▪︎ OO5 - Maven and his longing

286 30 47
                                    

"Jiss, udah belom?" suara Hilmi terdengar saat dirinya sedikit berteriak memanggil temannya itu yang tengah berganti pakaian.

Tak ada jawaban dari dalam ruang ganti, namun tepat saat itu juga, Jisnu keluar dengan pakaian yang lebih rapi dari sebelumnya.

"udah ini" ujarnya saat dirinya selesai menutup pintu "baju kotornya ini gue taro mana ya? gue gak ada kantong plastik"

Hilmi terdiam beberapa saat, dirinya tengah memikirkan bagaimana caranya mendapatkan kantong plastik untuk membungkus seragam kotor milik Jisnu "di loker gue keknya ada papper bag deh, bentar" katanya, lalu dengan segera membuka loker miliknya, dirinya sedikit mengacak ngacak barang yang ada di dalam loker tersebut.

Tak berapa lama kemudian, Hilmi mendapatkan sesuatu yang ia cari "nah ketemu, tapi lusuh nih papper bag"

"gapapa, sini" katanya lalu mengambil papper bag nya dari tangan Hilmi begitu saja, tepat saat itu juga Jisnu memasukkan seragamnya kedalam papper bag tersebut. "ayo balik ke kelas"

"Hilmi!!!!"

Baru saja keduanya hendak melangkah pergi, namun ada suara yang memanggil nama salah satu dari keduanya, hal itu berhasil membuat fokus Jisnu dan Hilmi teralihkan, keduanya-pun menghentikan langkahnya saat itu juga

senyum lebar terlukis jelas dari wajah Hilmi saat tau siapa yang memanggilnya

"Ney, sayangku!" teriaknya membalas panggilan gadisnya sambil melambaikan tangannya penuh semangat

berbanding terbalik dengan raut wajah Hilmi yang nampak senang, tapi tidak dengan gadis itu, wajahnya terlihat seperti sedang kesal, terlihat juga dari langkahnya yang tak ada kesan tenang saat menghampiri Hilmi

"kenapa sayang? kok cemberut gitu mukanya?" tanya Hilmi saat sadar raut wajah gadisnya ini sedang tidak baik-baik saja, tangan hilmi terulur guna memegangi pipi gadisnya, namun dengan cepat, gadis yang bernama Neyla itu menangkis tangan Hilmi.

"kamu kenapa? ngomong sama aku" ujarnya dengan raut wajah yang bingung

"kamu kemana aja?"

"aku gak kemana-mana, 2 hari yang lalu aku sibuk, aku juga ziarah ke kuburan ibu, maaf ya gak sempet ngabarin kamu"

decihan terdengar jelas dari mulut Ney "aku pengen kita jalan"

"nanti malem ya? nanti aku jemput"

"tapi aku malu"

lagi-lagi Hilmi di buat bingung dengan perkataan gadisnya itu

"malu kenapa, Ney?"

"aku malu kalo kamu jemput sama anter aku pakek motor butut kamu itu, kamu gak ada motor yang bagusan dikit gitu? minimal n-max, kalo kamu emang gak punya mobil. Terus lagi, tiap jalan selalu aja, ngajak aku makan di pinggir jalan, di resto kek, atau gak di cafe"

Hilmi di buat shock saat mendengar penuturan panjang dari mulut gadisnya yang terdengar begitu menuntut. Ia di buat bungkam, entah harus berbuat apa agar dirinya bisa memenuhi segala kemauan gadisnya itu.

"kamu sayang aku gak sih, Hilmi?" tanyanya penuh penekanan.

"aku sayang sama kamu, tap-"

"apanya yang sayang, kamu aja gak pernah ngasi effort yang aku mau selama setahun belakangan ini? itu yang katanya sayang? kamu mah bisanya cuma ngomong aja"

"Ney, tolong ngertiin aku, aku selalu berusaha bikin kamu seneng selama ini, tapi kamu bilang aku gak pernah ngasi effort?"

Ney terlihat merotasikan bola matanya malas, sedangkan Jisnu sejak tadi diam menyimak pertengkaran kecil Hilmi dengan kekasihnya itu, dia juga bingung bagaimana caranya agar keduanya tak terus berdebat di tempat ini.

7 HARI 7 MIMPI  (On going/slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang