▪︎ O13 - jemi and his pain

289 31 28
                                    

Langkahnya semakin cepat, peluh di keningnya mulai membanjiri area wajahnya, rasa sakit di perutnya begitu menusuk. Beberapa pasang mata menatap anak itu heran penuh tanda tanya.

"Sakit.." seruannya terdengar begitu pelan, tak sanggup menahan rasa sakitnya, air mata Jemi berhasil menerobos paksa kelopak matanya.

Tak sengaja dirinya menabrak salah seorang murid "woy jalan tuh pakek mata!" bentaknya pada Jemi

Jemi menunduk, bibirnya yang bergetar lantas berucap maaf "maaf, gak sengaja"

"wuuh"!" seru pria itu lalu pergi mengabaikan Jemi.

Kaki anak itu kembali melangkah, sampai dirinya tiba di kamar mandi pria, masuk ke dalam tempat itu. Sepersekian detik berikutnya, tubuhnya ambruk, kakinya terasa begitu lemas. Tangannya terkepal erat.

"Papa.. sakit" serunya dengan suara yang begitu lirih.

Dirinya menangis, tak kuasa menahan sakit yang semakin lama semakin terasa mengiris bagian perutnya itu.

"Papa..."

"ini Jemi kok lama ya? guru juga udah dateng" Bisik Maven pada Jafan yang duduk disebelahnya

Jafan mangangkat bahunya, dan menggelengkan kepalanya pelan "gue juga gak tau" ucapnya seraya mengangkat kedua bahunya, menandakan dirinya juga tidak tau perihal keberadaan temannya itu.

keduanya diam sejenak, lalu Jafan dengan segera mengangkat tangannya cukup tinggi. Hal tersebut lantas mendapat respon dari guru yang tengah memberikan penjelasan tentang materi hari ini

"Iyah Jafan? kenapa?"

"Saya izin ketoilet ya, Bu"

"Oh iyah boleh"

Jafan berjalan keluar kelas, langkahnya begitu cepat. Firasat tak menyenangkan mulai menghantuinya, pikirannya saat ini hanya tentang Jemi.

Jafan tau betul bagaimana tentang keadaan fisik Jemi, tapi dirinya bahkan yang lain tidak tau penyakit apa yang Jemi derita selama ini.

Pikirannya kacau, langkahnya semakin cepat, setibanya di toilet, satu persatu ia buka pintu toiletnya, sampai pada akhirnya, mata nya membulat sempurna, terkejut saat dirinya mendapati seorang anak laki-laki yang meringkuk lemas di atas lantas, memeluk perutnya begitu kuat. Wajahnya terlihat pucat.

"JEM!" teriaknya seraya mendekat ke arah Jemi.

"Jem! lo kenapa??!"

"Sakit.. jaf.." suara nya terdengar begitu bergetar

"Nanti, ngomong nanti. Sekarang lo harus ke UKS" tak banyak basa-basi lagi, lantas Jafan menggendong Jemi di punggungnya. Membawa temannya ke UKS secepat mungkin.

"Tahan, Jem.." bisik nya perlahan sambil terus berlari pelan sepanjang lorong sekolah.

"Sebentar, gue telfon bokap lo, lo istirahat dulu" ucap Jafan sambil mengutak atik telfonnya.

Jemi terdiam, rasa bersalah karena lagi-lagi dirinya merepotkan orang-orang terdekatnya. Harus berapa lama lagi dirinya terus begini. Rasa lelah sering kali menghantuinya.

Jemi menatap Jafan yang tengah mengobrol dengan Papanya lewat telfon. Ingin melarang, tapi rasanya percuma.

"Kata bokap lo, bentar lagi dia dateng"

7 HARI 7 MIMPI  (On going/slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang