6. Satu, kelelahan

4.6K 227 16
                                    

Follow ig gue @ririscorpio_

- Satu, kelelahan

Laskar menarik Sila memasuki satu ruangan yang di hiasi banyak darah, pisau dan alat berbahaya terpajang manis di setiap sudut ruangan.

"Gue nyuruh lo untuk makan di bawah, bitch!" Desis Laskar mengerikan. Mata hitam yang tak berujung menatap Sila begitu tajam, menusuk hingga Sila tidak kuat menatap mata itu yang seakan bisa membunuh dalam sekelebat bayangan.

"GUE GA NYURUH LO UNTUK MASUK KE RUANGAN 5, AH SIALAN!" Laskar berteriak marah. Bayangan Sila yang bertingkah nakal, tertawa tanpa memikirkan aturannya, terlebih dirinya.

Sila bergetar ketakutan, kakinya serasa lemas mendengar bentakan kencang. Tangannya yang dingin dan bergetar menyatukan seakan meminta maaf. "T-tolong, Aska, a-aku minta maaf, hiks," Sila menekan dadanya yang sesak, air mata yang ia tahan sedari tadi meluruh seketika. Tak ada yang menolongnya. Sungguh Sila lelah dengan semuanya.

Laskar menarik kencang rambut coklat Sila hingga menimbulkan rintihan kesakitan. Sudah berapa kali Sila meminta permohonan maaf, tapi tak membuat Laskar berhenti menyiksanya.

Sila di tarik ke sebuah bath up yang berisi es batu. Langsung saja Laskar mendorong Sila kasar. Badannya merespon dingin es batu dengan bergetar kedinginan. Tangannya di rantai agar tidak bisa kemana-mana.

Lalu Laskar hanya tersenyum menakutkan, ia mengelus rambut Sila pelan. "Jangan nakal lagi, baby," bisiknya lirih, tepat di telinganya.

Sila tidak bisa menahan air matanya, sampai kapan Tuhan? Sampai kapan penyiksaan ini berakhir? Oh sungguh ia sudah tidak bisa menahannya lagi.

Sila ingin bebas.

Sila ingin tertawa tanpa beban.

Sila ingin hidup tanpa ada Laskar, kapan doannya terkabul, Tuhan?

Hatinya sakit, Laskar pergi begitu saja meninggalkannya sendiri dengan gelap yang lagi menemani, dengan sepi yang tak terlihat tapi tertawa akan takdirnya yang begini.

Yang Sila bisa hanya menguatkan bahunya yang di pikul dengan beban yang besar. Sampai sini Sila bisa bertahan, entah, entah itu sampai kapan. Entah sampai ia bisa keluar dengan satu keajaiban, atau ia menyerah dengan keadaan yang menyedihkan.

Sila memejamkan matanya, membiarkan tubuhnya yang di rendam es batu tanpa berontak, merasakan darahnya yang seakan membeku dengan cepat. Sila berharap, ia mati sekarang juga.

- Sequoia -

Laskar menggebrakan meja dengan kencang. Dua sahabatnya menoleh dengan wajah yang sulit di tebak.

Georgi melangkah maju lalu meninju wajah Laskar dengan keras. "Berisik." Lalu ia melanjutkan duduknya dengan mengelus bulu kucing kesayangannya.

Laskar tersenyum tipis. "Thanks."

Renzo mengusap dadanya kaget, lalu bingung, mengapa dua temannya begitu aneh? Dari dulu Georgi dan Laskar terlihat tidak akur, tapi begitu dekat dan kompak, soal membunuh mereka nomor satu.

"Ada masalah, Las?" Tanya Renzo santai saat dia sudah menenangkan sisi lainnya yang akan meledak, menghancurkan sahabatnya yang membuat dia kaget dengan tiba-tiba.

"Lo."

"apa?"

"Lo masalahnya, sialan," kata Laskar penuh emosi.

ENERVATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang