▪︎ OO4 - Jisnu and bullying

321 32 25
                                    

"Mama, Ratan pulang" Suara lembut pria bermata sipit itu terdengar, kakinya melangkah masuk ke dalam rumahnya yang terasa sunyi, seperti tak ada penghuni yang mendiami.

"Ma?" Panggilnya lagi saat dirinya tak kunjung mendapatkan jawaban.

Rasa cemasnya kini mulai menyelimuti dirinya, anak itu dengan segera melangkah masuk ke dalam kamar sang Mama dengan deru nafas yang menggebu, lagi lagi rasa khawatir menyelimuti dirinya untuk yang kesekian kalinya.

Dengan cepat, dirinya membuka pintu kamar tersebut, matanya seketika membulat sempurna saat melihat keadaan Mamanya yang tengah terbaring tak berdaya di atas lantai.

"Ma!!" Teriaknya lalu dengan segera menghampiri sang Mama.

"Mama, kenapa?? apa yang sakit ma?" Tanya Ratan sambil mengangkat tubuh ringkih mamanya, lalu diletakkan di atas ranjang secara perlahan. Sorot matanya begitu di penuhi dengan ke khawatiran.

"Mama gapapa, Ratan" Sahut mama dengan suaranya yang terdengar parau, seperti sudah tidak memiliki energi yang cukup.

"Gapapa apanya? Mama sampe jatoh gitu" dengus Ratan.

"Tadi mama kesandung, terus jatoh deh" Bohong, jelas mama berbohong, dia terjatuh sebab kakinya tak kuasa menopang tubuhnya, kepalanya terasa begitu berkunang-kunang tadi.

"Kesandung, sampe gak sanggup berdiri lagi? Mama kalo ada apa apa, panggil Ratan, telfon ma. Kan ratan udah sediain Hp di sini"

"Kamu kan masih sekolah, gak mungkin Mama ganggu waktu kamu buat belajar"

"Apapun itu, kalo soal Mama, gak ada kata ngeganggu, Mama itu segalanya buat Aku. Aku gak mau kehilangan Mama"

"Sekolah juga penting Ratan"

"Mama bahkan lebih penting dari semuanya"

Tak kuasa menjawab kalimat sang Anak, lantas Mama hanya sanggup memberikan senyuman manisnya ke arah sang anak, tangannya terulur guna mengelus surai Ratan.

"Iyah, Ratan. Maaf ya udah bikin kamu khawatir"

Ratan mengangguk pelan, mengiyakan permintaan maaf sang Mama "Mama udah minum obatnya kan?"

"Em.. tadi mama mau minum, cuma gelas airnya jatoh, mau ambil air baru, tapi malah mama jatoh"

Sorot mata Ratan teralihkan ke arah gelas plastik yang jatuh, dengan air yang membasahi hampir sebagian lantai.

"Untung aja, tadi aku gak pakek gelas kaca" Dengusnya perlahan

"Mama tunggu di sini, aku ambil air yang baru dulu di dapur" Lanjutnya lalu beranjak pergi meninggalkan Mama

Tak butuh waktu lama, Ratan kemudian datang, dengan segelas air putih di tangan kanannya.

"Ini mah" ujarnya sambil menyerahkan segelas air putih kepada Mama

"Makasih ya nak" Ucap Mama lalu dengan segera meminum obatnya.

"Mama istirahat ya, jangan banyak gerak dulu. Urusan rumah biar Ratan yang beresin"

"Gak usah, biar Mama aja. Kamu pasti capek dari sekolah, kamu aja yang istirahat"

"Ma.. aku gak capek, disini yang perlu banyak istirahat itu Mama, bukan aku. Beneran deh, aku gak capek."

"Mama khawatir asma kamu tiba-tiba kambuh lagi Ratan"

"Gak bakal kok Ma. Mama istirahat aja ya?" Sorot mata Ratan begitu sendu melihat raut muka Mamanya yang terlihat begitu pucat pasi.

"Tapi, Ra –" Belum selesai Mama berbicara, dengan segera Ratan menyelanya

"Ma, tolong" Kata Ratan memotong, dirinya memohon penuh kepada sang Mama.

7 HARI 7 MIMPI  (On going/slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang