"Apa keinginanmu?""Ceraikan dia....."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Hening,
.
.
.
.
.
.
.
Tak ada sepatah katapun terucap dari bibir Yeaji,Hanya diam menatap kosong kedepan
Tanpa ekspresi apapun yang berarti,Tak lagi tersirat tatapan marah atapun emosi lain dari bola matanya
Benar-benar kosong, dingin, sunyi
Kakek menatapnya intens,
Penasaran dengan yang cucu perempuannya pikirkanEntahlah
Entah Dia sedang berpikir,
Atau justru benar-benar membatu,
Tak sanggup tertebak oleh mata elang sang kakekAura diraut wajahnya berubah
Hidup tapi seperti mati,
Beberapa menit berlalu
Seolah saling berlomba untuk bertahan dalam diam.Seperti tersadar secara tiba-tiba oleh suara hatinya,
Nafasnya kembali berhembus kasar
Jantungnya berdetak kencang
Ekspresinya kembali terbaca
Wajahnya memerah menakutkan
'yeaji bertahanlah, bertahan, kau harus bertahan, jangan jatuh, tetap sadar, tak ada yang menyelamatkanmu selain dirimu sendiri sekarang'
Batinnya bersuara mencoba mengetuk ambang pintu pendengarannyaBerdiri terdiam,
Suara nafasnya sangat seru terdengar,Seperti menahan untuk tak menyerang,
Tapi....
Tapi Yeaji tak tahan
Tak peduli siapa lelaki tua didepannya,
Hampir segera melangkah untuk menunjukkan kesakitannya....
Andai ibu tak berdiri di belakang Kakek,
Menggelengkan kepala
Menyadarkannya untuk tak melakukan hal lebih buruk dalam sakit hatinyaBerlari memeluk ibu, kembali menangis sejadi-jadinya seperti saat Ia memeluk Sangmi kala itu
"Ibu, ibu tolong selamatkan aku dari ayahmu, aku tak sanggup lagi menghadapinya, aku tak mau lagi menjadi bonekanya, aku juga manusia sama sepertinya, katakan padanya, tak hanya dia yang bisa merasakan sakit, aku juga bisa, tolong ibu katakan padanya....."
Teriak Yeaji melanjutkan tangisnya,
Ibu tampak menahan tangis untuk tetap menguatkan anaknya,
Menatap Ayahnya yang dengan angkuh tetap menghadap pada posisi duduknya,
Sama sekali tak menoleh kearah mereka,"Atau jika bisa, kembalikan saja aku dalam perutmu ibu, aku tak ingin melihatnya, aku tak mau menjadi cucunya.... Ibu lindungi aku, kumohon, tak ada yang bisa menyelamatkanku selain ibu, aku sudah terlalu lama menahan semuanya, aku tak bisa lagi terus menurutinya, aku juga manusia sama sepertinya ibu...."
Sangat frustasi,
Yeaji tak bisa lagi hidup seperti ini,
Hidup dibawah tekanan yang bertubi-tubi meski anehnya tekanan tersebut tak membuatnya cepat mati,"Ibu, jangan diam saja, aku takut dengannya, aku tak berani dengannya, aku tak tau apalagi yang akan dia lakukan setelah ini, jika ibu tak berani juga, aku akan segera habis ditangannya, kumohon sekali lagi selamatkan aku darinya...."
Mulai melemah dalam permohonannya,
Melepas pelukan Yeaji yang terdengar sangat menderita,Ibu memegang kedua pipinya,
Mengusap airmatanya,
KAMU SEDANG MEMBACA
HATE TO LOSE YOU (SELESAI)
Acak(2006) "Mengapa kau tidak pernah mengakhiri apapun setelah memulai?" Tanya soohyun heran, "Karna aku membenci apapun yang berakhir dengan cepat" Jawab yeaji santai, "Kenapa membenci, bukankah semua yang dimulai akan berakhir?" "Karena menurutku kat...