||Nongki with Jisung

172 29 2
                                    

Jarum jam tangan yang melingkar di pergelangan rampingnya baru saja bergerak, bertepatan dengan ucapan dosen didepan sana yang mengakhiri kelas. Hhh bersyukur sekali karena perutnya baru saja berbunyi. Dengan agak tergesa-gesa, Jisung merapikan tas seadanya.

"Ji, kantin yok." ajak Jeongin, cowok manis yang katanya mirip rubah.

"Ayoklah gue juga laper nih. " balas Jisung sambil tepuk pelan perutnya.

Kedua cowok manis itu melangkah menuju kantin fakultas sambil membahas materi hari ini, sesekali bergosip ria tentang dosen yang katanya punya skandal dengan dosen jurusan sastra.

Kaki jenjang keduanya menapaki lantai kantin. Astaga kenapa hari ini ramai banget? Jisung gak terlalu suka sebenarnya ada ditempat yang terlalu ramai. Tapi kalau gak suka dia gak makan donk! Heh ini dia sudah kelaparan enak aja gak jadi ngantin! mana kantinnya jauh dari kelas lagi, kan capek jalan kalau gak ada hasil.

"Sayang? Kok diem aja?" tanya seseorang dari belakang tubuh keduanya.

"Astaga Jin! Jangan ngagetin donk!" teriak Jeongin tertahan

Yah.. mereka baru saja mau melangkah, tiba-tiba Hyunjin datang merusak suasana. Untung saja mereka gak latah, kalau latah kan gak lucu.

"Maaf bae.. Ayo duduk di meja pesenan gue. Lagi bareng sama yang lain juga tuh, ada Felix juga loh." Hyunjin tanpa permisi main menggandeng tangan Jeongin dan berjalan menjauh.

"Ck. Iya-iya tunggu donk! Kasian Jisungnya ditinggal." rutuk Jeongin.

Hyunjin menoleh kebelakang, dan kaget saat tubuh mungil Jisung ada disana. Dia kira daritadi Jeongin jalan sendiri, namanya juga bucin, jadi yang kelihatan cuma dek pacar. Yang lain mah burem!😎

"Hehe sorry Ji.. Ikut yuk, nongki bareng kita." ajak Hyunjin akhirnya.

Jisung mengangguk lalu berjalan bersama mereka sambil tertawa kecil karena daritadi Jeongin merengek-jengkel karena Hyunjin terus-terusan mencubiti pipinya. Astaga bucin emang beda.

Didepan sana, dimeja yang katanya pesanan Hyunjin ada beberapa orang duduk sambil mengunyah makanan sesekali bercanda ria. Disana juga ada Minho, duduk santai mengunyah bakso pesanannya. Bisa dilihat juga kalau dia menikmati candaan di sekelilingnya, karena daritadi gak berhenti tersenyum atau sesekali tertawa.

"Eh seriosly? Ada Jisung juga! Sini Ji gabung bareng kita." Felix-mahasiswa fakultas HI jurusan jurnalistik-tersenyum manis melihat Jisung berjalan dibelakang hyunjeong.

Dia yang tadi sibuk berselancar di laman Instagramnya sukses teralih dengan kedatangan ketiga orang itu. Felix memang sudah dengar cerita dari pacarnya-Changbin, yang katanya waktu itu sempat ngobrol bersama Jisung. Tapi dia baru punya kesempatan nongkrong bareng teman-teman pacarnya sekaligus Jisung.

Minho yang sadar ada Jisung di sana tersenyum tipis, astaga jantungnya gak aman! hari ini Jisung cantik, banget malah! Yah.. memang kapanpun Jisung selalu cantik dimata Minho sih.. Tapi sejak kapan Minho jadi tertarik mengagumi paras orang? Simpel, sejak pertama ketemu.

"Iya Ji, disini aja, udah ngga ada tempat juga kan." timpal Changbin.

Jisung gak punya alasan untuk menolak, lagipula dia ingat pernah mengiyakan waktu diajak nongki sama Hyunjin. Mau gak mau ya dia mengangguk saja. Walaupun agak kurang suka dengan situasi yang ramai ini.

"Mau makan apa Yang?" tanya Hyunjin

"Mmm Enaknya apa ya? Nasgor aja deh, ama lemon tea" jawab Jeongin lalu kembali sibuk dengan ponselnya

Hyunjin mengangguk mendengar jawaban sang pacar, berdiri bersiap memesan makanan untuk pacarnya itu. Melihat Jisung yang juga ikut berjalan mau memesan, Hyunjin langsung menahannya.

"Pesen apa Ji? gue aja yang mesen, duduk aja tuh sampingnya Minho." celetuk Hyunjin diiringi seringai jahil.

Minho diseberang sana tersedak kuah baksonya. Dengan tangan mencoba meraih tisu, Minho mendengus jengkel kearah Hyunjin.

"Ya udah deh, maaf ngerepotin. Samain aja sama punya Jeongin, pedesin ya." Jisung
menepuk pundak Hyunjin pelan, lalu berjalan ke arah bangku disamping Minho.

Jisung melihat sekeliling, ada satu yang kurang. Ah iya, si kulit pucat yang gak ada. Beberapa menit lewat begitu saja, Jisung yang gak tau harus bicara apa ya cuma diam menyimak. Tatapan matanya bertemu dengan Minho, Jisung agak kaget. Tapi tetap memasang senyum manis pada akhirnya.

"Makasih banget kak yang semalam. Gue jadi ngga enak. Hehe.." kekeh Jisung canggung karena gak ada topik obrolan.

Minho menggeleng ringan, "Santai aja.. Udah kayak sama sapa aja."

"Gimana-gimana?! Kenapa semalem?" tanya Hyunjin rusuh setelah meletakkan pesanan Jeongin dan Jisung.

Minho menatap sengit Hyunjin yang tiba-tiba muncul. " Kepo lo njing!"
Minho itu kagetan orangnya, tapi teman-teman kampretnya yang tau malah sengaja bikin Minho kaget terus-terusan.

"Eh Ji, gue denger lo anak farmasi ya? Kok mau sih masuk kedokteran? Ih gue mah ngga sanggup!"

Felix sepertinya antusias banget ketemu Jisung. Yah... mereka sama-sama famous tapi gak pernah ketemu. Sekalinya ada kesempatan malah rusuh sendiri. Felix memang sudah lama kenal sama Jeongin, tapi gak tau kalau Jeongin itu sahabatnya Jisung.

Jisung yang ditanyai Felix cuma tertawa kecil, setelah mengunyah makanannya dia tersenyum miris.
"Sebenernya juga ngga mau, tapi gimana lagi, bunda yang nyuruh."

"Astaga Ji.. aduh gue jadi kasian.. Huwee~"
Mata cantik Felix sampai berkaca-kaca.

Dramatis sekali. Padahal gak ada yang bikin sedih dari kalimat Jisung. Jeongin yang sudah hapal sifat Felix cuma geleng-geleng kepala. Makanya dia agak malas bercerita dengan Felix tentang Jisung, Felix itu gampang menangis.

Lama mereka bercerita tentang masalah hidup masing-masing, gak jarang saling memberi motivasi. Ternyata ketiga Uke itu punya banyak kesamaan. Ketiganya terlalu asik dengan dunia mereka, sampai gak sadar kalau daritadi sudah mengabaikan keberadaan para Seme.

"Semalem lo nganterin Jisung pulang Ho?" tanya Changbin penuh selidik.

"Ck. Iya, puas lo pada?!" balas Minho sengit

Mereka memilih untuk menepi, memberi banyak ruang supaya tiga remaja manis itu nyaman berbagi cerita.
Hyunjin sukses tertawa kencang, kan firasatnya betul sekali. Minho yang ditertawakan memutar bola matanya malas.

"Naksir lo sama Jisung?" Hyunjin bertanya penasaran setelah tawanya habis

Minho diam berpikir. Kata-kata Hyunjin terlalu menohok tepat sasaran. Belum sempat menjawab, Jisung sudah berdiri pamit pulang.

"Huwee ngga mau pisah sama Jisung~"

"Astaga Fel. Pulang doank itu..nanti kalo ada waktu juga bakal ketemu kita lagi!"

"Iya Fel, bener kata Jeongin. Kan gue cuma pulang." Jisung tertawa geli. " Ya udah ya, gue duluan semuanya." pamitnya dengan senyum manis.

"Ok Ji, take care!" balas semuanya serempak. Kecuali Minho

'naksir Jisung ya?' Minho mengulang pertanyaan Hyunjin.

040622
310722

Single?💟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang