||Cup!

139 18 11
                                    

"Ji! Pulang bareng Minho?" Jeongin menahan lengan baju Jisung yang baru melangkah pergi.

"Iya nih...sorry ngga bisa bareng.."

Jeongin menggeleng sambil tersenyum tipis, "Gue ikut seneng.." bisiknya pelan.

Jisung ikut tersenyum, berjalan beriringan dengan mantan model yang sudah jadi sahabatnya sejak kecil.

"yeah...then i feel comfortable with him...u know?? he's so different...ngga kayak yang selalu gue pikirin.."

Pandangannya terpusat di satu titik. Didepan sana, seseorang dengan rambut yang sekarang dicat abu kehijauan, bersandar santai di badan motor hitamnya dengan setelan super woah yang sukses buat banyak orang melirik tertarik.

 Didepan sana, seseorang dengan rambut yang sekarang dicat abu kehijauan, bersandar santai di badan motor hitamnya dengan setelan super woah yang sukses buat banyak orang melirik tertarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

/Ganteng banget jodoh orang😭/

"I'm happy for you~ Udah sana balik!"

Jisung mengangguk dan melambai ke arah Jeongin. Langkah kakinya dibawa mendekati Minho yang masih serius dengan sesuatu di ponselnya.

"Sorry jadi nunggu lama..."

"ANAK KAMBING MAKAN DONAT!Hhh...ya ampuuunnn Ji~"

Minho mengelus dadanya, berusaha menetralkan detak jantung yang hampir meledak.

Jisung terbahak mendengar latahan Minho yang....sudahlah, Jisung gak kuat. Padahal tadi suaranya gak kencang-kencang amat. Cowok manis itu menyeka sudut matanya yang berair, buat Minho menggeleng pelan.

"E-eh sorry,...hadeh..."Jisung menepuk paha tebal Minho pelan, dengan sisa tawanya.

"Gimana kelasnya?" tanya Minho lembut, berhasil buat Jisung diam.

Tangan yang tadi sibuk bermain ponsel kini terangkat, menyampirkan poni coklat Jisung yang mulai memanjang kebelakang telinga. Membuat Minho bebas nikmati wajah manis Jisung tanpa penghalang.

"Tadi sih teori doank, minggu depan baru praktek..."

Minho mengangguk, memutar tubuhnya untuk mengambil helm Jisung. Memasangkan helm itu dikepala adik tingkatnya tanpa penolakan. Kali ini bukan helm Hyunjin atau Changbin, itu helm khusus yang dia beli untuk Jisung.

Jisung berdiri anteng, membiarkan tangan besar katingnya bekerja memasang pengait helmnya. Ya, Jisung gak lagi menolak perlakuan Minho, dia mulai terbiasa dengan semuanya.

Kalau Minho saja bisa berusaha membuat dia senang, kenapa dia gak?

Sejak pulang dari rumah sakit tempat bundanya dirawat, mereka jadi semakin dekat. Bukan cuma Minho yang berusaha disini, Jisung pun sama.

"Mampir ke perpustakaan bentar ya?pinjem buku..." Minho men-starter motor besarnya.

Jisung balas berdehem, masih kesusahan menaiki sadel motor kesayangan Minho yang memang tinggi.

Single?💟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang