-8-

6.1K 874 97
                                    

Patah dengan sakit yang berbeda

Tidak butuh lama mengakses ke salah satu apartemen mewah milik putranya, di mana ada seorang wanita yang menempatinya.

Ibu menggeleng kepala, ketika pintu berhasil dibuka tanpa mengetuk terlebih dulu. Semua harta yang dikelola Wira adalah miliknya, selain Ria tidak ada yang berhak memakainya kalau berani maka sanggup dengan resikonya.

"Aku tidak pernah mencaci orang, tapi sekarang ingin sekali mengatakan betapa buruknya rupamu."

Wanita muda yang tidak tahu apa terkejut dengan kedatangan bu Kusuma, ia juga tidak tahu jika wanita itu adalah orang tua Wira. Apa katanya tadi, buruk rupa? Tidakkah terdengar kasar?

"Apa yang dilihatnya darimu, apakah aku harus membuang kornea matanya?"

"Maaf anda siapa?" Aundy bertanya dengan sopan, pintu apartemennya dibobol oleh orang tidak dikenal. Beberapa pria mengenakan penutup wajah mengelilingi wanita tua tersebut.

"Kamu tidak tahu siapa aku?" bu Kusuma tertawa, ia mengambil ponselnya dan memperlihatkan sebuah foto pada Aundy. "Bagaimana dengan ini?"

Wajah Aundy pucat melihat foto tersebut, siapa sebenarnya wanita ini apakah ayah berhutang padanya?

Bu Kusuma tidak punya waktu memperhatikan raut itu, masuk tanpa permisi ia penasaran seperti apa kehidupan mewah yang diberikan Wira untuk wanita itu.

"Semuanya gratis, betapa tidak tahu malu!"

Aundy tidak pernah mendengar kata-kata kasar sebelumnya wajar jika terkejut.

"Apa ini?" Bu Kusuma marah, dengan elegan dia membanting foto tersebut. Ibu kembali berpikir, dari sepuluh hanya dua orang tua yang gagal mendidik anaknya jadi bukankah sebaiknya kaki Aundy yang dipatahkan? Wanita itu yang salah, dia yang harus menerima resiko kan?

"Kamu tahu siapa pria itu?" dengan ujung sepatu ibu menunjuk potret putranya dalam bingkai yang tak lagi utuh.

Aundy meneguk ludah, dia seperti tersadar pada satu hal.

"Sudah pasti kamu tahu semuanya." ibu melemparkan sebuah kertas ucapan selamat yang ditulis tangan oleh Aundy. Dari mana beliau mendapatkan kartu ulang tahun Sam?

"Tapi kamu tidak tahu siapa wanita yang ingin kamu saing?"

Akankah menjadikan kabar mengejutkan yang akan menyeret langkahnya ke lubang nestapa jika nama Ria disebutkan? Tidak, sepertinya wanita murahan ini harus melihat langsung siapa istri putranya. Sayang, sang menantu tidak suka melangkah ketempat hina untuk urusan menjijikkan seperti ini.

"Sudah tahu di mana letak salahmu?"

Itu bukan air mata penyesalan berikut kata-katanya. "Maaf, aku mencintainya. Aku ingin memilikinya."

"Apa?"

Sebuah kayu mengayun dan teriakan kesakitan Aundy menyayat hati. Lututnya dipukul dengan benda keras oleh seorang pria hingga dia tersungkur.

"Sepertinya dia tidak memberitahumu dan kamu masa bodo dengan cintamu?" begitu berani Aundy mengatakan kalimat itu, bu Kusuma murka.

Diamku Di Atas DustamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang