hubungannya dengan Minho tentu bikin Jisung gak nyaman. Tapi biarlah daripada gak ada obrolan lain dan malah jadi canggung.
Jisung sebenarnya merasa gak nyaman, karena mama Minho seperti memaksa dia punya hubungan khusus dengan anaknya.
Dia gak bisa apa-apa karena memang gak punya hubungan khusus dengan katingnya.
BUNDA GUE MAU PINDAH PLANET!!😭
261022
291022KANGEN 😭
KAMU SEDANG MEMBACA
Single?💟
Fiksi Penggemar"Ya.. Karna lebih bebas aja gitu, ngga ada yang ngatur-ngatur ngga ada yang ngelarang-larang pokoknya semua bisa sesuka gw" begitu jawaban Jisung kalo ditanya kenapa sampe sekarang belom punya pacar. Banyak yang heran sih. Secara Jisung tuh udah imu...