"Dedenya bobo terus?" Tanya Victor berada di gendongan Taehyung sambil melihat sang Adek yang berada di dalam inkubator.
"Dedenya kan masih kecil" Taehyung.
"Victor dulu juga bobo terus?"
"Iya, dulu Victor juga bobo terus" ucap Taehyung mengingat kelahiran Victor dulu. Betapa bahagianya Dia dan Irene namun semua berubah khawatir karena terjadi masalah pada jantung Victor.
Dan sekarang putra keduanya juga harus terlahir prematur dan membuatnya juga merasa khawatir.
"Mommy kapan pulang?" Tanya Victor pada Arin.
"Hmm, Mommy kamu harus nungguin Dede di sini" ucap Oma.
"Kan Dede ikut pulang" ucap Victor.
"Dede harus di rawat dulu sayang, nanti kalo Dede udah gak bobo di Box lagi baru bisa pulang" jelas Arin.
"Yah Mommy" Victor menatap sedih ke arah Mommynya.
"Di rumah kan ada Daddy sama Aunty" Arin.
"Victor kan bisa dateng ke sini sambil check up" Taehyung.
Victor akhirnya pulang bersama Tzuyu, Victor masih harus istirahat di rumah.
Sekarang hanya ada Taehyung dan Arin. Mereka sudah pindah dari kamar rawat sebelumnya karena Taehyung memilih kamar rawat sendiri dan lebih nyaman untuk di tinggali Arin bersama anak mereka.
Bayi kecilnya itu harus menginap di rumah sakit selama 1 bulan sampai Ia bisa benar-benar tidak ketergantungan lagi dengan box inkubator itu.
"Mas, kamu gak akan ngasi Victor ke Kak Jaehyun ataupun Ayah kandungnya kan?" Tanya Arin memecah kesunyian di ruangan itu.
"Dan soal bayi itu, kamu gak akan ngelakuin tes DNA kan Mas? Kamu gak mungkin meragukan putramu kan Mas, Aku bersumpah-"
"Iya, Victor akan terus bersama kita dan Saya meminta maaf soal ucapan saya saat itu. Dia putraku" ucap Taehyung menatap bayi yang masih tertidur di dalam box inkubator.
"Jangan memikirkan apapun lagi, sekarang hanya pikirkan anak kita supaya Ia baik-baik saja dan kita bisa pulang kerumah bersama" ucap Taehyung.
Ia hanya harus mengurus Jaehyun sekarang. Jaehyun benar-benar sudah menghancurkan keluarganya serta membuatnya membahayakan kedua anaknya.
.
.
Sudah 2 Minggu sejak sang bayi lahir. Keadaan berangsur baik, paru-parunya juga sudah menunjukan perkembangannya.
"Dede Jean kenapa nenen terus?" Tanya Victor yang sedang menatap sang Adek dalam pangkuan Mommynya.
"Biar kenyang dan gak rewel" Arin.
"Kenapa gak makan nasi aja kaya Victor" ucap Victor seketika membuat Taehyung tertawa.
"Daddy kenapa tertawa?"
Taehyung yang sedang duduk tidak jauh dari mereka sambil mengerjakan pekerjaannya di laptop teralihkan oleh pertanyaan sang Putra.
"Mas" tegur Arin.
"Dedenya kan belum punya gigi sayang, makannya belum bisa gigit" jelas Arin.
"Oh gitu, nanti kalo udah punya gigi kita makan yupi ya Dede" ucap Victor membuat Arin gemas.
Victor turun dari ranjang mendekati Daddynya, karena posisi ranjang tidur biasa jadi itu tidak terlalu tinggi.
"Daddy" Victor menaiki sofa.
"Iya"
"Kemarin Aunty telfonan sama Om Jungkook, katanya Victor mau di operasi" Ucap Victor membuat Taehyung mengalihkan atensinya pada Victor yang berada di sampingnya.
"Iya, supaya Victor bisa sembuh dan gak perlu minum obat sama check up ke rumah sakit lagi" ucap Taehyung.
"Beneran?" Tanya Victor semangat membuat Taehyung mengangguk sambil tersenyum.
"Victor sayang sama Daddy" ucap Victor memeluk leher Taehyung membuat Taehyung membawanya kedalam pangkuan.
Jungkook sudah memberi tahu Taehyung dan Arin jika Ia sudah bertemu dengan keluarga pasien mati otak yang bisa mendonorkan jantungnya untuk Victor.
Taehyung dan Tzuyu mengakui kehebatan Jungkook. Entah apa yang Jungkook lakukan dan Jungkook ucapkan pada keluarga pasien namun Taehyung sangat berterimakasih. Ia dan Tzuyu sudah mencoba membujuk namun hasilnya nihil dan selalu berakhir makian.
Setidaknya Taehyung hanya tinggal berdoa supaya operasi itu berjalan lancar dan Victor menjadi sehat bisa bermain seperti anak-anak seumurannya.
Untuk Jean, juga Taehyung berharap putranya itu baik-baik saja meskipun terlahir prematur. Dokter memberitau kan kemungkinan-kemungkinan buruk jika bayi terlahir prematur tapi Taehyung yakin Jean akan baik-baik saja.
.
.
Arin terbangun dari tidurnya, Ia tidak menemukan Taehyung dan melihat setangkai bunga di samping ranjangnya.
Meskipun itu bunga tetap saja warnanya itu hitam, hitam bukanlah warna dengan makna yang baik.Siapa yang menaruh bunga Dahlia hitam di atas ranjangnya? Siapa yang sudah masuk kedalam kamar ini?
Arin langsung beranjak menghampiri inkubator Jean dan putranya itu masih tertidur dengan tenang.
Arin menatap bunga itu sebelum akhirnya membuangnya ke dalam tempat sampah.
KAMU SEDANG MEMBACA
✅ PAIN
FanfictionRasa sakit yang selalu dia pendam membuatnya menjadi seseorang yang dingin pada siapapun, Seperti ada dinding Es yang menyelimuti hatinya. Sampai ada seseorang yang meruntuhkan Dinding Es itu.