Pagi hari yang cerah, pria muda yang satu ini sudah sibuk di dalam dapur, menyiapkan beberapa makanan untuk sarapan, mengupas lalu memotong beberapa buah-buahan.
Tangannya begitu telaten dan cekatan saat menyiapkan hal tersebut.
Ditengah kesibukannya dengan peralatan dapur, dua orang yang lain datang secara tiba-tiba dan begitu terkesan ketika melihat apa yang di lakukan pemuda itu.
"Lo bangun jam berapa, Tan?" Tanya salah satunya, namun sorot matanya masih menatap takjub ke arah meja makan.
Detik itu juga, Ratan menoleh dan melihat ke arah sumber suara "Eh kalian udah bangun, ayo duduk, sarapan dulu" katanya sambil melepas appron yang bertengger di tubuhnya tadi.
Papa Sukma dan Jemi lantas duduk di kursi masing-masing. Sedangkan Ratan, ia masih sibuk menyiapkan piring dan menghidangkan masakannya untuk dimakan kedua orang itu.
"Ayo dimakan" ujarnya dengan senyum manis yang tak lupa ia pamerkan.
Suapan nasi goreng pertama masuk tepat ke dalam mulut Papa Sukma, ia terkejut dengan rasanya. "Wahh, Ratan. Di ajarin siapa kamu masak? Enak banget ini"
Jemi yang tengah mengunyah, lantas mengangguk penuh semangat, menyetujui ucapan sang papa.
"Di ajarin mama.." sahutnya dengan suara rendah dan sesikit terkekeh hambar, lagi-lagi Ratan merindukan sang Mama.
"Wah, anak papa yang satu ini jago masak juga ternyata" ujar Papa Sukma yang memberikan apresiasi terhadap Ratan.
Sontak Ratan terkejut mendengar hal itu, ia terlihat tengah melamun, memikirkan kapan terakhir kali ia mendengar hal itu? Sudah lama.. seingatnya, saat dia masih kecil dulu, saat pertama kali Ratan bisa menaiki sepedanya.
***
"Ayo Ratan, pelan-pelan aja ngayuhnya, kamu pasti bisa"
"papa, jangan di lepas, aku takut" anak itu terlihat ragu mengayuh sepedahnya, tangannya sedikit bergetar.
"gapapa, jagoan papa yang satu ini pasti bisa, kamu jangan takut ya? ada papa di sini, papa pegangin" ujarnya lembut, memberikan semangat kepada putra semata wayangnya itu
"ayo sayang, kamu pasti bisa, mama lihatin dari sini"
Ratan menoleh ke arah suara yang terdengar begitu lembut, ia menatap ke arah Mama yang kini tengah menatapnya dengan hangat, seakan-akan memberikan energi penuh lewat tatapannya itu, agar sang putra tidak lagi merasa takut.
"pa, jangan di lepas.." pintanya sekali lagi
"coba Ratan kayuh dulu sepedanya, matanya fokus kedepan ya, bayangin kalo Ratan ini pasti bisa, jangan takut"
Ratan kecil mencoba menuruti segala ucapan papanya, ia meyakinkan dirinya agar bisa dan berani.
Perlahan, tanpa sepengetahuan Ratan, tangan papa melepas pegangannya dari sepeda yang Ratan kayuh itu. Ia berdiri, lalu diam menatap anaknya yang tengah mengayuh sepedanya itu. Siapa sangka, jika anaknya berlatih secepat ini.
"Hebat, anak papa hebat!! Ratan emang jagoan papa sama mama!" serunya penuh semangat disertai tepuk tangan, saat sang anak mengayuh sepedanya tanpa ragu dan rasa takut lagi.
"Mamaa, papaa!! aku bisaa" serunya tak kala senangnya dari sang papa
"anak mama emang hebat!" Teriak mama namun masih terkesan lembut
***
"Ratan? kamu gapapa nak?" Papa Sukma menepuk pelan bahu Ratan yang kini tengah menatap kosong ke arah piring, sorot matanya terlihat sudah berkaca-kaca, tanpa sadar ia menitihkan sebulir air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 HARI 7 MIMPI (On going/slow update)
Fanfictiontentang tujuh remaja, yang ditakdirkan untuk berjuang sampai kegaris finish secara bersamaan, segala rintangan mereka tempuh, keluh kesah mereka lewati. Canda tawa mereka lakukan sebagai pemanis untuk menghadapi peliknya hidup - Tujuh Mimpi. 16 Apri...