▪︎ OO7 - pesawat kertas

306 34 19
                                    

"udah habis, Nuu" ekspresi Chaka terlihat lebih berwarna dari sebelumnya, Bunda Salwa dan Jisnu yang melihat hal itu kini ikut serta memberikan senyum.

"lo laper apa doyan, Ka?" kekehan kecil terdengar dari mulut Jisnu, tangannya begitu telaten menumpuk setiap piring kotor

"dua-duanya hehe" sahut sang lawan bicara diiringi kekehan canggungnya

"lebih enak dari daging wagyu, ya kan?" ucap Jisnu

"BETULL!!"

Bunda Salwa tertawa lepas saat melihat hal itu "sering-sering kesini kalo gitu, nanti bunda masakin makanan yang lebih enak dari ini"

"Boleh, bun?" Tanya Chaka memastikan

"lohh boleh banget"

"Tuh dengerin, Ka. udah dapet undangan vvip dari nyokap gue"

Ketiganya terkekeh bersamaan. Sungguh, ini pertama kalinya bagi Chaka, merasakan hangatnya keluarga. Tak ada keriuhan saat menikmati makanan, semua ala kadarnya, namun terasa begitu istimewa.

"Bunda beresin ini dulu ya" Katanya sambil mencoba bangkit dengan tangan yang penuh dengan piring kotor.

"Chaka bantuin ya, Bun"

"Gak usah, bunda bisa sendiri, kalian ngobrol aja"

"Sini Bun, kita bantuin" Ucap Jisnu sambil mencoba mengambil alih piring kotor itu dari tangan Bunda

"Gak usah sayangnya bunda, bunda bisa sendiri kok. Kalian main main sambil ngobrol aja dulu, nanti bunda buatin minum, panas-panas gini enaknya minum yang seger-seger"

Pasrah dengan tolakan sang Bunda, keduanya memilih diam tak melawan, Bunda Salwa dengan hati-hati membawa piring kotor tersebut ke dalam dapur.

Sedangkan Chaka, anak itu diam sejenak, saat Bunda Salwa berucap demikian kepada Jisnu.

"kapan Mami bilang sayang ke gue?" Batin Chaka, ada rasa iri di benaknya, karena sejak dulu kata sayang tidak pernah ia dengar dari mulut kedua orang tuanya.

"Woy, bengong aja lo. awas kesambet" Tangan Jisnu memukul pelan bahu Chaka yang sempat termenung.

Chaka sedikit kaget atas apa yang Jisnu perbuat barusan, detik berikutnya, Chaka tertawa pelan, lalu selanjutnya, wajahnya kembali masam.

"kenapa?" Jisnu yang sadar akan perubahan singkat wajah Chaka, lantas segera bertanya demikian.

"Nu, jangan kasi tau yang lain ya?"

Wajah Jisnu berubah sesaat, guratan tanda tanya begitu jelas, alisnya menyatu "perihal apa?"

"yang tadi dirumah pohon. Cukup lo aja yang tau, yang lain jangan"

"gak adil dong, Ka?"

"Gue gak mau, mereka nganggep gue lemah, gue mohon. Cukup lo aja, yang lain jangan. Biarin mereka liat gue sebagai orang yang paling beruntung"

Jisnu menghela nafasnya sejenak, diam beberapa saat mencerna maksud perkataan temannya itu.

"kalo capek bilang ke gue, ke yang lain juga. Jangan keras sama diri sendiri, gue gak akan bocorin hal itu sesuai permintaan lo. Tapi lo harus janji, pulang ke kita kalo lo udah bener bener ngerasa capek sama semuanya"

"iya"

🍁🍁🍁

Anak itu terus menerus merapikan rambut dan pakainnya di depan cermin. Menatap dirinya dengan penuh pesona.

"Widih, anak bapak tumben rapi banget. Mau kemana nih?"

Kekehan kecil terdengar, Hilmi menatap Bapak dari kaca tanpa membalik tubuhnya

7 HARI 7 MIMPI  (On going/slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang