||Senyum itu lagi

210 34 17
                                    

Jisung berjalan keluar dari area kampus saat menjelang petang. Jalannya agak loyo kerena kecapekan menerima materi hari ini. Belum lagi buku jurnal penelitian yang selalu dia bawa gak tau dimana.

Hari ini lagi-lagi Jisung pulang jalan kaki, yah.. memang biasanya kalau pulang telat begini pasti bus terakhir dengan rute ke arah rumahnya sudah lewat. Padahal sebentar lagi dia harus berangkat ke apotek.

"Jisung! Tunggu!"

Minho berlari kecil menghampiri Jisung. Dia sebenarnya sudah selesai kuliah dari sejam yang lalu. Tapi sengaja belum pulang karena memang ada niat ketemu Jisung.

"Iya, kenapa ya?" tanya Jisung masih sempat melempar senyum manis.

Jisung sudah kecapekan setengah mampus masih saja ada yang bikin dia gak bisa pulang. Mau ngumpat tapi takut karma. Hahh sudahlah Jisung pasrah!

Minho yang liat senyuman manis Jisung langsung balas tersenyum. Padahal sama orang lain boro-boro tersenyum, menengok saja jarang. Tangannya dengan cepat membuka resleting tas ranselnya, mengambil buku jurnal milik Jisung dan diserahkan kepada pemiliknya.

"Punya lo kan? Jatoh di kafe waktu itu." katanya dengan nafas putus-putus.

Jisung berkedip cepat. Tangannya yang dari tadi memegangi tas dipundak kini terulur mengambil buku jurnal miliknya. Dibolak-balik dan akhirnya matanya membaca namanya disampul buku itu.

"Lah iya bener! Gue cari-cari dari kemaren ngga ketemu! Makasih banyak loh!" Jisung hampir berteriak heboh.

Badannya dibungkukkan berapa kali karena merasa berterima kasih sekali Minho sudah repot-repot membawakan bukunya. Padahal kalau mau Minho bisa saja pilih buat gak peduli apalagi sampe harus nunggu kelas Jisung selesai. Kan Jisung jadi gak enak.

Minho yang liat jadi tertawa ganteng. Yah.. Minho sudah ganteng dari sananya sih, jadi mau bagaimana juga bakal keliatan ganteng.

"Sama-sama. Biasa aja kali, kayak sama sapa aja."

Tawa ganteng Minho itu menular ke Jisung. Tapi gak lama dia diam menyusun kata.

"Lo yang duduk di depan gue pas di kafe itu ya?" alisnya terangkat menunggu jawaban Minho.

"Inget ternyata." gumam Minho sambil mengusak hidungnya. "Iya, gue yang duduk di depan lo waktu itu "

Kepala Jisung mengangguk kecil. Oke, dia mulai kehabisan topik. Sekarang dia jadi merasa gak enak kalau harus pulang duluan. Jadi dia nunggu Minho sadar dengan keadaan dan cepat-cepat pergi karena ini benar-benar hampir gelap.

"Mau balik kan? Ayo gue anter." ajak Minho tanpa sekalipun Jisung sangka.

"E-eh ngga usah beneran deh. Gue bisa pulang sendiri kok!" tolak Jisung seketika.

"Udah ngga papa, lagian gue lagi males balik. Itung-itung cari angin."

"Aduh.. ngga deh, ngerepotin"

"Emang lo mau balik pake apa? Bus terakhir udah lewat dari tadi Ji.." balas Minho kalem.

Jisung diam mendengar kalimat Minho, dalam hati mengumpati orang didepannya.
'Kalo lo biarin gue pulang dari tadi juga ngga bakal telat anjing!'

"Gimana?" Minho memiringkan kepalanya karena Jisung menunduk.

"Hhh.. Ya udah, boleh deh. Maaf jadi ngerepotin." jawab Jisung pada akhirnya yang membuat Minho senang bukan main.

Minho tersenyum tipis dan langsung berlari ke parkiran mengambil motor CBR nya, meninggalkan Jisung di dekat trotoar.
Jisung menghela nafas pasrah. Hari ini dia benar-benar merepotkan. Dia cuma gak mau, suatu saat nanti orang yang dia repotkan tiba-tiba minta ganti rugi.

Motor CBR itu berhenti disamping Jisung, dengan agak kesusahan dia naik dibantu Minho. Ck motornya tinggi sekali! Setelah memastikan Jisung duduk nyaman dan memakai helm, Minho menjalankan kendaraan itu dengan kecepatan normal.

Setelah beberapa kali arahan dari Jisung, keduanya sampai di depan sebuah bangunan apartemen. Jisung turun dari motor milik Minho dengan melompat kecil, dengan tangan bertumpu pada kedua pundak lebar Minho.

Didepan sana Minho berusaha menahan diri supaya gak kelepasan teriak. Itu Jisung kok lompat aja keliatan imut banget, heran!
Jantung Minho kan jadi gak kuat disco-disco. Mau lompat dari tempat aja rasanya.

"Thanks banget ya.. Gimana kalo tadi gue masih nunggu bus disana.. yang ada belum nyampe. Gue ngga tau harus bales kayak gimana." Jisung menangkupkan kedua telapak tangannya didepan dada.

"Santai.. bales pake senyuman lo juga udah cukup kok" canda Minho dengan tawa geli

Jisung ikut terkekeh geli mendengar itu. Astaga orang didepannya ini aneh banget, gak waras. Tapi kayaknya Jisung lebih gak waras karena sekarang walau agak cringe dia tersenyum sangat manis untuk seorang Minho. Ya, hanya untuk Minho yang sudah mau direpotkan malam ini

"Thanks banget Min-kak Minho udah anterin gue malem ini" ucapnya tulus sambil tersenyum sampai matanya menyabit cantik.

ASTAGA MINHO MAU MATI MUDA AJA!! PENGEN GIGIT!!

"Ya udah, gue masuk dulu ya. Makasih sekali lagi." pamit Jisung sekali lagi membungkuk

Minho menggaruk tengkuknya, gimana ya,.. dia diusir nih?

Dengan helm full face masih terpasang sempurna, Minho menunjuk Jisung dengan gerakan lambat. Gak enak sebenarnya, tapi masa iya dia diam saja? Jisung yang ditunjuk mengerutkan alisnya bingung.

'Jan bilang lo kesurupan!' batinnya dramatis.

Minho garuk lagi tengkuknya canggung.
"Itu, anu-helmnya" bukan apa-apa, itu helm punya Hyunjin yang tadi dia ambil tanpa ijin.

"Eh? Lah iya" Jisung terkekeh canggung.
'goblog Jisung goblok banget sih lo!!Anjir malu-maluin banget bangke! mati aja udah'

Tangannya cepat-cepat melepas helm dari kepala, tapi karena malu+grogi jadinya gak terlepas. Yang ada dia malah makin kesusahan karena pengaitnya tersangkut.

"Sini, nah udah." ya . ... akhirnya Minho turun tangan deh.

Setelah terlepas sepenuhnya, Jisung membungkuk sekali lagi "Hehe sorry.. gue masuk dulu" tanpa mendengar jawaban Minho, Jisung sudah lebih dulu berlari kecil menuju unit apartemennya.

Minho yang ditinggal, meninju tangki motornya.

"MAMA ANAK ORANG GEMESIN BANGET ASTAGA!! ANJIR NGGA KUAT GUE!! HUHU PENGEN GIGIT PIPINYA!!"

290522
200722

Single?💟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang