Tak lagi sama seperti dulu iklim Nusantara padahal sudah masuk bulan di akhir tahun namun cuaca panas cukup menyengat, sebagian orang bersukaria namun tidak sedikit mengeluh perbedaan pancaroba di penghujung tahun.
Namun bagi pebisnis hal itu tidak begitu penting karena mereka tidak bergelut di lapangan, atap gedung pencakar langit melindungi mereka dari sengatan panas matahari ruangan-ruangan mereka juga disediakan pendingin.
Di sebuah kafe Cakra sedang bersama seorang wanita, bukan pilihan orang tua melainkan kakaknya. Yang diketahui oleh Sam adiknya telah lama menjomblo jadi tidak salahnya perkenalan dengan wanita dan ia sendiri yang memilih wanita untuk dikenalkan pada Cakra.
"Sepertinya anda tidak senang dengan pertemuan ini."
Cakra minta maaf. "Akhir-akhir ini terlalu sibuk, tiada hari tanpa memikirkan pekerjaan."
Wanita yang bernama lengkap Rhea Sandra tidak perlu menatap lebih dalam karena dengan melihat sekilas saja dia sudah mengetahui ada yang mengganggu pikiran Cakra, tapi dia tidak yakin saat laki-laki itu mengatakan soal pekerjaan.
"Mungkin sama seperti anda, aku ingin bertemu karena menghargai Sam dan Nuha. Ada pasti sudah mendengar kalau aku berteman baik dengan mereka sejak satu tahun belakangan ini."
Ini pertemuan pertama dan sudah berlangsung selama 20 menit, Cakra tidak menanyakan hal pribadi tentang wanita itu, cukup identitas sewajarnya karena untuk kelanjutannya belum dipikirkan.
"Berkenalan denganmu tujuanku tidak semata untuk menikah, karena perkara jodoh tidak ada yang tahu. Bagiku lebih baik berteman dulu kalau memang kita nyaman."
Cakra tidak masalah berteman dengan siapapun, selama ini dia memiliki banyak teman baik dari laki-laki maupun wanita dan seperti kata wanita itu ia juga tidak melakukan pertemuan ini karena berharap berjodoh dengan Rhea, sama sepertinya bertemu dengan Rhea juga karena menghargai kakaknya.
"Karena aku duluan yang mengajakmu berteman sekarang aku ingin bertanya lebih dulu, boleh?"
Cakra mengangguk.
"Yang kutahu dari Sam anda tidak pernah berhubungan dengan wanita, apakah itu benar?"
"Salah."
Rhea sudah menduga. "Artinya anda menyembunyikan hubungan dengan seseorang dari keluarga?" lalu Rhea berdeham dan melengkapi maksud pertanyaannya. "Mungkin terdengar berlebihan, tapi setelah mendengar jawabanmu aku bisa melihat arah pertemuan ini."
Cakra memaklumi. "Menyembunyikan hubungan mungkin terdengar aneh, aku hanya belum sempat memperkenalkannya pada keluarga. Sekarang aku kehilangan kontaknya dan sampai sekarang masih mencari." ia tidak perlu mengatakan bahwa masih mengharap kembali bertemu dengan Jinan juga anaknya.
"Syukurlah aku mendengar darimu langsung." Rhea sosok wanita dewasa yang bisa mengimbangi lawan bicaranya. Ia tidak akan bertanya lebih lanjut lagi karena tahu bahwa hati laki-laki itu masih menyimpan nama wanita lain.
"Aku juga pernah memiliki hubungan dengan seorang laki-laki, tapi karena terhalang restu kami memilih berpisah dengan baik."
Restu, hal itu yang dikhawatirkan dari hubungannya dengan Jinan dan perkara itu juga yang membuat Jinan pergi.
"Berbeda keyakinan atau?" Cakra tergelitik ingin tahu.
"Orang tuanya tidak menyukaiku karena terlalu mandiri, padahal orang tua kami memiliki hubungan baik."
Masih ada pemikiran seperti itu, setiap orang tua memiliki cara pandang berbeda terhadap calon pasangan anaknya. Cakra tidak tahu apakah orang tuanya juga memiliki pemikiran yang sama seperti itu?
"Kami menjalani hubungan diam-diam, sekitar 5 tahun mungkin. Sayangnya, saat aku di bawah bertemu dengan keluarganya mereka langsung menentang."
Lima tahun bukan waktu yang singkat mereka sudah menghabiskan waktu sebanyak itu, walaupun tidak berlaku untuk semua pasangan namun hubungan antara jaring selama 5 tahun bisa saja lebih kuat ketika sudah disahkan.
"Sekarang dia sudah menikah, jadi bisa dikatakan aku ditinggal nikah." lalu Rhea tertawa. "Mau sakit hati percuma, karena ini menyangkut restu kalau dipaksakan yang ada kami tidak bahagia."
Pemikiran yang sangat bijaksana sayangnya Cakra tidak sekata. "Ketika mereka menentang apa yang kamu lakukan?"
"Mundur, karena sebagai wanita aku punya harga diri dan selama lima tahun berhubungan dengan putranya aku menjaga diri dengan baik."
Jawaban yang menyentuh namun sekali lagi Cakra tidak setuju.
"Berarti hanya sampai di sana, kalian mengorbankan waktu 5 tahun. Kenapa tidak berpikir untuk berani maju dan membuat orang tua mengerti?"
"Sebenarnya dari aku. 5 tahun ini aku sudah berusaha mengerti dan menerima putra mereka apa adanya begitupun sebaliknya, aku merasa sudah cukup dengan perjuanganku."
Jadi mereka sudah saling menerima dan tidak apa-apa dengan waktu yang telah dihabiskan selama 5 tahun. "Speechless dengan keputusan kalian."
"Dan anda, kenapa sampai kehilangan kontaknya?"
"Karena satu kesalahpahaman."
"Jadi sudah berapa lama?"
"Tiga tahun lebih."
"Wow." dan Rhea sama speechless dengan Cakra. "Kamu tipikal laki-laki setia."
"Amiin." Cakra hanya akan setia pada seorang wanita, tidak apa-apa jika harus menunggu sampai rambutnya memutih.
Rhea tergelak. Ini pertama kalinya dia bertemu dengan pria yang menjunjung tinggi perasaan, sementara sudah ditinggal selama 3 tahun oleh si wanita. "Aku penasaran wanita seperti apa yang membuatmu bertahan sampai sekarang."
"Dia istimewa, saking istimewanya aku harus berpikir 100 kali untuk mengenalkannya pada keluarga."
Sementara Cakra berbicara dengan Rhea mengenai wanita yang masih membuat jantungnya berdebar, di sebuah tempat sang bunda terduduk tak berdaya saat mengetahui sebuah fakta.
Ria tidak ingin mempercayai tapi orang yang ditugaskan untuk mencari tahu segala sesuatu tentang wanita yang sampai saat ini membuat putranya galau memberikan beberapa foto untuknya. Ria tidak perlu mengirimkan sampel DNA untuk mencari kebenaran karena dari wajah gadis kecil itu dia tahu siapa ayah kandungnya.
Sulit dipercaya, telinga dan kepalanya berdengung dengan dahsyat. Siapa yang bisa disalahkan untuk hubungan yang terlanjur terjadi antara Cakra dan mantan menantunya?
"Menurut sumber terpercaya, dia sengaja pergi karena tidak ingin menghancurkan masa depan pak Cakra. Sepertinya wanita itu sudah membuat keputusan yang benar."
Iya, mungkin di mata orang-orang keputusan yang dibuat oleh Jinan sudahlah tepat tapi menurut Ria mantan istri putra pertamanya itu tidaklah benar karena harus menanggung resiko sebesar ini. Mengandung dan melahirkan hingga membesarkannya seorang diri bukanlah tugas yang mudah tapi dia bisa melakukan dalam waktu tiga tahun.
"Jangan sampai Bapak dan anak-anak tahu kabar ini, aku akan terbang ke sana."
Ria ingin menemui Jinan secara langsung, ia ingin bertanya hal apa yang ditakuti oleh wanita itu hingga berani mengambil keputusan beresiko ini?
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Diamku Di Atas Dustamu
Romancecerita ini hanya ada di KBMapp dan Wattpad pura-pura tidak tahu dan dituntut diam, Ria melakukannya. ini bukan tingkatan terakhir dalam kesabaran, ia juga tidak sedang menahan diri anggap saja tidak terjadi apa-apa hingga sesuatu yang benar-benar me...