4. Aska, gemesin?

5.2K 220 9
                                    

-

Dor!

Laskar meniup ujung pistolnya, lalu terkekeh heran pada mayat yang tergeletak mengenaskan. "Dasar tikus." Ia menendang kepala orang itu.

Laskar menyembunyikan pistol itu di balik jasnya, memasukan kedua tangan dalam saku celana. Hidupnya tidak pernah tenang, dalam satu kali hembusan nafas, seseorang melangkah satu kali untuk membunuhnya.

Ia berjalan di temani banyak bodyguard menuju rumah yang begitu megah. Rumah Ayahnya.

Laskar di undang oleh ayahnya mengikuti perayaan atas bisnis, Al Reynard Leopold -- ayahnya, yang menduduki rank 3 dari pembisnis di seluruh dunia.

"Dad," panggil Laskar. Ia berjalan mendekati balkon, menatap ayahnya yang hanya menatap kosong ke depan, takut-takut ayahnya bunuh diri, Laskar menepuk pundak Reynard dengan cepat Reynard menoleh dengan kaget.

"Ternyata sudah sampai."

"Sedari tadi," jawab Laskar bohong, ia hanya bermaksud membuat Reynard merasa bersalah.

Reynard memasukan kedua tangannya di saku celana, pria yang memiliki usia 43 Tahun, walau usianya sudah berkepala empat, gayanya masih segagah dulu, badannya yang besar tidak pernah berubah. Wajahnya yang tampan dan mirip sekali dengan Laskar, bahkan ada yang mengatakan jika mereka lebih seperti adik kaka.

"Ayo duduk," titah Reynard mengajak Laskar duduk di sopa yang berada di balkon.

"Apa?" Tanya Laskar to the point, ia tak memiliki banyak waktu, banyak yang harus ia urus di Sequoia.

Reynard tertawa geleng-geleng, anaknya tumbuh menjadi lelaki keras sesuai tujuannya. Jangan menyimpulkan jika mereka tidak memiliki hubungan yang baik, nyatanya hubungan mereka sangat baik. Walau kadang ada rasa ingin saling membunuh, saling menyakiti, tapi itu cara mereka mengungkapkan rasa sayang.

Secontoh waktu dimana Laskar membuat Reynard lumpuh 1 bulan, karna rasa ia sangat membenci ayahnya. Tapi tetap saja walau ingin ayahnya mati, Laskar tetap merawat Reynard hingga sembuh.

"Kayanya lo sibuk banget? Beberapa minggu ini tidak ada kabar?" Tanya Reynard dengan bahasa santainya.

"Mengurus wanita yang lo kasih kemarin."

Reynard terkekeh pelan. Reynard menemukan wanita itu, Rely, dari bawah jembatan, saat ia melewati Rely sangat berani meminta-minta kepadanya, sebenarnya arti dari meminta sangat berbeda bagi Reynard. Langsung saja ia membawa wanita itu kepada anaknya.

Bukankah Reynard baik? Ia memberi rumah yang fasilitas sudah lengkap? Mengapa wanita itu malah kabur menjadi sebuah beban.

Laskar mengikuti arah pandangan Reynard yang memandang bulan sedang tampil cerah. "Apa Mommy disana, Dad?" Tanya Laskar tiba-tiba.

Tidak ada jawaban dari Reynard. Laskar menghela nafas berat, jika memang Mommy-nya sudah tiada, berarti beliau ada di atas sana, menari-nari dengan ribuan bintang.

"Bukan," kata Reynard seakan mengerti apa yang ada di pikiran anaknya. "Istri gue ada di tempat yang gelap, bukan di atas yang di isi ribuan bintang. Dia berada di tempat yang tidak berujung, kosong dan tidak ada siapa-siapa, seperti bola mata milik lo."

-Sequoia-

Setelah pidato sang pemilik acara selesai, mereka berempat duduk di sopa, di meja masing-masing sudah tersedia wine dan vodka, makanan lainnya juga, semuanya di abaikan oleh empat bujang yang sibuk masing-masing.

Laskar sedang mengawasi Sila dari cctv yang tersambung ke HP nya, sedangkan Renzo mengobrol dengan banyak wanita di sana, sudah serasa seperti di bar.

ENERVATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang