▪︎ O19 - chaka and basketball tournament

197 25 10
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"seenggaknya gue masih punya mereka" ia tersenyum getir saat menatap layar handphone, tangannya begitu kuat menggenggam handphone miliknya itu, rasanya sudah seperti ingin meremukkan benda pipih itu detik ini juga

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"seenggaknya gue masih punya mereka" ia tersenyum getir saat menatap layar handphone, tangannya begitu kuat menggenggam handphone miliknya itu, rasanya sudah seperti ingin meremukkan benda pipih itu detik ini juga.

Chaka diselimuti oleh rasa kecewa dan sedih yang bercampur aduk, kini merebahkan tubuhnya di atas ranjang mewahnya itu, ia melemparkan handphone tersebut ke sembarang tempat, tak peduli jika ponsel miliknya itu akan lecet bahkan rusak.

tangan kanannya terangkat, lalu menutupi matanya, ia menangis diam-diam, menahan suara isakannya sekuat mungkin.

padahal beberapa jam yang lalu, dirinya berbagi canda tawa dengan teman-temannya itu, namun setibanya dirumah, rasa senang berubah menjadi sakit detik itu juga.

Ia mengehela nafasnya kuat-kuat "semangat buat besok, Chaka. Mami sama Papi yakin kamu bisa menang" ucapnya pada diri sendiri sambil tertawa getir di akhir kalimatnya. Dan perlahan ia mulai memejamkan matanya, bersiap untuk berkelana di alam bawah sadarnya.

🍁🍁🍁

Suara riuh serta sorak sorak kebahagiaan terdengar jelas di tempat itu, suara terompet terdengar dimana-dimana, yel-yel yang begitu seru juga ikut serta meramaikan kebahagiaan pada pagi pagi ini.

Tapi tidak dengan Chaka, ia merasa tak acuh dengan hal itu, matanya sejak tadi bergerak kesana-kemari, mencari hal yang tak kunjung ia temui.

Ia berkali-kali mengecek jam di handphone nya, dan berkali-kali juga ia melihat roomchat di grup WhatsApp nya itu, tapi sampai detik ini, tak ada balasan dari ke enamnya temannya itu. Perasaan kesal semakin bergejelok di dalam dirinya.

"Lima belas menit lagi pertandingan di mulai, tapi gak ada satupun respon dari mereka" Chaka mendecih, rasa kecewa kini mulai terpampang jelas dari raut wajahnya. Ia sudah berharap penuh dengan teman-temannya itu, pikirnya jika tidak ada perang orang tua dalam hidupnya, setidaknya dia masih punya mereka yang mau berpartisipasi untuk menciptakan warna cerah bersama.

7 HARI 7 MIMPI  (On going/slow update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang