Debaran rasa 11

2.6K 398 18
                                    

Sam tidak akan menceritakan masalah rumah tangganya kepada orang tua, dia akan membenahi sang istri dengan caranya. Oke, sekarang lupakan dulu Nuha. Lenanya tidak boleh berlanjut karena sekarang dia harus ia lebih fokus pada masalahnya dengan Jinan.

Yang harus diusahakan laki-laki itu adalah membuat sang istri mau datang ke rumahnya, selama beberapa bulan menyandang status suami Sam tidak pernah tegas terhadap istrinya. Dia tidak boleh menerima alasan Jinan yang mengatakan tidak ingin mengunjungi orang tuanya.

"Kita pernah membuat kesepakatan tentang kehamilanmu, oke aku tidak akan menggugatnya. Sekarang dengarkan."

"Jangan katakan apapun jika itu menyangkut orang tuamu."

Sam tidak akan mendengar lagi. "Tidak akan ada perceraian di antara kita, itu yang sama-sama kita mau sekarang dengarkan syarat dariku."

Baiklah, Jinan akan mendengarnya.

"Karena tinggal di kota yang sama kita akan mengunjungi orang tua selama satu minggu sekali. Tidak hanya berlaku untuk orang tuaku, tapi juga orang tuamu."

Jinan menggeleng, wanita itu bangun. Ia tidak ingin membahas omong kosong itu, sudah dikatakan dengan jelas pada Sam pernikahan seperti apa yang diinginkan wanita itu.

"Jinan." Sam menyuruh wanita itu berhenti.

"Kita sudah membicarakan hal itu."

"Dengarkan ucapanku atau lupakan kesepakatan." Sam tidak asal bicara. Ia baru mulai melakukan cara tapi langsung dibantah oleh istrinya.

"Jangan mengancamku!"

Yang ingin dilakukan Sam adalah menyelesaikan masalah tanpa diketahui orang tuanya, Sam tidak ingin mama tahu bahwa istrinya tidak menyukai beliau.

"Aku tidak main-main." Sam bukan laki-laki yang tidak bisa diajak kompromi dia juga tidak egois, jika salah Sam siap ditegur.

"Jadi Mas ingin aku hamil?"

"Terserah aku. Kamu sendiri yang tidak mau mendengarku."

Sudah dikatakan Jinan tidak ingin hamil dulu, hubungannya dengan Sam baru dimulai ia belum tahu akan seperti apa rumah tangganya ke depan, cukup dirinya yang jadi korban broken home jangan sampai dirasakan oleh anak-anaknya kelak.

"Mas pernah trauma dengan keadaan rumah tangga orang tua, harusnya itu sudah cukup."

"Itu pemikiranmu." Sam menjadikan masalah sebagai pembelajaran dalam hidupnya. "Kalau trauma aku tidak akan menikah seumur hidup."

"Oke, setidaknya Mas menjauhi orang-orang itu."

"Berhenti menyebut orang tuaku seperti itu." Sam masih ingat saat pertama kali memperkenalkan Jinan pada mama, sedikitpun tidak ada yang mencurigakan dari sikapnya walaupun tidak ramah wanita itu cukup responsif ketika mama mengajaknya bicara.

"Jika kamu masih ingin menjadi istriku, turuti apa kataku."

"Akhirnya aku harus terkekang seperti mamaku dulu?"

Apa? Sam tidak mengekang wanita itu. "Aku menyuruhmu menghargai dan tidak membuat jarak dengan orang tuaku apakah itu disebut mengekang?"

"Iya. Aku tidak bisa terlibat dengan orang-orang seperti itu jadi berhenti menuntutku untuk menjadi seperti yang Mas mau."

Jinan meninggalkan suaminya, bukan kamar wanita itu memilih pergi. Ia tidak ingin mendengar Sam membahas hal itu lagi, menurutnya orang-orang yang bermasalah dalam rumah tangga pernah bercerai meskipun kembali rujuk harus dihindarinya. Kesialan akan menimpa jika dia tetap berhubungan dengan orang-orang itu, terlebih dia membenci pasangan yang tidak bisa menghargai pernikahan apapun alasannya.

Diamku Di Atas DustamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang