||maju selangkah

157 31 1
                                    

"Jadi beneran lo naksir sama Jisung?" tanya Changbin memastikan.

Mereka bertiga lagi-lagi asik duduk di kantin fakultas kedokteran walau sekarang tanpa kekasih masing-masing. Kemarin pembahasannya sempat terhenti karena Minho buru-buru pulang, katanya diminta sang mama buat pulang cepat.

"Ck. bilang aja ngapa sih? bikin greget lu kek anak perawan." cibir Changbin dengan tangan mengaduk-aduk es teh miliknya.

Minho menghela nafas panjang mendengar cibiran Changbin. Bukannya gak mau bilang, dia sendiri belum tau perasaannya ke Jisung itu sekedar kagum atau memang suka sesuka itu. Minho juga bingung.

Helaan nafas panjang yang kesekian terdengar keluar dari mulut Minho. Ice Americano yang dari tadi tersaji didepannya perlahan disesap. Selesai meredakan haus, dia menatap wajah Hyunjin yang mana langsung dibalas dengan senyum miring.

"Lo mau mastiin dulu? kayaknya lo juga lagi bingung ya?" tebak Hyunjin tepat sasaran.

"Gue juga ngga tau. Hhh..lu pada tau sendiri kan, gue belum pernah suka sama cewek maupun cowok..apa jangan-jangan gue aseksual lagi?" balas Minho lesu.

Changbin dan Hyunjin saling tatap dengan senyum jahil diwajah masing-masing. Keduanya menggeser posisi duduk sampai benar-benar dekat dengan Minho. Changbin disisi kanan dan Hyunjin disisi kiri. Minho menatap bingung kedua temannya itu, dia baru berniat mundur tapi udah ditahan duluan sama Changbin.

"Ya udah sih, deketin aja dulu. Kalo udah cocok lanjut dah. Lagian sapa sih yang bakal nolak most wanted kek lo? tinggal tunjuk aja jadi udah" kompor Changbin berapi-api.

Minho memutar matanya malas, Changbin berlebihan banget! Duduk diantara mereka berdua bukannya meringankan beban malah Minho jadi tambah pusing. Tadinya dia berniat minta saran, tapi malah begini. Iya sih, memang mereka kasih saran, tapi kalau terkesan menjodohkan begini kan Minho jadi tertekan.

Minho menghela nafas panjang lagi, menatap si kurang dan si lebih kalsium dengan tatapan memelas. Keduanya yang mengangguk meyakinkan malah membuat Minho tambah bimbang. Akhirnya sedotan plastik jadi pelampiasan rasa gemas karena  cup kopinya sudah kosong.

Pikirannya melayang ke arah sang mama yang juga gak capek-capek menanyakan kalau Minho sudah punya pacar atau belum. Mamanya heran, anaknya yang ganteng gak ketulungan itu kok bisa sampai sekarang masih jomblo.

'Minho kamu tuh udah punya pacar belom sih? jangan jomblo mulu, cariin mama menantu donk!'  begitu keluhan mamanya yang langsung Minho balas dengan sewot.

'Minho tuh bukannya jomblo ma~ Ini tuh namanya single ok!'

Rambutnya diacak-acak karena frustasi. Bukannya terlihat kacau, Minho malah tambah ganteng dengan Messyhair nya. Karena gak punya kata-kata buat mengiyakan perkataan Changbin, dia bangkit dari duduknya dengan tangan meraih tas hitamnya. Mengundang tatapan tanya diwajah Hyunjin dan Changbin.

"Mau cari ide buat nembak Jisung." celatuk Minho asal

"Nah gitu dong! sono-sono! Semangat bro!" usir mereka kompak dengan senyum antusias.

Minho jadi bingung, sebenarnya yang suka sama Jisung itu siapa? dia atau dua teman gobloknya??

Daripada bingung lebih baik dia cari udara segar di luar, karena sudah gak ada kelas lagi sore ini. Malas juga cepat-cepat pulang kalau ujung-ujungnya sang mama malah mengungkit status jomblonya.

Dengan santai Minho menaiki motor kesayangannya, menikmati hembusan  angin sore yang menerpa wajahnya lewat helm full face nya yang sengaja dibuka.
Iseng-iseng Minho membelokkan stang motor ke arah jalan menuju gedung apartemen Jisung. Sedari tadi pagi, Minho sama sekali belum melihat wajah manis adik tingkatnya itu. Kayaknya Jisung memang gak ada jadwal kelas hari ini.

Dan mungkin ini yang dinamakan keberuntungan, karena bahkan di jarak yang masih terhitung jauh sekalipun mata tajamnya langsung bisa menangkap sosok manis Jisung yang tengah berjalan di basement apartemen. seketika senyum tipis mampir dimuka ganteng Minho

Motornya sukses berhenti didepan Jisung yang sekarang sudah berdiri anteng disamping trotoar, mungkin lagi memesan ayo ngojek karena sekarang tatapannya benar-benar fokus pada layar ponselnya.

"Mau kemana Ji? Rapi bener." sapa Minho ramah.

Jisung yang kaget namanya disebut, langsung balik badan untuk mencari siapa yang menyebut namanya. Tapi saat berbalik, dia gak nemuin siapapun, membuat badan mungilnya seketika merinding ketakutan. Padahal jelas-jelas Minho ada di depannya, tersenyum geli melihat tingkah lucu Jisung.

"Disini Ji.." Minho tertawa kecil sambil melepas helmnya.

Jisung langsung berbalik dan seketika matanya yang memang sudah bulat membola kaget. memang gak ada jeritan seperti cewek-cewek kaget pada umumnya, tapi gak nutup kemungkinan Jisung sekaget itu sampai tangan mungilnya terangkat memegangi dadanya yang sekarang berdetak kencang.

Wajahnya kelihatan syok, sedikit pucat melihat ada Minho didepannya. Dengan nafas yang terdengar belum teratur, Jisung menelan ludah gugup. Minho yang masih tertawa terhibur dengan tingkah Jisung langsung saja menghentikan tawanya. Jisung dengan muka pucatnya buat Minho merasa bersalah.

"E-eh sorry Ji! Ngga sengaja!" seru Minho dan langsung turun dari motornya.

Agak takut sebenarnya, tapi dia tetap menyentuh pelan bahu Jisung untuk membuat cowok manis itu sadar. Mengelus pelan yang mana buat Jisung menatapnya datar.

"Gue kaget tau ngga?!" bentaknya jengkel dengan tangan kanan memukul bahu Minho kuat-kuat.

"Sorry Ji, sorry banget a-aduh.."

Setelah puas, Jisung menghentikan pukulannya. Tatapannya tetap sengit, dia mendengus menatap Minho gak peduli kalau yang baru saja dia pukul itu adalah kakak tingkat paling berpengaruh di kampusnya.

Minho tertawa canggung sambil mengusap bahunya yang terasa nyut-nyutan karena habis jadi sasaran amukan Jisung. Masih merasa bersalah karena tadi mengagetkan sosok manis itu.

"Mau jalan kemana? rapi bener.." ulang Minho

"Ke apotek" balas jisung singkat, masih merasa jengkel.

"Kok ngga dianter sama pacarnya?" tanya Minho lagi, masih setia berdiri disamping Jisung.

Jisung berdecak malas mendengar pertanyaan sensitif dari Minho. Tadinya berniat melangkah pergi, tapi langsung terhenti karena pertanyaan itu.

"Ngga punya pacar!" jawabnya kelewat ketus. seketika dia menghentakkan kakinya pergi menjauh.

Minho mematung ditempatnya, "Ngga punya pacar?" gumam Minho gak percaya.
'gini yang namanya kesempatan?'

Setelah sadar Jisung sudah gak ada lagi disampingnya, Minho langsung buru-buru menaiki motor dan menyusulnya.

"Ayoklah, gue anter deh sebagai permintaan maaf" tawar Minho dengan senyum ganteng.

Gak pakai penolakan, Jisung langsung naik ke boncengan motor besar Minho, dengan mencengkeram kuat bahu tegap itu sebagai pegangan.
























150622

310722

Gue lulus

Single?💟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang