Taehyung terbangun dan Dia menyadari jika Arin tidak ada di sampingnya.
"Jam satu, kemana Dia?" Monolog Taehyung akhirnya Dia bangun.
Taehyung mengecek kamar mandi dan kosong lalu Dia berjalan keluar kamar, Dia turun ke lantai bawah dan mendapati Arin duduk di kursi meja makan, sendiri.
"Ngapain kamu?" Tanya Taehyung membuat Arin yang sedang melamun sedikit terkejut.
"Oh Pak-emm Mas Taehyung" ucap Arin.
"Saya tanya, kamu ngapain?"
"Bikin susu" ucap Arin menunjuk gelas yang ada di depannya dan masih utuh.
"Ya sudah, setelah itu kembali ke kamar" ucap Taehyung lalu Dia akan melangkah pergi namun Taehyung mengurungkannya dan ikut duduk.
"Saya tungguin" ucap Taehyung dan Arin lalu meminum susu itu.
Karena terburu-buru Arin pun terbatuk membuat Taehyung reflek menghampirinya.
"Pelan-pelan saja" ucap Taehyung yang masih mengusap punggung Arin.
Keadaan cukup awkard sampai akhirnya keduanya masuk ke kamar.
.
.
Taehyung sudah mandi dan masih duduk di tepi ranjang dengan mengangku laptop.
Namun saat Dia akan mengambil gelas di nakas Taehyung tidak sengaja menyenggol gelas itu dan akhirnya tumpah mengenai tangan dan sedikit lengan kemejanya.
"Aishh"
Arin baru keluar dari walk in clothes "Arin, ambilkan handuk kecil" ucap Taehyung.
Arin berjalan ke arah Taehyung dengan handuk kecil di tangannya namun Dia tidak sengaja tersandung membuat Arin jatuh ke arah Taehyung, untung Taehyung langsung menahan bahu Arin supaya tidak menindihnya.
"Maaf, Pak- eh Mas saya-"
Belum juga Arin selesai berucap Dia terpeleset karena tumpahan air di lantai membuatnya benar-benar terjatuh ke arah Taehyung.
Taehyung jatuh kebelakang dengan Arin yang berada di atasnya.
Arin mengedipkan matanya beberapa kali sampai Dia sadar dan ingin bangun namun tangan Taehyung yang ada di pinggangnya malah menahan tubuh Arin supaya tetap dalam posisi.
Arin terkejut saat Taehyung tiba-tiba menggulingkannya membuat Arin berada di bawah Taehyung sekarang.
"Saya mau ke kantor" ucap Taehyung.
"Sa-saya tau"
Taehyung mencoba mendekatkan wajahnya ke wajah Arin namun?
"Dad-DADDYYY" Victor datang.
"Daddy ngapain sih! Kasian Mommy" ucap Victor kerena melihat Taehyung menindih Arin.
"Victor kenapa?" Tanya Tzuyu karena mendengar teriakan Victor.
"Aunty, masa Daddy nindih Mommy kan sakit" ucap Victor membuat Tzuyu menatap kakak dan kakak iparnya.
"Enggak Victor, Mommy gak kenapa-kenapa" Arin.
"Ini masih pagi, gak bisa nanti malam aja?" Goda Tzuyu.
"Victor ada apa?" Taehyung mencoba mengalihkan pembicaraan.
"Oh iya kak, Hari ini jadwal Victor check up" Tzuyu.
"Tapi aunty gak bisa nemenin" Victor.
"Daddy mau kan nganterin Victor Check up sama Mommy" Victor.
"Daddy juga gak bisa. Sama uncle Jimin aja yah?"
"Yahh Daddy"
"Sama Mommy yah? Gak kenapa-kenapa kan?"
"Ya udah, yang penting sama Mommy" ucap Victor akhirnya.
"Ya udah Daddy sama Aunty ke kantor nanti Uncle Jimin ke sini, oke" ucap Taehyung lalu mencium Victor.
"Udah Victor ayo keluar" ucap Tzuyu membawa Keponakannya itu keluar dari kamar Taehyung meninggalkan Taehyung dan Arin.
"Emm Arin" ucap Taehyung membuat Arin menatapnya.
"Ini basah jangan di injak , nanti saya suruh orang untuk membersihkan" ucap Taehyung di angguki oleh Arin.
"Saya pergi, kamu siap-siap buat temenin Victor check up. Nanti Jimin jemput kalian"
"Iya Mas"
Taehyung akhirnya keluar dan membuat Arin akhirnya bisa bernafas lega. Dia harus menetralkan detak jantungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ PAIN
FanfictionRasa sakit yang selalu dia pendam membuatnya menjadi seseorang yang dingin pada siapapun, Seperti ada dinding Es yang menyelimuti hatinya. Sampai ada seseorang yang meruntuhkan Dinding Es itu.