Baca chptr 18 terlebih dahulu...
-
Sesaat ruangan hening, lalu terdengar kekehan ganjal dari Laskar. "Di ajarin Viola, hm?" Lelaki itu mengusap rambut Sila pelan.
Sila menggeleng pelan. Dia gemetar ketakutan, sial! Dirinya tak sadar mengucapkan itu, demi apapun. Kini gadis itu hanya bisa menunduk.
Laskar mendekat, sedikut menaiki brankar, lalu berbisik pelan terdengar menakutkan. "Lo rindu gue hukum, hm? Lo bakal dapat hukuman yang tidak akan bisa lo lupakan!"
Sila menggeleng dengan cepat. Gadis ini belum siap mendapat luka baru, karna tubuhnya yang nyaris remuk terjun dari lantai dua, terlebih ia baru beberapa hari bangun dari koma. Apa Laskar tak memiliki perasaan? Atau hal kecil, seperti belas kasihan? Dari apa hati Laskar ini terbuat? Rasanya Sila ingin mati saja.
Laskar mengangkat dagu Sila, dan kini mereka saling menatap. Lelaki itu menatap mata coklat gadis itu dengan dingin. Terlihat kilas balik saat dimana Laskar menemukan Sila. Saat Sila menangis dan sendirian, ketakutan karna gelap, berjalan pincang karna kaki yang patah. Tubuh Laskar tiba-tiba bergetar, lalu semuanya gelap.
Laskar mengerang, ia menarik rambut hitam tebalnya kuat. Sila yang melihat ketakutan. Suara erangan Laskar begitu menggema. "AAAAARRGGHH!" Lalu lelaki itu terkekeh kecil, ekspresi mukanya terlihat seperti anak kecil.
Sila rasanya ingin pergi sekarang juga, saat tiba-tiba Laskar memeluknya dan menenggelamkan wajahnya di perpotongan leher Sila. Lelaki itu menggeram kecil, memeluknya begitu erat. Sepertinya Laskar mabuk.
"Ini hukuman buat lo. Usapin rambut gue!" Laskar berkata tegas. Tapi sialnya kelakuan lelaki itu yang memeluk, dan geraman seperti bocah merajuk. Terlihat menggemaskan sekali, seperti anak kucing yang meminta dimanja.
Iya Aska, ini hukuman paling mengerikan:)
Sila mengusap rambut Laskar pelan, perhatian, dan penuh kehati-hatian. Salah sedikit? Maka singa ini akan mereog lagi, apalagi keadaannya yang sedang mabuk.
"Mau M-mommy ...." Laskar berkata lirih. Ia mengadah, melihat Sila dengan mata hitam yang berkaca-kaca. Astaga, kemana wajah sangar dan khas Bapak-bapak keren itu? Mengapa yang ini begitu menggemaskan juga sedikit mengerikan.
"Lo ... jadi Mommy gue! Gue mau lo! Mau lo!" Laskar mendusel-dusel kepalanya manja di dada Sila. Gadis itu menggigit bibir bawahnya menahan gemas.
Sila memeluk kepala Laskar. Dia menenangkan lelaki yang kini terisak kecil. Laskar terlalu ingin mempunyai seorang Ibu, hingga saat mabuk ia hanya membayangkan seseorang yang ia harapkan selama seumur hidup. Ini pertama kalinya, Laskar terlihat begitu rapuh dihadapannya. Lelaki ini sudah di titik terakhir ia merasa lelah, menyerah, dan tak tau ke siapa ia harus bercerita.
"I-iya, Aska." Sila tersenyum kecil. Adem sekali lihat Laskar seperti ini, tenang, tanpa emosi, kekerasan, dan hukuman sialan yang membuat dia trauma ketakutan.
Sila melupakan semua kejahatan, dan pelecehan yang Laskar lakukan padanya. Untuk hari ini, Sila merasakan perasaan aneh saat berdekatan dengan Laskar. Ada apa dengan dirinya? Mengapa Sila sangat suka keadaan seperti ini.
-sequoia-
Lorenzo memegang kaca yang memantulkan dirinya tengah telanjang dada. Dia mengusap-usap kaca yang terasa dingin. Sesaat di kamar ini begitu hening sebelum tawa menggema kencang yang terdengar menyakitkan berasal dari dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ENERVATE
Teen Fiction17+ kebijakkan pembaca di sarankan. - Gadis ini dijadikan hewan peliharaan, disamakan dengan boneka, disiksa tanpa belaskasihan, diperlakukan jauh dari kata manusia. Sila, yang tidak tahu asal-usulnya dari mana, tidak tahu siapa dirinya, tidak tahu...