Cakra tidak bisa memaksa dan harus menerima keputusan Jinan yang tidak ingin menikah dengannya.
"Aku akan mengurus anak ini."
Cakra keberatan, ia tahu Jinan sangat mampu membesarkan bayi tersebut tapi dia juga ingin mengurus anaknya.
"Pulanglah Dan lanjutkan kehidupanmu."
"Aku punya alasan menetap lebih lama di sini."
"Pikirkan resiko terburuk, mungkin sekarang kamu kurang dewasa karena itu bertindak ceroboh."
Cakra tidak menyalahkan kalimat Jinan. "Aku pernah melakukan kesalahan, sekarang aku tidak ingin menyesal untuk yang kedua kali."
"Aku akan menjaganya dengan baik, kamu tidak percaya ucapanku?"
"Hanya ingin berada di sampingnya apakah salah, aku ingin menyertainya kenapa dipersulit?"
"Karena kamu adik mantan suamiku." dan hubunganku dan orang tuamu tidak baik.
"Aku bisa menutupinya."
"Tidak selama yang kamu inginkan." sejak Cakra datang dan membeberkan fakta Jinan sering bermimpi buruk. "Ada saatnya rahasia yang disimpan diketahui oleh mereka, jadi pikirkan lagi saranku."
"Kamu menyuruhku melupakan semuanya sementara darah dagingku menyatu dengan tubuhmu dengan kata lain kamu ingin membuatku terlihat seperti laki-laki brengsek."
Jinan tidak perlu meminta maaf atas keputusannya, suatu hari nanti Cakra akan menyadari kesalahan ini.
"Itu yang terbaik untukmu."
"Tepatnya untuk kita, bukan untuknya." Cakra tidak menyetujui saran Jinan. "Masa depanku boleh gagal, tidak apa jika aku tidak menemukan tambatan hati tapi aku tidak bisa mengabaikan darah dagingku."
Malaikat tak terlihat itu adalah sosok ayah. Ayah yang tidak pernah memperlihatkan kekhawatirannya tapi terus mengerus roda bumi demi sesuap nasi untuk anak-anaknya, tidak takut bertemankan dingin dan panas atau hujan yang sering diselingi petir agar saat pulang nanti bisa melihat secercah senyum buah hatinya.
"Apakah aku perlu menulis surat pernyataan bahwa aku akan menjaganya dengan segenap jiwa? Bila terjadi sesuatu yang buruk kamu bisa menuntutku."
Cakra menghargai pengorbanan yang dilakukan oleh Jinan dia juga ingin wanita itu menghargainya, setidaknya pada usaha yang dilakukan saat ini.
"Kamu tidak akan melukainya, aku yakin itu. Aku hanya ingin di sini, bersamanya."
"Seandainya wanita itu bukan aku sah-sah saja."
Cakra tidak akan mempertemukan Jinan dengan orang tuanya atau memberitahu keadaan mereka saat ini sebelum dia mengantongi izin dari Jinan, padahal dia sendiri yakin ibunya mungkin akan shock tapi beliau tidak akan menolak Jinan.
Seperti dugaan Jinan jika mereka membahas soal ini maka akan terjadi perdebatan syukur keduanya bisa mengontrol emosi dengan baik.
"Tidak ada yang perlu ditakutkan dari pihakku karena aku tidak memiliki keluarga, khawatirkan saja tentang keluarga besarmu. Ini bukan masalah kecil mulai sekarang aku sudah melihat resiko besarnya."
"Kalau begitu mari hidup bersama tanpa melibatkan keluarga."
Jinan menggeleng. "Entah bagaimana maksud hidup bersama menurutmu yang jelas aku tidak bisa terus berhubungan denganmu."
"Menurutmu aku kurang dewasa, sekarang katakan opsi yang lain. Jangan memintaku untuk meninggalkan anakku."
Kini Jinan melihat perbedaan antara Cakra dan Sam, tentang sebuah prinsip yang memang tidak bisa ditentang meski kedua laki-laki itu lahir dari rahim yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamku Di Atas Dustamu
Romancecerita ini hanya ada di KBMapp dan Wattpad pura-pura tidak tahu dan dituntut diam, Ria melakukannya. ini bukan tingkatan terakhir dalam kesabaran, ia juga tidak sedang menahan diri anggap saja tidak terjadi apa-apa hingga sesuatu yang benar-benar me...