Debaran rasa 16

2.9K 442 42
                                    

Sam berjanji tidak akan buru-buru menjalin hubungan selanjutnya setelah perceraiannya dengan Jinan, jadi tidak ada kemajuan pada hubungannya dengan Nuha. Lima bulan sudah pria itu menduda, pekerjaan di kantor dan juga proyek barunya membangun sebuah klinik membuatnya lupa pada status.

Pernah beberapa kali memikirkan Nuha apalagi setelah dia memakaikan kalung untuk gadis itu ditambah dua kali mengirimkan cake namun tidak ada respon dari Nuha, bukan putus asa atau pasrah tapi Sam tidak ingin memaksa.

Mungkin ada alasan kenapa Nuha tidak menanggapi sikapnya sam akan menunggu sampai gadis itu merespons. Sam takut jika memaksa untuk mengejar Nuha malah akan semakin menjauh.

Dengan sang mantan istri pernah beberapa kali Sam berpapasan, mereka tidak pernah lagi menyapa.

"Selamat pagi." Cakra mencium pipi ibunya lalu duduk di bangku bersiap sarapan. "Mas Sam sudah berangkat?"

"Iya, pagi-pagi sekali sudah dijemput sopirnya." Ria yang menjawab.

"Dia bekerja keras." Wira khawatir anaknya kelelahan. "Harusnya aku tidak mengatakan ide tersebut."

"Tidak apa-apa, kita doakan saja proyeknya cepat selesai." Ria menenangkan suaminya.

Sebuah klinik kesehatan yang sedang dibangun oleh putranya, Sam juga akan bekerjasama dengan beberapa dokter handal tanah air.

"Dia sering di jalan, pulang pergi dari kantor ke tempat proyek aku malah khawatir."

"Selama niatnya baik insyaallah semua akan baik-baik saja."

Iya, Wira juga berharap seperti itu.

"Cakra."

"Iya?"

"Kamu pernah menemani Sam ke tempat proyek?"

Cakra mengangguk. "Cuma sekali tapi."

Wira dan Ria paham pekerjaan Cakra juga sangat sibuk.

"Nanti kalau ada waktu aku ke sana Ma."

Sam selalu berangkat pagi-pagi sekali kadang tidak sempat sarapan, dia juga sering pulang malam untuk menyelesaikan pekerjaan umumnya di kantor setelah selesai memantau proyek.

Di tempat proyek Sam mengalami kecelakaan kecil tapi memerlukan penanganan serius, Frans membawanya ke rumah sakit.

Kebetulan Nuha yang bertugas pagi itu di unit gawat darurat, Sam sudah lama tidak melihat gadis itu sekalinya ketemu karena luka di kaki tertusuk paku.

"Apa kabar kamu?"

"Baik."

Selama Nuha membersihkan kakinya Sam memperhatikan, wajahnya ayu kelopak matanya indah bulu matanya juga bagus. Senyumnya terbit kala melihat kalung yang melingkar di leher gadis itu.

"Kamu tidak bertanya kabarku?"

Nuha menjeda sejenak dan menatap laki-laki itu. "Mas apa kabar?"

Ada degup baru yang dirasakan oleh Sam.

"Sekarang tidak baik kamu bisa melihatnya sendiri."

"Akan segera sembuh, tenang saja." lembut suara Nuha, rasa ngilu di telapak kaki Sam perlahan hilang.

Sam tidak memejamkan mata untuk tidur tapi pria itu terlelap dan membuat Nuha bingung.

"Maaf akhir-akhir bapak terlalu lelah. Beliau kurang istirahat."

Nuha mengangguk, pekerjaannya telah selesai dan mengundurkan diri untuk menangani pasien yang lain.

Dia lelah bekerja, tiga kata dari Frans membuatnya berpikir.

Diamku Di Atas DustamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang