"kepala gue masih agak pusing" keluhnya pelan, sambil berjalan di area lorong sekolah, sesekali tangannya memijat pelipisnya yang terasa pening, dirinya belum sembuh sepenuhnya, tapi Chaka memaksakan diri untuk masuk sekolah hari ini, baginya jika terlalu lama di rumah sakit akan semakin membuat kepalanya pusing.
SREET
Tanpa permisi, seseorang menarik lengannya cukup kuat, lalu mendorong tubuhnya ke tembok. Chaka cukup tersentak dengan hal itu.
"Lo apa-apaan sih" ungkapnya kesal "minggir gue mau ke kelas!" lanjutnya dengan nada sarkas sambil mendorong orang di hadapannya
"Lo ngapain sih temenan sama mereka?" Pertanyaan itu berhasil membuat Chaka terdiam sejenak, sambil menatap nyalang ke arah lawan bicara
"maksud lo apaan?"
"Lo tu gak cocok kalo temenan sama mereka, apalagi si cupu itu. Mereka tu miskin, yatim piatu lagi" Ketiganya tertawa terbahak-bahak saat mendengar hal itu, kecuali Chaka, tatapannya sudah penuh dengan rasa marah, siap menerkam ketiganya kapan saja, Chaka tidak suka jika ada yang menghina teman-temannya
"Rendra! jaga mulut sampah lo" katanya penuh amarah
"gue ngomong apa adanya loh, lo tuh orang mampu, jauh di atas mereka, gak pantes temenan sama mereka, miskin, nyusahin, morotin duit lo, yatim piatu, dekil pula" ujar Rendra dengan wajah tak tau dirinya
"bener tuh kata Rendra" timpal Adrian
"Lo cocoknya temenan sama kita" Tambah si Bagas
"Gue lebih gak pantes temenan sama lo pada, karena kalian, lebih menjijikkan dari sampah, lebih miskin dari pada mereka" gertaknya sambil mendorong bahu Rendra
"wah parah, gak ada sopan santunnya ni anak" ujar Bagas tak terima dengan perkataan Chaka.
Chaka tersenyum miring, meremehkan seseorang yang berada di depannya, emosi ketiganya juga mulai terpancing.
Malas berdebat, Chaka mendorong tubuh Rendra, guna untuk menyingkirkan Rendra dari hadapannya, dan ingin segera masuk ke dalam kelasnya. Menurutnya, meladeni ketiga kakak kelas nya ini hanya membuang-buang waktunya
"Minggir, lo semua udah ngerusak senin pagi gue" katanya lalu pergi, belum ada selangkah Chaka pergi. Suara teriakan langsung mengalihkan seluruh antensi para murid yang berada di lorong sekolah
"BRENGSEK!" Teriaknya sambil mencoba untuk melayangkan pukulan ke arah Chaka
BUGH!
"Anjing, MINGGIR LO!" Tubuh Rendra jatuh tersungkur ke lantai, saat satu pukulan mendarat tepat ke wajahnya.
Chaka sontak kaget, saat melihat kejadian yang begitu tiba-tiba. Dirinya menatap tak percaya kepada seseorang yang berdiri membelakanginya
"gue, udah peringatin lo buat gak gangguin temen-temen gue!" Tangannya memegangi kerah baju milik Rendra dengan cukup kuat.
"Minggir lo bangsat! gak usah ikut campur sama urusan gue! urus aja bapak lo yang kuli itu. Lo nyusahin, dasar anak Piatu, gak punya IBU!" Tangan Rendra mendorong kuat tubuh Jafan hingga tersungkur ke lantai yang awalnya menduduki tubuh Rendra
Sorot mata Jafan seketika berubah, tatapannya begitu nyalang, ia mengepalkan kedua telapak tangannya. Sakit bukan main saat orang tuanya di hina. Dengan cepat, Jafan bangkit, lalu memukuli Rendra tanpa ampun.
"JANGAN HINA BOKAP GUE!" katanya sambil melayangkan beberapa pukulan, Rendra tak tinggal diam, dirinya juga ikut membalas pukulan Jafan.
"ini jafan?" Chaka di buat shock dengan hal ini, bingung harus berbuat apa, ini pertama kalinya Chaka melihat Jafan semurka ini, banyak siswa siswi yang melihat perkelahian mereka, beberapa ada yang merekamnya, beberapa ada yang menyoraki perkelihan di antara keduanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 HARI 7 MIMPI (On going/slow update)
Fanfictiontentang tujuh remaja, yang ditakdirkan untuk berjuang sampai kegaris finish secara bersamaan, segala rintangan mereka tempuh, keluh kesah mereka lewati. Canda tawa mereka lakukan sebagai pemanis untuk menghadapi peliknya hidup - Tujuh Mimpi. 16 Apri...